Keberpihakan pada Koperasi, Askopindo Harapkan Perhatian Pemerintah

Indonesian Cooperative Association Expects Policy Support of the Government

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Keberpihakan pada Koperasi, Askopindo Harapkan Perhatian Pemerintah
PENGURUS ASKOPINDO: Menkop UKM Teten Masduki [berdiri, batik coklat] bersama Ketua Umum Askopindo, Sahala Pangabean dan Deputi Pengawasan Suparno [berdiri, ke-5 kiri] dan para pengurus Askopindo [Foto: Humas Kemenkop UKM]

Jakarta [B2B] - Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia [Askopindo] berharap kepada Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UKM dari Kabinet Indonesia Maju mendukung koperasi lebih maju melalui keberpihakan pemerintah terhadap koperasi, sesuai amanah UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 bahwa 'koperasi merupakan badan usaha yang tepat dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan. Askopindo harapkan Revisi UU Koperasi No 25/1992 mendukung pengembangan koperasi, karena UU tersebut tidak lagi relevan mendukung kemajuan koperasi.

Harapan tersebut dikemukakan Ketua Umum Askopindo, Sahala Pangabean didampingi pengurus Askopindo pada pertemuan dengan Menkop dan UKM Teten Masduki yang didampingi Deputi Pengawasan Suparno di Jakarta, Senin [28/10].

“Koperasi menjadi salah satu pilar ekonomi bangsa. Kami ingin sekali, koperasi tak lagi dipandang sebelah mata. Koperasi bisa menjadi salah satu badan usaha yang banyak digunakan oleh para pelaku usaha," kata Sahala Pangabean.

Menurutnya, UUD 1945 menegaskan bahwa koperasi merupakan badan usaha ideal di Indonesia, untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan, sementara UU Koperasi No 25/1992 sudah tidak relevan sehingga revisi undang-undang tersebut diharapkan mendukung pengembangan koperasi.

Askopindo juga menilai selama ini pemerintah kurang memberdayakan keberadaan koperasi seperti halnya di negara maju misalnya Amerika Serikat, Jepang, Belanda dan Australia, keberadaan koperasinya justru diproteksi oleh pemerintahnya.

“Kami berharap, revisi UU nanti harus ada perlindungan bagi koperasi. Sistem ekonomi saat ini sudah neolib kapitalis, di mana yang kuat yang bertahan. Kalau dihadapkan dengan koperasi mana bisa?” keluhnya.

Askopindo ingin, koperasi bisa survive dan diberikan kesempatan yang selebar-lebarnya. Untuk bisa kuat dan maju, saat ini pun koperasi sudah banyak melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.

 Apalagi di era 4.0 sudah banyak koperasi yang mengadopsi teknologi. Banyak startup yang menjalankan sistem koperasi, hal ini diharapkan semakin menumbuhkan semangat koperasi di kalangan generasi milenial.

Komitmen Pemerintah
Menkop UKM Teten Masduki menyatakan terima kasih atas masukan dari pelaku koperasi yang berhimpun di Askopindo, dan menyatakan tengah mempelajari aneka input dari pihak-pihak terkait di sektor koperasi dan UKM setelah pekan lalu dilantik oleh Presiden Jokowi menggantikan AAGN Puspayoga.

“Kami terima usulan maupun gagasan dari berbagai pihak termasuk Askopindo. Tentunya ini demi berkembangnya koperasi dan UKM sebagaimana arahan Presiden Jokowi kemarin,” kata Teten.

Menkop dan UKM mengatakan saat ini, koperasi ditantang untuk lebih berperan, terutama ditengah ekspor yang menurun hingga gejolak ekomomi yang belum stabil. Menurutnya, inilah momentum bagi koperasi dan UKM untuk lebih cepat bertumbuh.

“Pembiayaan saat ini masih jadi kendala, makanya koperasi jangan melakukan bisnis as usuall lagi, harus gerak cepat dan buat gebrakan, supaya koeprasi dan UKM ini naik kelas. Bahkan produknya bisa terus bersaing dengan produk luar negeri,” ujarnya.

Di tengah defisit neraca berjalan yang cukup berat, harapannya, lanjut Teten, koperasi diharapkan mulai bisa go internasional. Jangan hanya bermain dipasar domestik.

Koperasi juga diharapkan bisa berkolaborasi dengan perusahaan besar. “Koperasi kecil kalau sendiri-sendiri bagaimana bisa melawan perusahaan besar. Harus ada kluster dan modernisasi."

Ia juga menyambut baik pihak Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bersama-sama ikut men-support pembiayaan bagi UKM. Setidaknya, dari sisi regulasi sudah ada komitmen yang jelas.

“Kami bicara dengan OJK terkait pembiayaam koperasi dan UKM, bagaimana pembiayaan di sektor ini bukan lagi skala recehan, tapi skala yang besar supaya KUR dan LPBD bisa terserap banyak. Harus ada skema,” tuturnya.

Teten menjanjikan, di masa kepemimpinannya, ia ingin bergerak cepat. “Tak usah kita membuat hal yang besar, minimal 2 persennya dari permasalahan yang ada kita bisa selesaikan dulu. Saya ingin buat dari kecil ini berdampak besar."

Deputi Pengawasan Kemenkop dan UKM Suparno menambahkan, keberadaan koperasi saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Adanya program Reformasi Total Koperasi turut berperan menciptakan koperasi berkualitas.

“Pengawasan terhadap koperasi guna menciptakan pengelolaan koperasi yang sesuai dengan jati diri koperasi. Sinergi antara pengawas koperasi di daerah dan pusat menjadi salah satu hal yang mutlak untuk meningkatkan kualitas koperasi,” pungkasnya.

Jakarta [B2B] - Indonesian Savings and Credit Cooperative Association [Askopindo] expect the support of Cooperatives and SMEs Minister Teten Masduki support the development of cooperatives through the government´s support for cooperatives as mandated by the 1945 Constitution.