Infrastruktur Lebih Baik, Permudah Warga Papua Barat Akses Pangan Pokok

Staple Food Distribution Improved in Indonesia`s West Papua

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Infrastruktur Lebih Baik, Permudah Warga Papua Barat Akses Pangan Pokok
Kepala Bidang Distribusi Pangan di Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Liek Irianti memantau stok dan harga pangan di Pasar Wosi, Manokwari, Papua Barat dengan pimpinan dari instansi terkait (Foto: Humas BKP Kementan)

Jakarta (B2B) - Selama ini kendala utama masyarakat Papua Barat mengakses pangan pokok adalah distribusi akibat keterbatasan jalan dan jembatan, namun kini tidak lagi setelah Presiden RI Joko Widodo mendorong pengembangan infrastruktur sehingga memudahkan masyarakat membeli pangan pokok dengan harga terjangkau.

Kepala Bidang Distribusi Pangan di Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian RI, Liek Irianti memastikan stok dan harga pangan pokok di Papua Barat tergolong aman dan terkendali menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2018.

"Distribusi pangan di Papua Barat sudah lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya setelah pembangunan infrastruktur sehingga pangan pokok mudah didapat dengan harga terjangkau," kata Liek Irianti setelah memantau Pasar Wosi, Manokwari.

Dalam kunjungan bersama pimpinan Bulog Subdivre Manokwari, Satgas Pangan dari Polri, dinas perindustrian dan perdagangan, dan Bank Indonesia cabang Papua Barat diketahui harga beras medium Rp10.000, bawang merah Rp35.000, bawang putih Rp21.000, cabai merah keriting Rp20.000, cabai rawit merah Rp40.000 dalam satuan kilogram sementara harga daging ayam ras per ekor adalah Rp35.000.

Kendati begitu, harga telur ayam terpantau naik ke Rp25.000 per kg dari sebelumnya Rp23.000, hal itu diduga akibat kenaikan harga pakan ternak dan disinyalir ulah pedagang yang memanfaatkan efek psikologis pasar menjelang HBKN.

"Harga telur ayam mestinya tidak naik karena stoknya cukup, tapi ini akibat ulah pedagang yang ingin untung cepat di saat kebutuhan meningkat," kata Alexius Tamo Ama, Kepala Pasar Wosi, Manokwari.

Satgas Pangan Papua, Frederik Tuasela menimpali bahwa Polri akan menindak tegas pedagang yang ditengarai menimbun stok pangan pokok.

Jakarta (B2B) - So far, the main obstacle for West Papua people to get staple food is distribution because limitations of roads and bridges, but now no longer after the Indonesian President Joko Widodo build infrastructure so as to facilitate the community to buy staple food at affordable prices.

Director of Food Distribution Division at the Food Security Agency of Agriculture Ministry, Liek Irianti, Liek Irianti ensure the stock and prices of staple food in West Papua is safe and controlled ahead of Christmas and New Year 2018.

"Distribution and food prices in West Papua have been better than in previous years after infrastructure development," Liek Irianti said Liek Irianti after visited Wosi Market in Manokwari, the provincial capital.

During a visit with the head of the relevant office then it is known the price of medium rice 10.000 rupiah, 35.000 rupiah of shallot, 21.000 rupiah of garlic, 20,000 rupiah of curly red chilli, 40.000 rupiah of red chili all in kilogram, while the price of chicken meat is Rp35,000 per head.

Even so the price of chicken eggs observed rose to 25,000 rupiah per kg of 23,000 rupiah, because the price of animal feed rises, and it is alleged that traders use the psychological effects of the market.

"The price of chicken eggs should be stable because of sufficient stock, this is caused traders  because consumer needs increase," said Alexius Tamo Ama, director of Manokwari's Wosi Market.

Head of the supervisory team from the Papua police, Frederik Tuasela said that it will crack down on traders suspected to stock up staple food.