MANTAN Presiden AS Barack Obama berbagi pengalaman dari pandangan masyarakat di negerinya tentang toleransi dan menyikapi derasnya informasi khususnya berita di era teknologi informasi, menyusul ramainya berita tentang hubungan tidak harmonis antara penggantinya Donald Trump dan media.

"Saya tidak khawatir dengan apa yang ada di surat kabar hari ini," kata Obama dalam sebuah kunjungan nostalgia ke Jakarta, kota kediamannya di masa kanak-kanak.

"Apa yang saya khawatirkan adalah, 'Apa yang akan mereka tulis tentang saya 20 tahun dari sekarang ketika saya melihat ke belakang?'

Obama memilih menjauh dari politik AS dan pemerintahan Donald Trump, setelah berhasil melalui dua periode masa pemerintahannya tanpa kekisruhan dengan media massa.

"Di Paris, kami berkumpul dalam kesepakatan yang paling ambisius dalam sejarah tentang perubahan iklim, sebuah kesepakatan bahwa walaupun dengan segera tidak ada kepemimpinan Amerika masih dapat memberi kesempatan pada anak-anak kami," katanya.

Trump mengejutkan banyak negara bulan lalu dengan mengumumkan bahwa dia menarik diri dari kesepakatan tersebut.

Trump juga memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan pers dan baru-baru ini dikecam oleh Demokrat dan Republik setelah dituding melecehkan wartawatiMSNBC melalui Twitter.

Obama menekankan pentingnya melangkah menjauh situs berita online yang memuat berita sesuai kepentingannya dan mengabaikan berita lain dan mengingatkan rawannya media sosial untuk menebar kebencian terhadap minoritas dan perlakuan tidak senonoh pada orang-orang yang berbeda pandangan, seperti dikutip Press Association yang dilansir MailOnline.