Bom Bunuh Diri ISIS Tewaskan 125 Orang di Baghdad

ISIS Suicide Bomber Kills at Least 125 including 15 Children in Baghdad

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Bom Bunuh Diri ISIS Tewaskan 125 Orang di Baghdad
Banyaknya jumlah korban tewas mengakibatkan serangan bom bunuh diri tersebut tergolong paling mematikan kedua di ibukota Irak tahun ini (Foto2: MailOnline)

AKSI PELAKU bom bunuh diri ISIS menewaskan sedikitnya 125 orang termasuk 15 anak-anak setelah meledakkan sebuah truk sarat dengan bahan peledak di luar sebuah pusat perbelanjaan di Baghdad.

Ratusan lainnya terluka ketika ledakan mengguncang pusat bisnis di distrik Karada ibukota Irak ketika kawasan tersebut dipadati oleh orang-orang muda dan keluarga.

Ledakan mematikan berlangsung tak lama setelah serangan kedua ketika sebuah bom rakitan meledak di Baghdad timur, menewaskan lima orang dan melukai 16.

Aksi pengeboman, yang berlangsung menjelang akhir bulan suci Ramadan, menunjukkan kemampuan untuk melancarkan serangan mematikan meskipun ISIS berhasil dilumpuhkan, termasuk di kota Fallujah, yang dinyatakan 'telah dibebaskan' dari kekuatan ISIS lebih dari sepekan yang lalu.

Seorang polisi di tempat kejadian mengatakan serangan pertama menewaskan 15 anak-anak, 10 perempuan dan enam polisi.

Pembom bunuh diri menyerang tak lama setelah tengah malam, ketika keluarga dan remaja berjalan-jalan setelah menjalani buka puasa di bulan suci Ramadan.
Sebagian besar korban berada di dalam pusat perbelanjaan dan hiburan mal, ketika puluhan tewas terbakar atau mati lemas, kata para pejabat setempat.

"Rasanya seperti gempa bumi," kata Karim Sami, seorang pedagang kaki lima usia 35 tahun. "Saya membungkus barang saya dan sedang menuju rumah ketika saya melihat bola api dengan suara bom menggelegar. Saya sangat takut untuk kembali dan mulai menelepon teman-teman saya, tetapi tidak ada jawaban,' kata ayah dari tiga anak ini menambahkan.

Dia mengatakan bahwa salah satu temannya ikut tewas, yang lain terluka dan satu masih hilang.

Beberapa jam kemudian, ISIS mengaku bertanggung jawab atas pemboman dalam sebuah pernyataan yang diunggah secara online, mereka mengatakan sengaja mengincar target Muslim Syiah. The Associated Press tidak bisa memverifikasi keaslian pernyataan itu, meskipun diunggah di sebuah situs militan yang biasa digunakan oleh para pelaku teror.

Di tempat kejadian, petugas pemadam kebakaran dan warga sipil terlihat mengusung korban tewas, jasad para korban dibungkus selimut dan seprai. Asap mengepul dari pusat perbelanjaan, di antara reruntuhan puing-puing mobil dan gerai-gerai di pusat perbelanjaan tersebut.

Sekelompok perempuan duduk merenung di trotoar, sebagian menangisi orang-orang yang mereka cintai turut menjadi korban,

Dalam serangan kedua, bom rakitan meledak di kawasan Shaab di utara Baghdad, menewaskan lima orang dan mencederai 16, kata perwira polisi lainnya. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, namun hal itu diperkirakan akibat ulah dari militan ISIS yang sering menargetkan kawasan bisnis dan pusat pemukiman Muslim Syiah.

Para pejabat medis mengkonfirmasi jumlah korban. Semua pejabat memberi keterangan tapi menolak menyebut identitasnya karena mereka mengaku tidak berwenang untuk memberikan informasi kepada pers.

