3 Langkah Nyata Pusdiktan BPPSDMP Tingkatkan Kualitas Pendidikan Vokasi

Three Steps of Indonesian Govt to Improve Agricultural Vocational Education

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


3 Langkah Nyata Pusdiktan BPPSDMP Tingkatkan Kualitas Pendidikan Vokasi
RAKORNIS 2020: Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi [duduk, ke-5 kanan]; Kapusdik Idha WA [duduk, ke-5 kiri]; Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman [duduk, ke-4 kiri] dan Kabid Setyabudi Udayana [belakang, jas hitam] Foto2: Humas Pusdiktan

Bogor, Jabar [B2B] - Pendidikan vokasi harus menjadi soko guru peningkatan kualitas SDM pertanian Indonesia melalui tiga langkah nyata yakni kerja keras, fokus dan update kemampuan, untuk mendukung pencapaian target Program Aksi dari Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] dengan revitalisasi peran balai penyuluhan pertanian [BPP] di kecamatan melalui KostraTani, penyerapan 50 juta tenaga kerja dan penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial serta swasembada pangan dan peningkatan ekspor komoditas pertanian.

"Pertanian merupakan sektor strategis meningkatkan pembangunan ekonomi nasional. Kontribusi dalam hal penyediaan pangan bagi 237 juta penduduk Indonesia, penyediaan bahan baku industri, peningkatan produk domestik bruto atau PDB dan penyediaan lapangan kerja merupaka aksi nyata sektor pertanian terhadap pembangunan nasional," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi saat membuka rapat koordinasi teknis [Rakornis] Pendidikan Vokasi Pertanian 2020 di Bogor pada Senin [20/1] yang dihadiri oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti.

Menurutnya, BPPSDMP Kementan khususnya Pusdiktan harus mendukung target Mentan SYL melalui pendidikan vokasi pertanian, untuk mampu mencetak sumberdaya manusia (SDM) pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing. Mengingat Pusdiktan saat ini didukung tiga Sekolah Menengah Pembangunan Pertanian [SMKPP], enam Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan], dan satu Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia [PEPI] di seluruh Indonesia.

"Kita sudah harus meninggalkan budaya kerja yang lambat. Tantangan dunia pertanian ke depan harus kita sikapi dengan tepat dan cepat. Kita harus fokus untuk melahirkan SDM pertanian mulai dari dosen, widyaiswara, mahasiswa dan alumni yang mampu mengikuti perkembangan teknologi," kata Dedi Nursyamsi.

Kepala BPPSDMP Kementan mengingatkan saat ini kita sudah masuk dalam era 4.0 dimana dunia ada dalam genggaman. Begitu pula dalam menjalankan usaha tani, alat mekanisasi pertanian dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan jumlah produksi.

"Mahasiswa Polbangtan dan alumni harus menjadi perintis dan penyambung kebijakan pertanian. Tak hanya itu, raih nilai tambah melalui proses pengolahan dan kemasan yang baik," kata Dedi Nursyamsi.

Dia mengingatkan, di tangan BPPSDMP tanggung jawab terbesar berada yakni lahirnya petani-petani  milenial yang maju, mandiri dan modern. Petani milenial harus menguasai market intelijen yang baik, karena itu aparatur dan eksekutor pertanian baik di pusat dan daerah hingga kecamatan harus ditingkatkan. Kembangkan potensi tersebut secara masif demi kemajuan petani dan pengusaha pertanian milenial.

"Mereka yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan pertanian, kunci keberhasilan pembangunan pertanian ada di petani milenial. Bila petani milenial mampu mandiri, maju, modern, inovatif dapat dipastikan bahwa pembangunan pertanian akan cepat terwujud," kata Dedi Nursyamsi mengakhiri sambutannya.

Rakornis Pusdiktan 2020 di Bogor dihadiri enam direktur Polbangtan di antaranya Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman didampingi Kabag Umum, Irwan Johan Sumarno; Kabid Program dan Kerjasama Pusdiktan, Setyabudi Udayana; Kasubbid Program dan Evaluasi Pendidikan, Vitri Aryanti; Kasubbid Kerjasama dan Tugas Belajar, Abdul Roni Mangkat; Kasubbid Kurikulum dan Sistem Pembelajaran, Yudi Astoni dan Kasubbid Peserta Didik, Raden Hermawan. [Lely]

Bogor of West Java [B2B] - Indonesian agricultural vocational education must be the cornerstone of improving the quality of Indonesian agricultural human resources through three concrete steps namely hard work, focus and ability updates, to support the achievement of Action Program targets of Indonesian Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo, according to senior official of the ministry.