Kepala BBPP Ketindan Apresiasi `Rumah Kedelai Grobogan`, Capai Swasembada 2018

Grobogan Soybean House Supports Indonesian Soybean Self-sufficiency

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kepala BBPP Ketindan Apresiasi `Rumah Kedelai Grobogan`, Capai Swasembada 2018
RUMAH KEDELAI GROBOGAN: Kepala BBBP Ketindan Djajadi Gunawan (ke-2 kanan) kunjungi RKG didampingi Kadistan Grobogan, Edhie Sudaryanto (ke-2 kiri) Foto2: Humas BBPP Ketindan

Jakarta (B2B) - Rumah Kedelai Grobogan (RKG) di Provinsi Jawa Tengah diapresiasi oleh Kementerian Pertanian RI sebagai terobosan penting dalam mendukung pengembangan potensi kedelai lokal, dalam mengatasi masalah pemasaran kedelai lokal, dan diharapkan memicu motivasi pemerintah kabupaten/provinsi di seluruh Indonesia untuk melakukan replikasi yang dilakukan RKG.

Apresiasi tersebut dikemukakan oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan - Malang di Provinsi Jawa Timur, Djajadi Gunawan tentang eksistensi RKG sebagai learning center, untuk meningkatkan kompetensi petani dan pengusaha agribisnis kedelai lokal dan nasional.

"Keberadaan RKG ini direspon positif sebagai learning center tentang kedelai mulai dari proses budidaya, kegiatan pasca panen, teknologi pengolahan hasil, mengembangkan inovasi, dan meningkatkan nilai tambah kedelai lokal sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani dan daya saing kedelai di pasaran," kata Djajadi yang didampingi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Edhie Sudaryanto pada kunjungan ke RKG di Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh.

Djajadi menambahkan kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi prioritas swasembada oleh Kementan, karena kedelai menjadi sumber bahan baku utama produksi tempe dan tahu, yang menjadi salah satu makanan favorit rakyat. Namun kenyataan di lapangan, usaha pemenuhan produksi kedelai lokal masih terbentur kendala dari sektor hulu hingga ke hilir, khususnya daya saing terhadap kedelai impor.

"Tidak dapat dipungkiri bahwa masuknya kedelai impor mulai mengkhawatirkan karena dampak negatifnya bagi petani kedelai lokal dan konsumen produk olahan kedelai," kata Djajadi.

Edhie Sudaryanto mengakui pendirian RKG tidak lepas dari keputusasaan para petani Grobogan yang produknya sulit bersaing dengan kedelai impor, khususnya faktor harga dan pemasaran sehingg mendorong pemerintah kabupaten mendirikan RKG.

Varietas Grobogan
Kabupaten Grobogan selama ini sudah dikenal sebagai salah satu daerah penyangga pangan di tingkat Jawa Tengah maupun nasional, karena tingginya hasil produksi beberapa komoditas termasuk kedelai lokal, varietas Grobogan dengan  produktivitas 3,4 ton per hektar.

Edhie mengatakan RKG bukan sekedar tempat penampungan hasil panen melainkan sebagai sarana pembelajaran mulai dari penyediaan benih, persiapan lahan, penanaman, perawatan, pananganan hasil panen, pengolahan aneka makanan/minuman, dan pemasaran.

RKG mengusung visi ´membangun agribisnis kedelai yang bermartabat´ diresmikan pada Maret  2017 oleh Gubernur Ganjar Pranowo didampingi Bupati Sri Sumarni pada ´Agro Ekspo dan Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Tengah, dan Jambore Penyuluh Pertanian Jawa Tengah.´

Unit kegiatan RKG meliputi Rumah Tempe dan Tahu, dengan proses pembuatannya higienis dan menggunakan bahan baku lokal, learning center, seed center varietas Grobogan dan Anjasmoro, pusat pemasaran, petani, pengrajin, UMKM, restoran dan taman yang menyajikan aneka menu dari kedelai, dan kebun percobaan.

"Walaupun baru diresmikan, soft opening RKG dimulai sejak 2015 dengan rumah tempe sebagai unit pertama dari RKG," kata Edhie.

Jakarta (B2B) - The Grobogan Soybean House, or RKG, in Central Java province was appreciated by Indonesian Agriculture Ministry as an important breakthrough support development of local soybean potential, which is expected to trigger the motivation of district / provincial governments across the country to replicate.

Director of Ketindan´s Agricultural Training Center said existence of the RKG very important as the learning center to improve the competence of farmers and entrepreneurs of local and national soybean agribusiness.

"The RKG is important as the learning center on soybeans ranging from cultivation activities, post-harvest activities, processing technology, innovation, and value added of local soybean to improve farmer´s income and soybean competitiveness," said Mr Djajadi to the Head of Grobogan Agriculture Office, Edhie Sudaryanto in Krangganharjo village of Toroh subdistrict.

Mr Gunawan said the soybean is an agricultural commodity as priority of self-sufficiency by agriculture ministry, because soybean is a raw material of tempeh and tofu, one of favorite foods of Indonesian people. But in fact, local soybean production is still constrained from upstream to downstream, especially to imported soybean.

"It is undeniable that imported soybeans start to worry because it has a negative impact on local soybean farmers, and consumers," he said.

Edhie Sudaryanto admitted the RKG is driven by disappointment of Grobogan farmers because soybean production is difficult to compete with imported products, especially price and marketing factors which encourages the district government to develop the RKG.

Grobogan Varieties
Grobogan district has been known as provincial and national soybean production centers, especially local soybean productivity, Grobogan varieties with productivity of 3.4 tons per hectare.

Mr Sudaryanto said the RKG is not just a harvest shelter but as a means of learning from the provision of seeds, land preparation, planting, maintenance, handling of harvest, processing of various foods/beverages, and marketing.

The RKG was inaugurated in March 2017 by Governor Ganjar Pranowo accompanied by Regent Sri Sumarni Regent on Agro Expo and Week of Central Java Farmers and Agricultural Extension Jamboree.

Activity units include tempe and tahu home, learning center, seed center varieties Grobogan and Anjasmoro, marketing centers, farmers, craftsmen, SMEs, restaurants, parks, and experimental gardens.

"Before operated, the soft opening began in 2015 with tempe house as the first unit of the RKG," he said.