Tertunda Puluhan Tahun, Jokowi Resmikan MRT Disorot Dunia

Indonesia`s First Subway Opens in Its Gridlocked Capital

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Tertunda Puluhan Tahun, Jokowi Resmikan MRT Disorot Dunia
Presiden RI Joko Widodo meresmikan MRT di Bundaran HI Jakarta [Foto: Associated Press/MailOnline]

KERETA bawah tanah pertama di Indonesia yang telah lama ditunggu di Jakarta diresmikan pada Minggu [24/3] yang bertujuan mengurangi kemacetan lalu lintas di ibukota.

Beberapa menit setelah meresmikan jalur transit 16 kilometer yang membentang ke selatan dari pusat kota Jakarta, Presiden Joko Widodo memimpin upacara peletakan batu pertama untuk menandai dimulainya fase kedua: jalur 8 kilometer (5 mil) ke arah utara yang direncanakan rampung pada 2024. Kedua proyek raksasa dibangun dengan biaya US$2,6 miliar.

"Hari ini kita akan memulai sebuah peradaban baru dengan mengoperasikan fase pertama dari angkutan cepat massal di Jakarta," kata Presiden Jokowi pada saat peresmian prouyek kedua.

Jalur yang dibuka pada Minggu mencakup tujuh stasiun layang dan enam bawah tanah yang dibangun oleh dua konsorsium perusahaan lokal dan Jepang. Penumpang dapat naik secara gratis sampai akhir Maret, setelah itu operator PT MRT Jakarta mengatakan bahwa tiket penumpang berkisar Rp10.000 hingga Rp15.000 per orang.

Jokowi, yang berkampanye untuk pemilihan presiden mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk memulai tahap berikutnya dari pembangunan jalur timur-barat yang mencakup jarak 87 kilometer tahun ini.

Jalur kereta bawah tanah pertama di Jakarta, merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur di negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia, 

bertujuan untuk mengejar Jakarta dengan ibukota dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Kuala Lumpur, Singapura dan Bangkok dalam hal transportasi massal. Jakarta berpenduduk sekitar 10 juta orang, tetapi populasinya membengkak pada di pagi dan siang hari menjadi 30 juta orang.

Proyek tersebut, yang didanai melalui pinjaman dari Japan International Cooperation Agency [JICA], telah direncanakan sejak 1980-an, tetapi konstruksinya terhambat oleh krisis politik, birokrasi dan ketidaksepakatan pendanaan. Jokowi ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta memulai pembangunan konstruksi pada Oktober 2013.

JICA memprediksikan bahwa tanpa investasi besar di sektor transportasi, Jakarta akan semakin macet pada 2020. Kerugian tahunan akibat kemacetan diperkirakan mencapai US$6,5 miliar pada 2020.

Kemacetan semakin memburuk dalam dasawarsa terakhir karena kepemilikan mobil meningkat, semakin banyak kendaraan memasuki jaringan jalan Jakarta yang tidak berubah. Kecepatan rata-rata jam puncak telah "menurun secara signifikan" menjadi 10 kilometer per jam (6,2 mil per jam), menurut kementerian transportasi. Seringkali memakan waktu dua jam atau lebih untuk menempuh jarak hanya lima kilometer di beberapa bagian dari Jakarta.

Jalur yang dibuka pada Minggu berawal dari sudut selatan Jakarta di Lebak Bulus ke pusat kota Jakarta dan diperkirakan memakan waktu kurang dari 30 menit.

Selain proyek kereta bawah tanah, jaringan kereta api ringan atau LRT menelan biaya US$2,4 miliar yang menghubungkan Jakarta dan kota-kota di sekitarnya sedang dibangun, dengan tahap pertama diharapkan mulai beroperasi pada April.

Tetapi kemungkinan akan membutuhkan beberapa tahun bagi sistem transit baru untuk mengurai kemacetan. Sekitar 1,4 juta orang pulang pergi ke Jakarta Pusat pada hari kerja. Jalur kereta bawah tanah awal hanya bertujuan untuk mengangkut sekitar 130.000 orang per hari pada akhir tahun ini seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.

INDONESIA'S long-awaited first subway opened Sunday in the country's capital with the aim of relieving crippling traffic gridlock in Southeast Asia's biggest economy.

Minutes after inaugurating the 16-kilometer (10-mile) transit line running south from Jakarta's downtown, President Joko Widodo presided over a groundbreaking ceremony to mark the beginning of the second phase: an 8-kilometer (5-mile) northward line planned for completion by 2024. The two projects are being built at a cost of $2.6 billion.

"Today we will begin a new civilization by operating the first phase of mass rapid transit in Jakarta," Widodo told several thousand guests and residents at the inauguration.

The line that opened Sunday includes seven elevated and six underground stations built by two consortiums of local and Japanese companies. Passengers can ride for free until the end of the month, after which operator PT MRT Jakarta has said tickets will cost the equivalent of between 70 cents and $1.

Widodo, who is campaigning for re-election, told the crowd that he has instructed Jakarta Governor Anies Baswedan to begin the next phase of construction of an east-west line covering a distance of 87 kilometers this year.

Jakarta's first subway line, the latest of many infrastructure improvements across the world's fourth most populous nation, is aimed at helping it catch up with other Southeast Asian capitals such as Kuala Lumpur, Singapore and Bangkok in public transport. Jakarta is officially home to about 10 million people, but the population of the greater metropolitan area swells to 30 million.

The project, funded through a loan from the Japan International Cooperation Agency, has been planned since the 1980s, but its construction was hampered by political crises, red tape and funding disagreements. Widodo was the Jakarta governor when construction finally kicked off in October 2013.

JICA has predicted that without a major investment in transportation, Jakarta would be overwhelmed by traffic jams by 2020. Annual losses from congestion are forecast to reach $6.5 billion by next year.

Congestion has relentlessly worsened in the past decade as car ownership rose, squeezing more and more vehicles onto Jakarta's unchanging road network. The average peak hour speed has "significantly decreased" to 10 kilometers an hour (6.2 miles per hour), according to the transport ministry. It often can take two or more hours to move 5 kilometers (3 miles) in some pockets of the city.

The line opened Sunday runs from the southern neighborhood of Lebak Bulus to Jakarta's downtown and is expected to take less than 30 minutes.

In addition to the subway project, a $2.4 billion elevated rail network linking Jakarta and its satellite cities is also taking shape, with the first stage expected to begin operating in April.

But it likely will take several years for new transit systems to make a dent in the congestion. About 1.4 million people commute into central Jakarta on work days. The initial subway line aims to carry only about 130,000 people a day by the end of this year.