BNPB Desak Evakuasi Massal Antisipasi Letusan Gunung Agung, Ngurah Rai pun Ditutup

Indonesia Volcano Forces Mass Evacuation, Shuts Bali Airport

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


BNPB Desak Evakuasi Massal Antisipasi Letusan Gunung Agung, Ngurah Rai pun Ditutup
Foto: Associated Press/MailOnline

PIHAK berwenang Indonesia menginstruksikan evakuasi massal kepada warga, Senin, dari zona rawan yang meluas di sekitar gunung berapi yang meletus di Bali yang memaksa bandara internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali ditutup, sehingga puluhan ribu wisatawan asing tertahan di bandara.

Gunung Agung mengalami erupsi dan memuntahkan abu lava hingga setinggi 3.000 meter ke atmosfer sejak akhir pekan dan memuntahkan lahar dari kawahnya, hal itu terlihat dari cahaya kuning kemerahan dari muntahan lahar. Letusannya dapat terdengar sekitar 12 km jauhnya.

Video yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperlihatkan semburan lumpur vulkanik dan air yang dikenal sebagai lahar yang bergerak menuruni lereng gunung berapi. Dikatakan lahar bisa meningkat karena sudah memasuki musim hujan dan memperingatkan masyarakat agar menjauh dari sungai.

BNPB meningkatkan status kewaspadaan gunung berapi tersebut ke tingkat tertinggi Senin pagi dan memperluas zona bahaya menjadi 10 kilometer dari sebelumnya sejauh tujuh kilometer. Dikatakan letusan yang lebih besar sangat mungkin terjadi.

Juru Bicara Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kepada pers di Jakarta bahwa perluasan zona bahaya tersebut menjangkau 22 desa yang dihuni oleh 90.000 sampai 100.000 orang. Dia mengatakan sekitar 40.000 orang telah dievakuasi namun yang lain menolak mengungsi karena mereka merasa aman atau tidak ingin meninggalkan ternak mereka.

"Pihak berwenang akan menyisir daerah itu untuk membujuk mereka," katanya. "Jika dibutuhkan, kami akan secara paksa mengevakuasi mereka." Sekitar 25.000 orang sudah tinggal di pusat pengungsian setelah meningkatnya getaran dari gunung pada September yang memaksa harus dilakukan evakuasi.

"Lava yang berada di kawah "pasti akan tumpah ke lereng gunung," kata Sutopo.

Letusan besar gunung berapi yang terakhir pada tahun 1963 menewaskan sekitar 1.100 orang.

Warga desa, Putu Sulasmi mengatakan bahwa dia mengungsi diri bersama suami dan anggota keluarga lainnya ke sebuah aula olahraga yang berfungsi sebagai pusat pengungsgian.

"Kami datang ke sini dengan sepeda motor. Kami harus mengungsi karena rumah kami hanya berjarak empat kilometer dari gunung. Kami sangat ketakutan mendengar suara gemuruh dan muntahan lahar," katanya.

Keluarga tersebut mengungsi di pusat olahraga yang sama pada September dan Oktober ketika peringatan gunung berapi berada pada tingkat tertinggi selama beberapa minggu namun tidak meletus. Mereka sudah kembali ke desa sekitar sepekan yang lalu.

"Jika harus meletus biarkan meletus sekarang daripada membiarkan kami dalam ketidakpastian. Saya akan menerima dengan ikhlas jika rumah kami hancur," katanya.

Bandara Ngurah Rai Bali ditutup Senin pagi setelah hujan abu, yang mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan terbang, setelah naik ke awan.

Papan informasi penerbangan menunjukkan deretan pembatalan saat wisatawan tiba di bandara yang padat dan sibuk dan mereka berharap dapat segera pulang ke tanah air mereka, seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.

INDONESIAN authorities ordered a mass evacuation of people Monday from an expanded danger zone around an erupting volcano on Bali that has forced the island's international airport to close, stranding tens of thousands of travelers.

Mount Agung has been hurling clouds of white and dark gray ash about 3,000 meters (9,800 feet) into the atmosphere since the weekend and lava is welling up in the crater, sometimes reflected as a reddish-yellow glow in the ash plumes. Its explosions can be heard about 12 kilometers (7 1/2 miles) away.

Videos released by the National Disaster Mitigation Agency showed a mudflow of volcanic debris and water known as a lahar moving down the volcano's slopes. It said lahars could increase because it is rainy season and warned people to stay away from rivers.

The agency raised the volcano's alert to the highest level early Monday and expanded the danger zone to 10 kilometers (6 miles) in places from the previous 7 1/2 kilometers. It said a larger eruption is possible.

Spokesman Sutopo Purwo Nugroho told a news conference in Jakarta that the extension of the danger zone affects 22 villages and about 90,000 to 100,000 people. He said about 40,000 people have evacuated but others have not left because they feel safe or don't want to abandon their livestock.

"Authorities will comb the area to persuade them," he said. "If needed we will forcibly evacuate them." About 25,000 people were already living in evacuation centers after an increase in tremors from the mountain in September sparked an evacuation.

Lava rising in the crater "will certainly spill over to the slopes," Sutopo said.

The volcano's last major eruption in 1963 killed about 1,100 people.

Villager Putu Sulasmi said she fled with her husband and other family members to a sports hall that is serving as an evacuation center.

"We came here on motorcycles. We had to evacuate because our house is just 3 miles from the mountain. We were so scared with the thundering sound and red light," she said.

The family had stayed at the same sports center in September and October when the volcano's alert was at the highest level for several weeks but it didn't erupt. They had returned to their village about a week ago.

"If it has to erupt let it erupt now rather than leaving us in uncertainty. I'll just accept it if our house is destroyed," she said.

Bali's airport was closed early Monday after ash, which can pose a deadly threat to aircraft, reached its airspace.

Flight information boards showed rows of cancellations as tourists arrived at the busy airport expecting to catch flights home.