Banyaknya jumlah korban tewas mengakibatkan serangan bom bunuh diri tersebut tergolong paling mematikan kedua di ibukota Irak tahun ini. Pada 11 Mei, militan ISIS melakukan tiga serangan bom mobil di Baghdad, menewaskan 93 orang.

Beberapa jam setelah pengeboman, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi dan politisi senior mengunjungi lokasi ledakan. Rekaman video yang diunggah ke media sosial memperlihatkan massa yang marah, dan sebagian dari mereka menyebut al-Abadi sebagai 'pencuri' dan meneriaki konvoinya. Saksi mata mengatakan banyak warga melempari mobil al-Abadi dengan batu, sepatu dan kaleng.

Setelah pemerintah melancarkan operasi militer di Fallujah, perdana menteri menghadapi ancaman kerusuhan sosial dan protes anti-pemerintah, sebagian, oleh kemarahan rakyat pada kurangnya keamanan di ibukota.

Dalam satu bulan ini, banyak kawasan di Baghdad digolongkan sebagai Zona Hijau - yang menjadi kawasan gedung-gedung pemerintah dan misi diplomatik - diserbu dua kali oleh pengunjuk rasa anti-pemerintah, seperti dilansir MailOnline.

AN ISIS suicide bomber has killed 125 people including 15 children after blowing up a truck laden with explosives outside a packed shopping centre in Baghdad.

Hundreds were injured when the blast rocked the commercial area in the Karada district of the Iraqi capital while the streets were filled with young people and families.

The deadly explosion was followed shortly after by a second attack when an improvised explosive device went off in eastern Baghdad, killing five people and wounding 16.

The bombings, which came near the end of the holy month of Ramadan, demonstrated the extremists' ability to mount significant attacks despite major battlefield losses, including the city of Fallujah, which was declared 'fully liberated' from ISIS just over a week ago.

A police officer at the scene said the first attack killed 15 children, 10 women and six policemen.

The suicide bomber struck shortly after midnight, when families and young people were out on the streets after breaking their daylight fast for the holy month of Ramadan.

Most of the victims were inside a multi-story shopping and amusement mall, where dozens burned to death or suffocated, officials said.

'It was like an earthquake,' said Karim Sami, a 35-year-old street vendor. 'I wrapped up my goods and was heading home when I saw a fire ball with a thunderous bombing. I was so scared to go back and started to make phone calls to my friends, but none answered,' the father of three added.

He said that one of his friends had been killed, another was wounded and one was still missing.

Within hours, ISIS claimed responsibility for the bombing in a statement posted online, saying they had deliberately targeted Shiite Muslims. The Associated Press could not verify the authenticity of the statement, but it was posted on a militant website commonly used by the extremists.

At the scene, firefighters and civilians were seen carrying the dead away, their bodies wrapped in blankets and sheets. Smoke billowed from the shopping center, which was surrounded by the twisted and burned wreckage of cars and market stalls.

A group of women were sitting on the pavement, crying for their loved ones.

In the second attack, an improvised explosive device went off in Baghdad's northern Shaab area, killing five people and wounding 16, another police officer said. No group claimed responsibility for the attack, but it bore the hallmarks of ISIS militants who often target commercial districts and Shiite areas.

Medical officials confirmed the casualty figures. All officials spoke anonymously because they were not authorised to release information to the press.

The high death toll made it the second deadliest attack in the capital this year. On May 11, ISIS militants carried out three car bombings in Baghdad, killing 93 people.

Hours after the bombing, Iraqi Prime Minister Haider al-Abadi and senior politicians visited the blast site. Video footage uploaded to social media showed an angry crowd, with people calling al-Abadi a 'thief' and shouting at his convoy. Eyewitness said the crowd pelted the al-Abadi's car with rocks, shoes and cans.

Until the government launched its Fallujah operation, the prime minister had faced growing social unrest and anti-government protests sparked, in part, by popular anger at the lack of security in the capital.

In one month, Baghdad's highly-fortified Green Zone - which houses government buildings and diplomatic missions - was stormed twice by anti-government protesters.