Demo 2 Desember Dilarang Kapolri, Terdeteksi Rencana Makar

Indonesia Security Leaders Say Rally May be Treason Guise

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Demo 2 Desember Dilarang Kapolri, Terdeteksi Rencana Makar
Demo 4 November 2016 yang berakhir dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan di depan Istana Negara (Foto: MailOnline)

POLRI dan TNI mengatakan pada Senin bahwa mereka meyakini unjuk rasa yang direncanakan oleh Muslim garis keras bulan depan di Jakarta hanyalah kedok dan diduga berniat makar dan memberi peringatan keras pada pihak-pihak berniat menggerakkan massa.

Unjuk rasa yang direncanakan berlangsung pada 2 Desember untuk menuntut penangkapan Gubernur Jakarta non aktif dari keturunan China, Basuki Tjahaja Purnama, akrab dipanggil Ahok, yang sedang diselidiki atas dugaan penistaan agama setelah ia berbicara tentang ayat Al Quran yang melarang umat Islam memilih pemimpin dari warga non Muslim.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan pada konferensi pers bersama mereka telah menerima informasi kredibel tentang kemungkinan upaya makar di balik unjuk rasa tersebut.

"Kita tahu bahwa mereka telah mengadakan beberapa pertemuan di mana mereka berencana untuk memobilisasi orang untuk menguasai gedung DPR," kata Tito Karnavian.

Gedung DPR diduduki oleh ribuan mahasiswa selama protes massal pada 1998 yang mengakibatkan jatuhnya Presiden Soeharto.

Karnavian mengatakan upaya untuk mencoba menduduki gedung parlemen bisa dipandang sebagai langkah untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Ahok adalah mantan wakil gubernur sebelum Jokowi terpilih menjadi Presiden RI dan tuduhan penghujatan terhadap gubernur memicu penolakan dan perlawanan dari lawan-lawan politik mereka.

Front Pembela Islam, menuntut penangkapan Ahok setelah beredar video melalui media sosial yang menudingnya melakukan penistaan agama.

Nurmantyo mengingatkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengemukakan pendapat, "jika ternyata menjadi upaya makar, maka itu akan menjadi tugas polisi dan TNI untuk mengatasinya."

"Mereka yang mencoba untuk menghancurkan negara ini bukanlah umat beragama," kata Nurmantyo. "Saya yakin itu, dan mereka akan berhadapan dengan militer dan polisi Indonesia bersama dengan seluruh rakyat Indonesia."

Pada unjuk rasa sebelumnya terhadap Ahok, satu orang tewas dan puluhan luka-luka ketika polisi menembakkan tabung gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa yang berniat melakukan tindakan anarkis.

Ahok adalah gubernur pertama DKI Jakarta dari non Muslim selama 50 tahun terakhir dan etnis keturunan China pertama yang memimpin kota yang merupakan salah satu kota terbesar di dunia seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.

INDONESIAN authorities said Monday they believe a protest planned by Muslim hard-liners next month in the capital may be a guise for treason and are warning the organizers against holding the rally.

The protest planned for Dec. 2 is to demand the arrest of Jakarta's minority-Chinese governor, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, who is being investigated for alleged blasphemy after he spoke about a passage in the Quran that prohibits Muslims from electing non-Muslims as leaders.

National police chief Gen. Tito Karnavian and military chief Gen. Gatot Nurmantyo said at a joint news conference they have received credible information about the possibility of treason behind the planned rally.

"We know that they have held several meetings where they plan to mobilize people to occupy the Parliament building," Karnavian said.

The Parliament building was occupied by thousands of students during the mass protests in 1998 that caused dictator Suharto to step down.

Karnavian said an attempt to try to occupy the building again could be seen as a move to topple President Joko "Jokowi" Widodo's administration.

Ahok is a Jokowi ally and the accusation of blasphemy against the governor has galvanized their political opponents and given a notorious group of hard-liners a national stage.

The Islamic Defenders Front, a vigilante group that wants to impose Shariah law in the secular nation, is demanding Ahok's arrest after a video circulated online of his remarks.

Nurmantyo reminded that while people have the right to protest, "if turns to be treason, then it will be the task of police and army to deal with."

"Those who try to destroy this state are not religious persons," Nurmantyo said. "I am sure that, and they would be dealing with the Indonesian military and police along with all Indonesian communities."

At an earlier protest against Ahok, one person was killed and dozens were injured as police fired tear gas canister to disperse the crowd.

Ahok is first Christian governor of Jakarta in half a century and the first ethnic Chinese to run the city that is one of the world's largest urban areas. He has said he will run for a second term in February.