Polri Tangkap Kapal Pengangkut 30 Kg Bahan Peledak Disorot Dunia

Indonesia Detains Ship with Cargo of Unregistered Fertilizer

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Polri Tangkap Kapal Pengangkut 30 Kg Bahan Peledak Disorot Dunia
Foto: istimewa

KEPOLISIAN RI (Polri) menahan sebuah kapal kargo yang mengangkut hampir 30 ton amonium nitrat yang diperkirakan akan digunakan untuk pembuatan bom ikan ilegal.

Kapal yang ditangkap di perairan Bali, bertolak dari sebuah pelabuhan di Malaysia dan akan menuju Selayar, pulau di lepas pantai selatan Pulau Sulawesi.

Agus Setya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri mengatakan ada tiga kasus serupa yang terjadi sejak April dan menduga amonium nitrat itu akan digunakan sebagai bahan pembuatan bom ikan ilegal.

Bahan peledak kerap digunakan oleh nelayan dengan maksud menangkap ikan lebih mudah.

"Kita harus menyelidiki apakah upaya ini memiliki motif yang sama," katanya. Penyelidikan juga akan mencari indikasi keterkaitan dengan militan Islam, katanya.

Daerah Poso di Sulawesi menjadi pusat kegiatan terorisme kelompok militan Islam yang menyatakan setia kepada Negara Islam Irak Suriah (ISIS). Namun kelompok militan tersebut telah diberangus Polri dengan membunuh pemimpinnya, tokoh penting dari kelompok Poso juga telah ditangkap atau ditembak mati oleh Polri.

Husni Syaiful, Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Bali, NTB dan NTT mengatakan kapten kapal asal Indonesia dan lima awaknya telah ditangkap dan akan menghadapi tuduhan melanggar aturan kepabeanan.

Media setempat melaporkan tahun lalu bahwa dua perempuan tewas dalam ledakan di sebuah kompleks perumahan di Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan yang menurut polisi ledakan terjadi sebagai dampak dari pembuatan bom ikan untuk dijual kepada nelayan yang biasa mencari ikan di Selat Makassar seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.

INDONESIAN authorities have detained a ship carrying an unregistered cargo of nearly 30 tons of fertilizer that may have been destined for use in making illegal fishing bombs, officials said Thursday.

The ship, which was intercepted off the tourist island of Bali, left from a Malaysian port and was headed for Selayar, an island off the southern coast of Sulawesi.

Agus Setya, director of the national police's economic crimes unit, said there have been three similar cases since April in which police suspect fertilizer was to be used to make fishing explosives.

Explosives are sometimes used to stun fish so they can be easily caught.

"We have to investigate whether or not this case has the same motive," he said. The investigation also will look for any indications of a link to Islamic militants, he said.

The Poso area in Sulawesi has been the base for a militant network that claims allegiance to the Islamic State group. But it has been decimated this year by the killing of its leader, the capture of its No. 2 figure and the deaths of many of its fighters in shootouts with security forces.

Husni Syaiful, chief of law enforcement at the regional customs office in Bali, said the Indonesian ship's captain and five crewmen have been arrested and will face charges of violating customs laws.

Local media reported last year that two women were killed in an explosion at a housing complex in Makassar in South Sulawesi province that police said was being used to make bombs sold to fisherman operating in the Makassar Strait.