Dukung GratiEks, Dirjen PSP Kementan Lepas Ekspor Perdana Pupuk Organik Cair

Indonesia Exports Liquid Organic Fertilizer to Malaysia

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Dukung GratiEks, Dirjen PSP Kementan Lepas Ekspor Perdana Pupuk Organik Cair
EKSPOR KE MALAYSIA: Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy [ke-3 kiri] bersama Direktur PT Indo Acidatama Tbk, Hartanto [ke-5 kiri] dan Staf Khusus Mentan, Lutfi Halide [ke-2 kiri] usai pelepasan ekspor di Solo Raya [Foto: Humas Ditjen PSP]

Solo Raya, Jateng [B2B] - Indonesia melakukan ekspor perdana pupuk organik cair dan dekomposer ke Malaysia sebanyak 10.000 liter senilai Rp400 juta, produksi PT Indo Acidatama Tbk, Pomi dan Beka, yang dilepas oleh Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian - Kementerian Pertanian RI [PSP Kementan] di Kabupaten Karanganyar - Solo Raya, Jawa Tengah pada Jumat [13/12] sebagai langkah penting mendukung Gerakan Tiga Kali Ekspor [GratiEks] yang dicanangkan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] sesuai target Presiden RI Joko Widodo.

"Pelepasan ekspor perdana hari ini merupakan awal dari komitmen setelah penandatanganan kontrak produsen pupuk dengan importir dari Malaysia, selanjutnya akan berlangsung rutin setiap bulan ke negeri jiran tersebut. Bahkan dua negara tetangga, Thailand dan Vietnam sudah menyatakan minat untuk mengimpor pupuk organik cair produksi Indonesia ini," kata Dirjen PSP Sarwo Edhy didampingi Direktur PT Indo Acidatama Tbk, Hartanto dan Staf Khusus Mentan, Lutfi Halide usai mengibarkan bendera start ekspor di Kebakramat, Kabupaten Karanganyar, Jateng.

Menurut Sarwo Edhy, produk ekspor tersebut terbukti efektif dan efisien digunakan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian setelah digunakan petani di Kalimantan, khususnya di kawasan pengembangan lahan rawa #Serasi di Provinsi Kalimantan Selatan.

"Tingkat keasaman maupun kebasa-an tanah atau PH yang awalnya tiga hingga 3,5 bisa meningkat menjadi lebih dari enam. Sebelumnya, kami menggunakan dolomit atau kapur dengan rasio pemakaian dua ton per hektar, ternyata hasilnya lamban. Namun dengan pupuk organik cair ini terbukti efektif dan efisien dalam aplikasi maupun distribusi ke lapangan," kata Dirjen PSP.

Hal senada dikemukakan Direktur Hartanto, dari plotting demonstration [Demplot] yang dilakukan perusahaannya di Provinsi Kalimantan Selatan, pH tanah dari 3,5 bisa naik menjadi pH 5,5 sampai enam dari penggunaan tiga sampai lima botol ketimbang Dolomit yang sudah mulai jarang digunakan oleh petani. Produktivitas pun meningkat hingga 30% ketimbang tanpa menggunakan pupuk organik cair dan biodekomposer.

Menurut Hartanto, perusahaannya mengembangkan pupuk organik cair dan dekomposer sejak 12 tahun lalu, dengan merintis diikuti sosialisasi penggunaan pupuk organik cair kepada petani di seluruh Indonesia.

"Langkah tersebut sebagai bukti komitmen dan tanggung jawab kepada bangsa dan negara. Kita semua harus bertanggung jawab mencegah kerusakan lahan pertanian akibat penggunaan pupuk anorganik yang tidak terkendali di tingkat petani," kata Hartanto.

Dia mengharapkan Pemerintah RI khususnya Kementan agar terus mensosialisasikan penggunaan pupuk organik agar produktivitas usaha tani meningkat tanpa merusak lahan. [Sur]

Solo of Central Java [B2B] - Indonesia made the first export of liquid organic fertilizer and decomposers to Malaysia as much as 10,000 liters worth Rp400 million, PT Indo Acidatama Tbk's production was released by  Director General of Agriculture Infrastructure and Facilities at the Indonesian Agriculture Ministry here on Friday [December 13].