STIAMI Jakarta Pilih Tetap Berstatus PTS

Mandala Indonesian Institute of Administration Chose to Remain a Private University

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


STIAMI Jakarta Pilih Tetap Berstatus PTS
Ketua STIAMI, Wahyudin Latunreng (ke-4 kanan) bersama mahasiswinya (Foto: B2B/Mya)

Jakarta (B2B) - Perguruan tinggi swasta di Indonesia mendapat kebebasan untuk memilih, tetap dikelola oleh yayasan atau dikelola oleh pemerintah dengan segala konsekuensinya. Pilihan tersebut mendorong Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) yang memutuskan tetap menjadi perguruan tinggi swasta (PTS) ketimbang sebagai perguruan tinggi negeri (PTN).

Ketua STIAMI, Wahyudin Latunreng mengatakan STIAMI yang didirikan oleh dosen-dosen senior Fakultas Illmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI memilih tetap menjadi PTS dengan segala konsekuensinya. Meski diakuinya, beban yang ditanggung PTS menjadi berkurang setelah diambil alih oleh pemerintah.

"Harus diakui pula perubahan PTS menjadi PTN membawa konsekuensi yang tidak sederhana. Mulai dari masalah SDM, pengelolaan uang hingga kegiatan pengabdian masyarakat serta terikat pada birokrasi sehingga mengekang kebebasan PTS," kata Wahyudin Latunreng di sela Dies Natalis STIAMI ke-32 di Jakarta pada Selasa.

Dia menambahkan, STIAMI sebagai PTS dengan program studi unggulan di bidang administrasi, pajak dan bisnis akan tetap berkomitmen pada keunggulan tersebut meskipun tantangan ke depan akan lebih berat.

“Kami ingin tetap memiliki wewenang dan kekebasan dalam mengelola kampus. Itu makanya kami memilih untuk tetap menjadi swasta,” lanjut Wahyuddin.

Wahyudin Latunreng tidak menampik fakta banyak PTS di Indonesia yang mengubah menjadi PTN untuk mengikuti perkembangan jaman sekaligus mengurangi beban khususnya kendala finansial.

Jakarta (B2B) - Indonesian private universities are free to choose, still managed by the foundation or managed by the government with all its consequences. Mandala Indonesian Institute of Administration, known as STIAMI, decided to keep the status of private university rather than state universities.

The Chairman of STIAMI, Wahyudin Latunreng said STIAMI founded by senior lecturers of the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia chose remain a private university with all its consequences. Though he acknowledges, the burden of private university to be reduced after being taken over by the Indonesian government.

"Admittedly into state university consequences are not as simple as the problem of human resources, financial management, community service and bound bureaucracy,"  Wahyudin Latunreng told reporters on Anniversary STIAMI 32nd here on Tuesday.

He added, STIAMI as a private university with excellent courses are administrative, tax and business will remain committed to the excellent courses in spite of the challenges ahead will be more severe.

"We want to have the authority and freedom in managing the campus. That is why we chose remain a private university," Mr Latunreng said.

Mr Latunreng not dismiss the fact that many private university in Indonesia, which transform into state university following the situation while reducing the burden, especially the financial constraints.