Data Penerbangan Ungkap Pesawat Terguncang Keras, Penumpang Terlempar dari Kursinya

Flight Data Reveals Plane Lurched Up and Down then Passengers were Sucked Out in Their Seats

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Data Penerbangan Ungkap Pesawat Terguncang Keras, Penumpang Terlempar dari Kursinya
Foto2: MailOnline

PESAWAT JET naas Rusia meluncur naik dan turun sebelum melorot dari ketinggian 31.000 kaki setelah terbelah dua di udara akibat 'dampak eksternal', seperti dikemukakan bos maskapai.

Para penumpang masih terikat di kursi mereka ketika tersedot di dalam Airbus 321 akibat ada lubang di bagian belakang pesawat jet ketika ekor pesawat meledak 23 menit setelah meninggalkan resor Laut Merah di Sharm El Sheikh, seperti dikemukakannya.

Pesawat tiba-tiba naik hampir 3.000 kaki hanya dalam tiga detik sebelum terhempas 3.000 kaki beberapa saat di menit-menit terakhir sebelum menghilang dari radar, lalu jatuh di semenanjung Sinai dan menewaskan 224 penumpang dan kru di dalamnya.

Kabar mengejutkan ini muncul setelah para pejabat AS menyatakan satelit infra-merah mendeteksi flash panas pada rute yang dilalui pesawat naas tersebut hanya beberapa detik sebelum pesawat jatuh terhempas, menunjukkan adanya ledakan di pesawat.

Data tidak menunjukkan flash panas terjadi berturut-turut, hal itu sekaligus menepis dugaan adanya rudal darat ke udara yang diarahkan ke pesawat, seperti dilansir MailOnline.

Sebaliknya, bukti dari satelit menggambarkan bahwa hanya ada ledakan tunggal panas ganas di jalur penerbangan.

Hal ini membuka kemungkinan bahwa ada sebuah bom di pesawat, atau sebuah ledakan di tangki bahan bakar atau mesin akibat dari masalah teknis, menyebabkan pesawat meluncur turun.

Seorang pejabat AS menekankan bahwa data infra-merah menandakan setiap spekulasi bahwa rudal telah menghantam pesawat jet komersial itu hanyalah 'spekulasi'.

Dewan direksi Metrojet mengesampingkan masalah teknis atau kesalahan pilot, yang menunjukkan bahwa sebuah bom atau rudal yang menghantam pesawat.Alexander Smirnov, wakil direktur umum maskapai, mengatakan: "Satu-satunya penjelasan yang masuk akal bahwa penyebab kecelakaan akibat dampak eksternal di pesawat."

Kebingungan seputar penyebab kecelakaan dan keselamatan daerah menyebabkan kekhawatiran bagi 900.000 warga Inggris yang mengunjungi Mesir setiap tahun, banyak menikmati sinar matahari musim dingin di resor Laut Merah Sharm dan Hurghada.

Beberapa maskapai besar termasuk Lufthansa, Air France-KLM dan Qatar Airways mengatakan mereka akan menghindari terbang di atas semenanjung Sinai sementara mereka menunggu kejelasan tentang apa yang membawa jet ke bawah.

A DOOMED Russian passenger jet lurched up and down before plunging 31,000 feet after being blown apart by an ‘external impact’, airline bosses have revealed.

Travellers still strapped in their seats were sucked from the stricken Airbus A321 through a hole at the back of the jet when the tail blew off 23 minutes after leaving the Egyptian Red Sea resort of Sharm El Sheikh, it was claimed.

The plane twice abruptly climbed nearly 3,000 feet in three seconds before falling 3,000 feet moments later in the final minutes before disappearing from radar, crashing in the Sinai peninsula with the loss of all 224 passengers and crew.

The news comes as US officials claim an American infra-red satellite detected a heat flash on the route the aircraft was taking seconds before the plane fell from the sky, suggesting there was some sort of explosion on board.

The data does not show the heat flash travelling at any time, as would be the case had a ground-to-air missile been launched in the plane's direction.

Instead, the satellite evidence illustrates that there was just a single burst of ferocious heat on the jet's path.

That has now opened up the possibility that a bomb on board, or an explosion in a fuel tank or engine as the result of a mechanical failure, caused the plane to come down.

A US official stressed that the infra-red data meant any speculation that a missile had been launched at the jet was simply 'off the table'.

Bosses at carrier Metrojet ruled out a technical fault or pilot error, indicating that a bomb or missile strike brought down the jet. Alexander Smirnov, the airline’s deputy general director, said: ‘The only possible explanation could be an external impact on the airplane.’

Confusion surrounding the cause of the crash and the safety of the area caused concerns for the 900,000 Britons who visit Egypt every year, many to enjoy winter sunshine in the Red Sea resorts of Sharm and Hurghada.

Several major airlines including Lufthansa, Air France-KLM and Qatar Airways said they would avoid flying over the Sinai peninsula while they waited for clarity on what brought the jet down.