Drummer Seventeen Hilang, Ini Kisah Lengkapnya dari TKP Tsunami Banten

Crowd Screams as Indonesian Rock Band Swept Away by Tsunami

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Drummer Seventeen Hilang, Ini Kisah Lengkapnya dari TKP Tsunami Banten
Foto: Reuters

PENONTON berteriak ketakutan ketika gelombang tsunami menghantam konser di tepi pantai, akibatnya para pemain band berhamburan dari panggung yang ambruk, seperti terekam pada video yang viral pada Minggu.

Sekitar 200 karyawan Perusahaan Listrik Negara (PLN) beserta keluarganya berkumpul di tepi pantai Tanjung Lesung untuk mengikuti gathering akhir tahun ketika dihantam tsunami pada Sabtu malam.

Cuplikan video yang viral di media sosial memperlihatkan para pengunjung pesta menikmati musik dan kemudian berteriak ketika ombak menabrak panggung dan anggota band tersapu. Reuters tidak dapat segera memverifikasi video.

"Di dalam air saya hanya bisa berdoa ´Ya Tuhan tolong saya!´," kata Zack, kru band rock Seventeen, dalam unggahannya di Instagram yang menggambarkan bagaimana ia berjuang di air.

"Pada detik-detik terakhir saya hampir kehabisan napas," katanya, seraya menambahkan bahwa ia selamat dengan berpegangan pada bagian panggung yang runtuh.

Setidaknya 168 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat tsunami, yang dipicu oleh tanah longsor di bawah air setelah letusan gunung berapi Anak Krakatau, dan jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat.

Di antara yang tewas adalah empat anggota band Seventeen yakni M Awal "Bani" Purbani, road manager Oki Wijaya, gitaris Herman Sikumbang dan anggota kru Ujang, kata band tersebut.

Drummer band masih hilang.

"Kami kehilangan Bani dan manajer kami Oki," kata vokalis Riefian "Ifan" Fajarsyah kepada followers dalam sebuah pesan video yang direkam sambil berlinangan air mata di akun Instagram-nya.

Pada konferensi pers, PLN mengatakan 29 karyawan berikut keluarganya tewas dan 13 hilang.

Korban dirawat di klinik tetapi tidak bisa kembali ke Jakarta karena akses jalan diblokir, Yulia Dian, seorang manajer band di Jakarta, mengatakan kepada Reuters melalui telepon.

"Kami terkejut karena banyak orang yang pergi ke sana membawa keluarga mereka," kata Dian, mencatat bahwa band itu akan kembali ke Jakarta pada Minggu seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.

"Mereka berbagi cerita bahwa mereka bersenang-senang di pantai dan kami tidak menyangka ini terjadi."

PARTYGOERS screamed as tsunami waves smashed into a beachside concert in Indonesia, sending band members tumbling off a collapsing stage, dramatic video footage showed on Sunday.

Some 200 employees of state electricity utility Perusahaan Listrik Negara (PLN) and family members had gathered at the Tanjung Lesung beach for an end-of-year party when the tsunami struck on Saturday night.

Video footage shared on social media showed partygoers enjoying the music and then screaming as the waves crashed into the stage and band members were swept away. Reuters was not able to immediately verify the video.

"Underwater I could only pray ´Jesus Christ help!´," Zack, a crew member of the rock band Seventeen, said in an Instagram post describing how he struggled in the water.

"In the final seconds I almost ran out of breath," he said, adding he survived by clinging to part of the collapsed stage.

At least 168 people were killed and hundreds injured by the tsunami, triggered by an underwater landslide after the eruption of the Anak Krakatau volcano, and the death toll is expected to climb.

Among the dead were four members of Seventeen - bassist M. Awal "Bani" Purbani, road manager Oki Wijaya, guitarist Herman Sikumbang and crew member Ujang, the band said.

The band´s drummer was missing.

"Lost Bani and our road manager Oki," lead singer Riefian "Ifan" Fajarsyah told followers in a tearful recorded video message on his Instagram account.

At a news conference, PLN said 29 employees and relatives had died and 13 were missing.

Survivors were treated at clinics but could not return to Jakarta because road access was blocked, Yulia Dian, a manager for the band in Jakarta, told Reuters by telephone.

"We were shocked because a lot of the people who went there took their families," Dian said, noting the band had been due to return to Jakarta on Sunday.

"They´d been sharing stories they were having fun at the beach and we didn´t expect this."