`Orang Kuat Indonesia` Pilih Buron Ketimbang Dijaring KPK, Tulis Media Asing

Top Indonesia Official Escapes Arrest by Anti-graft Police

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


`Orang Kuat Indonesia` Pilih Buron Ketimbang Dijaring KPK, Tulis Media Asing
Ketua DPR RI Setya Novanto (Foto: Associated Press/MailOnline)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan pada Kamis bahwa Ketua DPR yang menghilang akan dinyatakan sebagai buronan jika yang bersangkutan tidak menyerahkan diri setelah diduga terlibat korupsi yang merugikan negara hingga Rp2,3 triliun.

TV lokal melaporkan bahwa petugas KPK didukung satuan Brimob mendatangi rumah Ketua DPR Setya Novanto pada Rabu malam dalam upayanya melakukan pemanggilan paksa dan hanya bertemu dengan istri dan pengacaranya.

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan tim penegak hukumnya masih mencari Setya Novanto, yang pernah dipuji oleh Presiden Donald Trump sebagai salah satu 'orang kuat' di Indonesia.

"Kami mendesaknya untuk menyerah," kata Febri dalam pesan teks. "Kami akan mempertimbangkan untuk menyatakan Setya Novanto sebagai buronan jika dia tidak kooperatif."

KPK menduga bahwa korupsi KTP elektronik (e-KTP) melibatkan jaringan sekitar 80 orang, sebagian besar pejabat dan anggota DPR, dan beberapa perusahaan dalam pengadaan e-KTP pada 2011 dan 2012 dan sekitar sepertiga anggaran pengadaan telah dikorupsi.

Setya Novanto, yang juga Ketua Umum Partai Golkar, yang merupakan partai koalisi pendukung pemerintah, telah menyanggah terlibat korupsi.

Setnov yang mengaku sebagai Donald Trump, tampil mengejutkan pada konferensi pres kandidat Presiden AS di New York pada September 2015 bersama anggota DPR Fadli Zon. Trump memperkenalkan Setnov
Seorang pengagum Trump, Novanto tampil tak terduga pada sebuah konferensi berita Trump di Trump Tower di New York pada bulan September 2015 bersama dengan anggota parlemen Indonesia lainnya, Fadli Zon. Saat itu, Setnov diperkenalkan oleh Trump sebagai salah satu orang kuat di Indonesia yang akan mendukung kebijakan AS seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.

INDONESIA'S anti-graft commission said Thursday it will declare the speaker of parliament a fugitive if he doesn't turn himself in after being accused of involvement in the theft of $170 million of public funds.

Local TV reported that Corruption Eradication Commission officials and paramilitary police went to Setya Novanto's home late Wednesday night in a failed bid to arrest him and were met instead by his wife and lawyer.

Commission spokesman Febri Diansyah said its law enforcement team is still searching for Novanto, who was once hailed by President Donald Trump as one of Indonesia's most powerful men.

"We urge him to surrender," Diansyah said in a text message to The Associated Press. "We'll consider declaring him a fugitive if he is uncooperative."

Anti-corruption police allege that a network of about 80 people, mostly officials and legislators, and several companies used the introduction of a $440 million electronic identity card system in 2011 and 2012 to steal more than a third of the funds.

Novanto, also chairman of the Golkar party, which is part of Indonesia's governing coalition, has denied any wrongdoing.

A Trump admirer, Novanto made an unexpected appearance at a Trump news conference at Trump Tower in New York in September 2015 along with another Indonesian lawmaker, Fadli Zon. Novanto was introduced by Trump as one of Indonesia's most powerful men who would do great things for the U.S.