Gempa 6,3 Richter Guncang Italia Tengah Tewaskan 73 Orang, 150 Hilang

6.2 Magnitude Earthquake Rocks Central Italy Killing at Least 73

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Gempa 6,3 Richter Guncang Italia Tengah Tewaskan 73 Orang, 150 Hilang
Petugas penyelamat menggambarkan bencana alam tersebut sebagai adegan ´apokaliptik´ di kota-kota dan desa-desa di perbatasan tiga wilayah - Umbria, Lazio dan Marche - dekat kota Perugia (Foto2: MailOnline)

KENGERIAN sesungguhnya dari bencana gempa bumi Italia terungkap hari ini setelah para saksi menggambarkan adegan neraka seperti ditulis Dante tentang inferno (neraka) dan foto-foto mengejutkan menunjukkan bagaimana empat kota hampir terhapus dari peta.

Setidaknya 73 orang tewas, termasuk dua bayi, dan 150 orang diyakini terjebak di bawah reruntuhan setelah gempa 6,2 Richter terjadi pada Rabu pukul 03:30 waktu setempat ketika warga tertidur lelap.

Agostino Severo, warga Roma yang berkunjung ke dusun Illica, utara dari Amatrice, mengatakan: "Kami datang ke piazza, dan itu tampak seperti Dante Inferno. Orang-orang menangis meminta tolong, tolong. Petugas penyelamat tiba setelah satu jam ... satu setengah jam."

Para penyelamat hari ini mengaku mendengar jeritan anak-anak dari reruntuhan dan penduduk setempat yang terlihat panik menggali dengan tangan kosong mereka untuk mencoba menyelamatkan orang-orang yang mereka kasihi.

Gempa yang menghancurkan kota-kota di lereng gunung dan desa-desa seperti Amatrice, Accumoli, Arquata del Tronto dan Pescara del Tronto begitu kuat sehingga mampu mengguncang bangunan di pusat kota Roma yang berjarak lebih dari 100 mil jauhnya dan terasa hingga Kroasia.

Petugas penyelamat menggambarkan bencana alam tersebut sebagai adegan 'apokaliptik' di kota-kota dan desa-desa di perbatasan tiga wilayah - Umbria, Lazio dan Marche - dekat kota Perugia, yang terutama populer bagi wisatawan Inggris.

Pusat gempa berada dekat Norcia di Umbria, sekitar 105 mil timur dari Roma, dan jembatan runtuh dan tanah longsor yang mengakibatkan beberapa wilayah masih terputus dengan tim darurat yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Walikota Accumoli, Stefano Petrucci, mengatakan pagi ini: 'Kota saya tidak di sini lagi' ketika banyak warga dikeluarkan dari reruntuhan bangunan yang hancur dengan tandu dan orang-orang putus asa mencari korban di antara puing-puing atau menangis karena melihat rumah mereka hancur, seperti dilansir MailOnline.

THE TRUE horror of the Italian earthquake disaster was revealed today as witnesses described the hellish scenes as 'like Dante's inferno' and shocking pictures showed how four towns were almost wiped off the map.

At least 73 people were killed, including two babies, and 150 people are believed to be trapped under rubble after the 6.2-magnitude quake struck at 3.30am local time this morning while villagers slept in their beds.

Agostino Severo, a Rome resident visiting the hamlet of Illica, north of hard-hit Amatrice, said: 'We came out to the piazza, and it looked like Dante's Inferno. People crying for help, help. Rescue workers arrived after one hour... one and a half hours.'

Today rescuers spoke of hearing children's screams from the rubble and locals were spotted frantically digging with their bare hands to try and save loved ones.

The quake which devastated the mountainside towns and villages of Amatrice, Accumoli, Arquata del Tronto and Pescara del Tronto was so powerful that it even rocked buildings in the centre of Rome more than 100 miles away and was felt as far away as Croatia.

Survivors today described 'apocalyptic' scenes in towns and villages at the border of three regions - Umbria, Lazio and Marche  - near the city of Perugia, which is especially popular with British holidaymakers.

The quake's epicentre was near Norcia in Umbria, about 105 miles north east of Rome, and falling bridges and landslides meant some areas are still cut off with emergency teams only able to get there on foot.

The mayor of Accumoli, Stefano Petrucci, said this morning: 'My town isn't here anymore' as people were carried out of ruined buildings on stretchers and people desperately searched the debris for survivors or sobbed as they inspected their own ruined homes.