Aplikasi IV-Lab, Kementan Perkuat Pengendalian Penyakit Hewan

Indonesian Govt Strengthens Control of Animal Diseases

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Aplikasi IV-Lab, Kementan Perkuat Pengendalian Penyakit Hewan
SEMINAR INTERNASIONAL: Direktur Kesehatan Hewan - Ditjen PKH Kementan, Fadjar Sumping TR [kanan] bersama Dirjen PKH, I Ketut Diarmita [kiri] pada seminar International African Swine Fever [ASF] di Bogor, Sabtu [19/10].

Jakarta [B2B] - Sistem Informasi Laboratorium Terintegrasi, yang dikenal sebagai Aplikasi IV-Lab, singkatan dari Integrated Veterinary Laboratory Information System dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan - Kementerian Pertanian RI [Ditjen PKH Kementan] untuk mendukung pengendalian penyakit hewan dan zoonosis. Hal itu seiring perkembangan kebutuhan sistem informasi online, yang mempercepat alur informasi dari lapangan ke laboratorium hingga penentu kebijakan di pemerintahan pusat. 

"Kecepatan informasi tersebut akan mempermudah proses pengambilan kebijakan terkait pengendalian penyakit hewan, sekaligus mempermudah pengelolaan data sampel dan pengujian laboratorium, dengan status proses pengujian mampu telusur lebih cepat dan pelaporan ke pusat lebih mudah karena terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan hewan nasional disingkat iSikhnas," kata Direktur Kesehatan Hewan - Ditjen PKH Kementan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa di Jakarta pada Minggu [20/10].

Menurutnya, kecepatan informasi tersebut akan mempermudah dalam proses pengambilan kebijakan terkait pengendalian penyakit hewan. Sistem Aplikasi IV-Lab merupakan sistem informasi pengelolaan data pengujian di bidang kesehatan hewan, peternakan dan kesehatan masyarakat veteriner yang diaplikasikan oleh laboratorium unit pelaksana teknis [UPT] pada Ditjen PKH Kementan yakni semua balai veteriner [BVet] dan balai besar veteriner [BBVet] di Indonesia.

"Sistem aplikasi IV-Lab mempermudah pengelolaan data sampel dan pengujian laboratorium dengan status proses pengujian mampu telusur lebih cepat dan pelaporan ke pusat lebih mudah karena terintegrasi dengan sistem informasi iSikhnas," katanya.

Saat ini, pengembangan sistem informasi yang dilakukan mampu menampung dan mengolah hasil pengujian seluruh balai veteriner di Indonesia yang bisa mencapai 100 ribu sampel setiap tahun. Hal ini penting mengingat Indonesia sebagai salah satu hotspot di Asia harus selalu siaga dalam menghadapi wabah, dan kecepatan informasi terkait ancaman penyebaran penularan penyakit tersebut menjadi mutlak diperlukan.

Kejadian penularan penyakit, kata Fadjar, dapat dicegah dan mampu dikendalikan melalui tindakan yang cepat dan tepat, salah satunya melalui sistem pemantauan/surveilans yang mampu mendeteksi penyakit hewan secara cepat dan tepat melalui sistem laboratorium yang mampu menyediakan hasil diagnosa yang cepat dan berkualitas.

Pakar teknologi informasi [TI] dari Balai Veteriner [BVet] Banjarbaru, Priyono mengungkapkan bahwa Sistem informasi IV Lab memiliki fitur yang memudahkan pengguna. Sistem aplikasi ini mumpuni sebagai perangkat yang dapat digunakan untuk perbaikan manajemen laboratorium pada khususnya, serta manajemen pengendalian penyakit pada umumnya.

“Penerbitan hasil uji diberitahukan secara langsung kepada pelanggan secara real time melalui email, SMS atau Whatsapp, sehingga pelanggan dapat mengakses laporan hasil uji miliknya secara online. Fitur real time dashboard dilengkapi dengan notifikasi hasil uji, status uji serta alert untuk kejadian penyakit tertentu," katanya.

Priyono berharap ke depan, IVL diharapkan akan direplikasi oleh laboratorium veteriner provinsi/kabupaten/kota di seluruh Indonesia, serta dapat diintegrasikan dengan program e-Certified, e-Kinerja dan Simphoni/e-Billing. 

"Aplikasi ini juga menjadi salah satu nominasi terbaik kategori pelayanan internal pada lomba Teknologi Informasi dan Komunikasi 2019 yang digelar oleh Pusdatin," katanya.

Jakarta [B2B] - Integrated Laboratory Information Systems, known as IV-Lab Applications, or the Integrated Veterinary Laboratory Information System developed by the Indonesian government to support the control of animal diseases and zoonoses. This is in line with the development of online information system needs, which accelerates information from the field to the laboratory to policy makers in the central government, according to the senior official of agriculture ministry.