Ditjen PSP Kementan Waspadai Kekeringan Juli dan Agustus 2019

Indonesian Agriculture Ministry Wary of the Threat of Drought

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Ditjen PSP Kementan Waspadai Kekeringan Juli dan Agustus 2019
Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy [Foto: istimewa]

Jakarta [B2B] - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan puncak musim kemarau diprakirakan Juli dan Agustus 2019, yang disikapi oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana - Kementerian Pertanian RI [Ditjen PSP Kementan] meningkatkan kewaspadaan terhadap daerah yang berpotensi mengalami kekeringan dan terancam puso atau gagal panen.

Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy menegaskan bahwa Kementan sudah mengalokasikan sejumlah pompa yang ditempatkan di dinas pertanian tingkat provinsi dan kabupaten/kota, dan hari ini, Senin [8/7] Kementan mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh kepala dinas tingkat kabupaten/kota untuk membahas kekeringan di sejumlah wilayah serta antisipasinya.

“Kami sudah menginstruksikan untuk seluruh kepala dinas kabupaten yang mengalami kekeringan, dapat memanfaatkan pompa tersebut untuk membantu petani,” katanya.

Sebagaimana diketahui, musim kemarau dapat menjadi ancaman bagi tanaman padi akibat kekeringan sawah. Sejumlah daerah yang kekeringan dan terancam puso atau gagal panen antara lain Ciamis 1.040 hektar, Cianjur 1.007 hektar dan Jawa Timur 24.633 hektar. Sementara itu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami puso seluas 1.992 hektar.

Menurutnya, sejauh ini, Kementan telah meningkatkan irigasi perpompaan selama tiga tahun terakhir (2016 - 2019). Total irigasi perpompaan mencapai 2.358 unit dengan estimasi luas layanan per unit seluas 20 hektar maka luas areal yang dapat diairi saat musim kemarau seluas 47.160 hektar.

Dirjen PSP Kementan menegaskan berupaya membenahi tata kelola air dengan memfasilitasi pembangunan infrastruktur air untuk lahan pertanian.

Sejauh ini, Kementan telah meningkatkan irigasi perpompaan selama tiga tahun terakhir (2016 - 2019). Total irigasi perpompaan sebanyak 2.358 unit dengan estimasi luas layanan per unit seluas 20 hektar maka luas areal yang dapat diairi saat musim kemarau 47.160 hektar. [Sur]

Jakarta [B2B] - Indonesian Meteorology, Climatology and Geophysics Agency [BMKG] stated that the peak of the dry season is predicted in July and August 2019, anticipated by the Directorate General of Infrastructure and Facilities of Agriculture Ministry increase awareness of the area potentially threatened by drought and crop failure.