Realisasi Upsus Siwab Lebih 10,5 juta ekor Akseptor per September 2019

Indonesian Govt Chose Artificial Insemination to Increase Cattle Production

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Realisasi Upsus Siwab Lebih 10,5 juta ekor Akseptor per September 2019
BANTUAN TERNAK: Dirjen PKH Kementan, I Ketut Diarmita [ke-3 kiri] menyerahkan bantuan ternak secara simbolis kepada Sekda Bali, Dewa Made Indra disaksikan Kepala Dinas PKH Bali, I Wayan Mardiana [Foto: istimewa]

Denpasar, Bali [B2B] - Sejak 2017 hingga 9 September 2019, realisasi Program ´sapi indukan wajib bunting´ disingkat Siwab mencapai 10.548.530 ekor akseptor atau 105,49 % dari target 10 juta ekor akseptor; kebuntingan sapi sebanyak 5.498.695 ekor [76,37%] dari target 7,2 juta kebuntingan; dan kelahiran pedet mencapai 4.140.916 ekor [71,89%] dari target 5.760.000 ekor.

Sementara capaian Upsus Siwab di Provinsi Bali pada Januari - September 2019 tergolong baik, dengan realisasi inseminasi buatan [kawin suntik] mencapai 50.827 ekor [72,61%] dari target 70.000 ekor, kebuntingan 30.970 ekor [63,20%] dari target 49.000 ekor dan kelahiran 24.554 ekor [62,64%] dari target 39.200 ekor.

"Kementerian Pertanian RI berupaya mewujudkan swasembada protein hewani khususnya daging sapi, hal ini merupakan bagian integral pembangunan nasional peternakan yang dalam lima tahun terakhir diarahkan untuk peningkatan produksi daging, sebagai upaya mencapai target swasembada daging sapi 2026," kata Dirjen Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan - Kementerian Pertanian RI [(Dirjen PKH Kementan] I Ketut Diarmita saat menghadiri Kontes Ternak dan Panen Pedet 2019 di Denpasar, belum lama ini.

Menurutnya, untuk mewujudkan swasembada daging maka Kementan melaksanakan program terobosan melalui Upsus Siwab, penambahan sapi indukan, pengembangan sapi Belgian Blue dan sapi Wagyu yang didukung dengan upaya peningkatan status kesehatan hewan, penjaminan keamanan pangan asal ternak, skim pembiayaan, investasi dan asuransi ternak.

"Keberhasilan Program Upsus Siwab harus selalu kita sosialisasikan, dan kita gaungkan kepada masyarakat luas dalam berbagai bentuk kegiatan, salah satunya melalui kegiatan panen pedet dan kontes ternak yang saat ini dilaksanakan," kata Dirjen Ketut Diarmita.

Kementan mengharapkan Program Upsus Siwab diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya genetika ternak sapi, hal ini terlihat dari kegiatan panen pedet hasil inseminasi buatan [IB] yang saat ini dilaksanakan. Selain itu juga kegiatan kontes ternak diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomi bagi peternak yang tentunya dapat menambah pendapatan dan kesejahteraan.

Adapun untuk Bali, sejak 2016 hingga 2018, fasilitasi bantuan ternak yang telah diberikan adalah sebanyak 719 ekor sapi potong dan 742 ekor kambing. Untuk 2019, dialokasikan juga bantuan ternak untuk Bali sebanyak 390 ekor sapi potong [150 ekor dari BPTU HPT Sembawa dan 240 ekor dari dinas provinsi], kambing perah sebanyak 24 ekor [dinas provinsi], dan babi sebanyak 200 ekor [BPTU HPT Denpasar].

Kontes Ternak Bali
Mewakili Gubernur Bali I Wayan Koster, Kepala Dinas PKH Provinsi Bali, I Wayan Mardiana menyampaikan bahwa kegiatan Kontes Ternak dan Panen Pedet ini berkontribusi dalam mewujudkan kemandirian pangan dengan meningkatkan nilai tambah dan daya saing untuk kesejahteraan peternak.

"Kegiatan ini diharapkan meningkatkan pengetahuan dan wawasan para peternak, memberikan edukasi dan informasi tentang pembangunan peternakan di Bali untuk kesejahteraan peternak, mendapat kesempatan untuk berkomunikasi dan koordinasi antar para pemangku kepentingan terkait peternakan dan kesehatan hewan" kata I Wayan Mardiana.

Melanjutkan penjelasannya, Dirjen Ketut Diarmita menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak bisa dipisahkan dari pencapaian kesejahteraan masyarakat serta pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.

"Pertama, pengembangan komoditas peternakan akan menyediakan berbagai alternatif pilihan sumber protein. Mulai produk telur, daging unggas, daging sapi/kerbau/kado dan susu, dan hampir semua produk tersebut bisa ditemui di perkotaan hingga ke pelosok desa," kata Dirjen PKH Kementan.

Kedua adalah banyaknya pilihan sumber protein juga akan menyediakan berbagai alternatif pilihan tingkatan harga yg bisa dijangkau oleh masyarakat. Ketiga, kebutuhan pangan hewani asal ternak akan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani sebagai pembentuk generasi muda berkualitas di masa mendatang. Keempat, kekayaan plasma nuftah ternak/hewan, biomasa pakan, lahan dan air, dapat dipandang sebagai potensi basis yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan kompetitif sebagai faktor pengerak pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.

"Kebijakan pembangunan peternakan dan keswan saat ini dan dimasa mendatang tetap akan diarahkan pada upaya-upaya untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak, baik itu daging, telur dan susu," kata Dirjen Ketut Diarmita.

Denpasar of Bali [B2B] - Indonesian government developing the special program to increase the population and livestock production for self-sufficiency in proteins of 2019 through the the artificial insemination program for cattle or called the Upsus Siwab with a target of four million artificial insemination of cows that can produce three million of calf.