Jutaan Jemaah Haji Wukuf di Padang Arafah

Hajj Pilgrimage Reaches High Point, a Year after Deadly Stampede

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Jutaan Jemaah Haji Wukuf di Padang Arafah
Foto: MailOnline

WUKUF menjadi puncak dari ibadah haji pada Minggu ketika umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Padang Arafah di Arab Saudi, setahun setelah tragedi terburuk dalam sejarah haji.

Lebih dari 1,8 juta jemaah haji berkumpul mulai dari tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan terbenamnya matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah yang dikenal sebagai Gunung Arafah, berjarak sekitar 15 km dari kota suci Mekkah.

Dalam rangkaian rukun ibadah haji, wukuf di padang Arafah merupakan ritual wajib dilakukan bagi setiap jamaah haji. Sebab tidak sah ibadah haji apabila rukun haji ini tidak dilakukan. Dalam kondisi apapun mesti dilakukan, apabila sakit maka harus melakukan safari wukuf, bahkan apabila meninggal dunia sebelum wukuf harus dibadal-hajikan.

Mereka akan menghabiskan hari yang paling penting dari ibadah haji untuk berdoa dan membaca Al-Quran.

Arafat adalah situs di mana Muslim percaya Nabi Muhammad memberi khotbah terakhirnya sekitar 14 abad yang lalu setelah memimpin para pengikutnya menunaikan ibadah haji.

Pemerintah Arab Saudi mengerahkan 18.000 bus untuk mengangkut jemaah haji. Jemaah lainnya datang menggunakan kendaraan khusus buatan China yang menghubungkan tempat-tempat suci di sekitar Mekkah.

Di bawah payung warna-warni untuk melindungi kepala dari panas matahari, massa rakyat bergerak melalui jalan-jalan sekitarnya luas yang ditutup untuk lalu lintas.

"Ini adalah saat yang paling indah dalam hidup saya," kata Ahmed Salman, seorang akuntan asal Mesir.

"Saya berada di tempat yang paling indah di dunia, di mana lebih dari satu miliar umat Islam di seluruh dunia ingin menunaikan ibadah haji di sini."

Di sekelilingnya, puluhan jemaah haji meneriakkan sebuah mantra haji tradisional, "Tuhan, inilah aku."

Peziarah datang dari setiap sudut dunia, tetapi Indonesia - negara Muslim yang paling padat penduduknya - merupakan jemaah haji terbanyak, seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

THE ANNUAL hajj reached its high point on Sunday when Muslims from across the world converged on a stoney hill in Saudi Arabia, a year after the worst tragedy in the pilgrimage´s history.

More than 1.8 million gathered from sunrise at the hill and a vast surrounding plain known as Mount Arafat, about 15 kilometres (nine miles) from Mecca.

Against a backdrop of distant, higher peaks, they squatted, stood, or climbed steps built into the hill while reciting ritual incantations.

They will spend the most important day of the hajj in prayer and reading from the Koran.

Arafat is the site where Muslims believe the Prophet Mohammed gave his last sermon about 14 centuries ago after leading his followers on the pilgrimage.

A non-stop flow disembarked from 18,000 buses which authorities have mobilised. Others came on a Chinese-built yellow and green train which connects the holy sites.

Under multicoloured parasols to protect against the burning sun, the mass of people moved through broad surrounding streets which are closed to traffic.

"It´s the most beautiful moment of my life," a smiling Ahmed Salman, an Egyptian accountant, said.

"I am in the most beautiful place in the world, where more than one billion Muslims around the world dream of being."

Around him, dozens of pilgrims chanted a traditional hajj incantation, "God, here I am."

Pilgrims come from every corner of the globe, but Indonesia -- the most populous Muslim nation -- has the largest contingent.