BMKG Prakirakan Puncak Musim Hujan Januari - Februari 2017

Indonesia Peak Rainy Season Expected in January and February 2017

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


BMKG Prakirakan Puncak Musim Hujan Januari - Februari 2017
Foto: istimewa

Jakarta (B2B) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan akan jatuh pada Januari - Februari 2017.

"Puncak musim hujan Januari dan Februari, terutama di Jakarta," kata Kepala BMKG, Andi Eka Sakya di Jakarta, belum lama ini.

Musim hujan tahun ini dapat dikatakan 50 persen normal, namun karena dipengaruhi beberapa faktor regional antara lain Dipole Mode (penambahan massa uap air dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian Barat) terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Selain itu juga dipengaruhi dengan La Nina, kondisi dimana suhu permukaan air laut di kawasan Timur Ekuador atau di Samudera Pasifik mengalami penurunan meski dampaknya tidak intens. Di samping itu, pengaruh suhu muka laut yang masih panas menyebabkan massa uap air sangat tinggi.

"Berbanding dengan itu ada pergerakan monsun, berupa angin yang berhembus secara periodik, minimal tiga bulan dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan, kemudian juga ada badai tropis dan tekanan rendah yang terjadi di regional," paparnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Mulyono R Prabowo menambahkan, kecenderungan musim penghujan kali ini durasi hujan diperkirakan akan panjang.

Intensitasnya mungkin tidak seperti beberapa waktu lalu, tapi karena durasi yang panjang memasuki musim hujan akan memicu akumulasi hujan yang turun dan kecenderungan tanah juga jenuh sehingga tidak semua air tertampung.

Dia mengimbau kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap kemungkinan bencana alam tersebut sehingga dapat mengurangi korban jiwa.

Jakarta (B2B) - Indonesia's Meteorological, Climatology, and Geophysics Agency estimates the rainy season to peak in January and February 2017.

"The rainy season will peak in January and February, particularly for Jakarta," BMKG Chief Andi Eka Sakya said here.

This year, rainfall has been 50 percent normal, however, because of natural phenomena such as Dipole Mode and La Nina, the country has been experiencing high intensity rainfall.

"Besides, there is monsoon (a seasonal reversing wind accompanied by corresponding changes in precipitation), and there is also a tropical cyclone and low pressure in the region," he noted.

The peak rainy season in January and February 2017 is forecast to be less wet than that in early 2016, BMKG Deputy in Charge of Meteorology Yunus Swarinoto said.

However, it has tended to be of a longer duration, according to Mulyono R Prabowo, head of the Public Meteorology Center of BMKG.

The intensity might be less than the previous year, but the duration is expected to be longer, and this could trigger hydro-meteorological disasters such as landslide and flooding, he said.

Therefore, the agency has urged people living in disaster-prone areas to remain vigilant in order to mitigate disaster and prevent casualties.