Presiden Jokowi Instruksikan Peningkatan Pengamanan Pejabat Tinggi

Indonesia Leader Orders Beefed-up Security after IS-linked Attack

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Presiden Jokowi Instruksikan Peningkatan Pengamanan Pejabat Tinggi
Foto: AFP/MailOnline

PRESIDEN RI Joko Widodo pada Jumat menginstruksikan peningkatan keamanan setelah dua terduga teroris dari kelompok teror terkait ISIS  menyerang Menko Polhukam Wiranto, dan saat ini tengah menjalani pemulihan setelah menjalani operasi.

Polri memburu tersangka lain setelah upaya pembunuhan terhadap Wiranto, mantan Menhankam/ Pangab era Soeharto berusia 72 tahun.

Wiranto dua kali tertikam di perut ketika dia turun dari mobilnya di Pandeglang, Banten selama kunjungan resmi pada Kamis.

"Meskipun sudah ada tindakan pengawalan keamanan, namun harus ditingkatkan sehingga apa yang terjadi pada (Wiranto) tidak akan terjadi lagi," kata Widodo kepada pers di Jakarta, Jumat.

Seorang pria berusia 31 tahun dan seorang wanita berusia 21 tahun, dilaporkan pasangan yang sudah menikah, ditangkap di tempat kejadian.

Mereka kemudian diidentifikasi sebagai anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD), jaringan ekstremis yang setia pada kelompok Negara Islam [ISIS].

Jokowi mengatakan telah menginstruksikan Polri dan dan Badan Intelijen Negara [BIN] untuk mengejar tersangka lain dalam JAD, yang bertanggung jawab atas beberapa serangan sebelumnya - termasuk pemboman bunuh diri yang mematikan di gereja-gereja di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia tahun lalu.

Serangan itu terjadi menjelang pelantikan Jokowi untuk jabatan periode kedua sebagai presiden di negara berpenduduk 260 juta orang.

"Serangan seperti ini seharusnya memicu peringatan bagi personil keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan mereka," kata Ridwan Habib, seorang peneliti terorisme di Universitas Indonesia.

Polisi, bagaimanapun, berusaha meminimalisir kekhawatiran serangan yang telah direncanakan pada Jumat, mengatakan tersangka pria memimpin serangan 'spontan' dalam menanggapi penangkapan baru-baru ini dari seorang pemimpin JAD lokal.

"Dia melihat helikopter dan kerumunan orang, untuk menyambut kedatangan Wiranto," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

"Secara spontan, dia pergi ke alun-alun dan memberi tahu istrinya bahwa dia akan menyerang pejabat itu dan istrinya harus menyerang petugas polisi terdekat," tambahnya.

Tiga lainnya - seorang kepala polisi setempat dan dua pembantu - juga menderita luka-luka akibat serangan Kamis. Luka-luka mereka tidak mengancam jiwa seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

INDONESIAN leader Joko Widodo ordered beefed-up security measures Friday after two militants from an IS-linked terror group stabbed his chief security minister, with the politician in hospital recovering from emergency surgery.

Police were searching for more suspects in the wake of the assassination attempt on Wiranto, a 72-year-old former army chief who goes by one name.

The minister was knifed twice in the stomach as he left his vehicle in Pandeglang on Java island during an official visit on Thursday.

"Although there are already security precautions, they should be improved so what happened to (Wiranto) never happens again," Widodo told reporters in Jakarta on Friday.

A 31-year-old man and a 21-year-old woman, reportedly a married couple, were arrested at the scene.

They were later identified as members of Jamaah Ansharut Daulah (JAD), an extremist network loyal to the Islamic State group.

Widodo said he had ordered the national police and intelligence agency chiefs to pursue other suspects within JAD, which was responsible for several previous attacks -- including deadly suicide bombings at churches in Indonesia's second-biggest city Surabaya last year.

The attack came shortly before Widodo begins his second term as president of the Southeast Asian archipelago of 260 million people.

"An attack like this should set off alarm bells for security personnel to increase their caution," said Ridwan Habib, a terrorism researcher at the University of Indonesia.

Police, however, sought to play down fears of a long-planned assault Friday, saying the male suspect led a "spontaneous" attack in response to the recent arrest of a local JAD leader.

"He saw helicopters and large groups gathering" for Wiranto's arrival, said national police spokesman Dedi Prasetyo.

"Spontaneously, he went to the square and told his wife that he would attack the official and his wife must attack the nearest police officer," he added.

Three others -- a local police chief and two aides -- also suffered knife wounds in Thursday's attack. Their injuries were non-life-threatening.