FAO: 1,3 Miliar Ton/Tahun Makanan Tidak Dapat Dikonsumsi

1.3 Billion Tons of Food per Year Can Not be Consumed, FAO Says

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


FAO: 1,3 Miliar Ton/Tahun Makanan Tidak Dapat Dikonsumsi
Kepala Balitbangtan, Agung Hendriadi dan Rosa Rolle bersama para peserta, dan pembukaan konferensi internasional (inset foto) Foto2: B2B/Mya

Bogor, Jawa Barat (B2B) - Laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan sekitar 1,3 miliar ton per tahun makanan yang diproduksi tidak dapat dikonsumsi karena hilang, rusak, tidak memenuhi standar kualitas atau bahkan terbuang karena kadaluarsa, atau tidak dapat dikonsumsi walaupun sudah dibeli.

"Jumlah yang sangat besar ini cukup untuk memberi makan penduduk dunia saat ini yang mencapai sekitar tujuh miliar orang. Kondisi ini tentunya menjadi tantangan yang sangat besar, bagaimana mencukupi kebutuhan pangan untuk populasi dunia yang diperkirakan mencapai 9,1 miliar pada 2050," kata Agung Hendriadi, Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian RI di Bogor pada Rabu (18/11).

Hal itu dikemukakannya saat membuka Lokakarya dan Konferensi Internasional tentang Proses dan Penanganan Produksi Pertanian Pascapanen yang berlangsung di IPB International Convention Center, Bogor dan akan berlangsung hingga hari ini (19/11). Tampil sebagai pembicara utama Senior Agro-Industries and Post-Harvest Officer, Rosa Rolle.

Menurutnya, masalah food losses and waste beberapa tahun ini menjadi topik penting karena dampaknya yang besar baik terhadap perekonomian, lingkungan hidup, dan juga ketahanan pangan suatu negara.

"Secara ekonomi, food losses menggambarkan investasi yang terbuang percuma sehingga antara lain dapat mengurangi pendapatan petani, karena biaya saprodi seperti bibit, pupuk, dan pestisida yang sudah dikeluarkan tidak menghasilkan pendapatan.

Agung Hendriadi menambahkan, dampak food losses terhadap lingkungan adalah timbulnya emisi gas rumah kaca yang terbuang percuma, penggunaan air dan tanah yang tidak efektif dan tidak efisien sehingga memicu kerusakan ekonsistem.

"Kesadaran masyarakat tentang food losses and waste ini juga belum banyak disentuh sehingga pemahaman masyarakat juga masih rendah, sehingga melalui lokakarya internasional ini diharapkan dapat menghimpun berbagai pengetahuan dan pengalaman dari berbagai negara dan institusi untuk dapat dirumuskan dalam suatu rekomendasi rencana aksi untuk Indonesia," katanya lagi.

Bogor, West Java (B2B) - Reports from the Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations (UN) says about 1.3 billion tons per year produced foods can not be consumed because of lost, damaged, does not meet quality standards or even thrown away because expired despite being purchased.

"These amounts are enough to feed the world´s population, currently at about seven billion people. This condition must be an enormous challenge, how to meet the food needs of a world population expected to reach 9.1 billion people by 2050," said Agung Hendriadi, Secretary of Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Ministry of Agriculture (IAARD) here on Wednesday (11/18).

He said that while opening the International Workshop and Conference on Agricultural Postharvest Handling and Processing which took place at IPB International Convention Center, Bogor, and will last until today (19/11). The keynote speker is Senior Agro-Industries and Post-Harvest Officer, Rosa Rolle.

According to him, the problem of food losses and waste a few years become an important topic, because a large impact on the economy, environment, and food security in many countries.

"Economically, food losses describe the investment is wasted, thereby reducing farmers´ income, because the cost of seeds, fertilizers, and pesticides to be futile.

Mr Hendriadi added, impact of food losses to the environment triggers the emission of greenhouse gases is wasted, the use of water and soil ineffective and inefficient that impact on the ecosystem.

"Public awareness of food losses and waste is also not widely discussed so that the public´s understanding is still low, through international workshop is expected to compile knowledge and experience from various countries and institutions to formulate a recommendation of action plans for Indonesia," he said.