Kepala Badan SDM Kementan Pastikan `Tiada Hari Tanpa Panen` di Yogya
Indonesian Govt Supports Yogya`s Farmers to Increase Rice Production
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Sleman, Yogyakarta (B2B) - Kementerian Pertanian RI melanjutkan kegiatan safari panen padi di Yogyakarta, siang ini, Kamis (11/1) di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Panen dipimpin oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono didampingi Bupati Sri Purnomo. Total luas panen Januari 2018 di Yogyakarta mencapai 30.000 hektar, dan 5.000 hektar di antaranya berada di Sleman.
Momon Rusmono mengatakan kegiatan panen bersama petani, dihadiri oleh para pejabat terkait membuktikan bahwa safari panen oleh jajaran Kementan untuk memastikan kondisi lapangan, dan mengabarkan kepada masyarakat bahwa meski di masa paceklik pada November sampai Januari 2018 seperti saat ini di berbagai wilayah Indonesia, khususnya Yogyakarta tetap ada panen dan stok beras cukup.
Pernyataan Momon dibenarkan oleh petani setempat seperti dikemukakan Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tanirejo, Lipur seraya mengharapkan pemerintah tidak mengimpor beras, karena kebijakan tersebut akan merugikan para petani di Yogyakarta dan seluruh Indonesia.
Produktivitas padi lokal yang dipanen di Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan adalah 7,4 ton gabah kering panen (GKP) atau 6,3 ton gabah kering giling (GKG) per hektar. Luas lahan siap panen untuk Januari 2018 sekitar 100 hektar dari total lahan 300 hektar di Desa Madurejo.
Momon menambahkan bahwa panen hari ini menunjukkan kepada kita bahwa produksi padi di Yogyakarta tergolong aman. "Besok pagi kami akan melanjutkan kegiatan panen di Kabupaten Kulonprogo, sehingga impor beras tidak perlu karena panen padi masih berlangsung di provinsi-provinsi lain termasuk Yogyakarta."
Menurutnya, terjaganya produksi padi di Kabupaten Sleman dan Provinsi Yogyakarta karena sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk menjamin dan meningkatkan produksi padi. Misalnya, untuk mengantisipasi dampak paceklik, pemerintah telah menyalurkan bantuan cukup banyak ke petani, seperti pompa air, traktor dan benih berkualias, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, embung dan lainnya.
"Pendampingan dan terjun kelapangan pun dilakukan secara masif untuk memantau perkembangan tanaman padi. Kementan bersama pemerintah daerah terus memberikan bimbingan dan pengawalan serta usaha peningkatan produksi dan peroduktifitas padi. Jadi proses produksi berjalan lancar," kata Momon Rusmono yang didampingi oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) BPPSDMP Kementan, Gunawan Yulianto.
Tampak hadir Staf Ahli Mentan Bidang Infrastruktur, Ani Andayani; Dandim 0732 Sleman Letkol (Arm) Joko Sudjarwo; Kepala Dinas Pertanian Yogyakarta, Maman Suherman; Kepala Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Ali Rachman; Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Pusdiktan, Teddy Rachmat Mulyadi.
Luas Tanam
Data Kementan menyebutkan, luas tanam padi secara nasional pada Juli - September 2017 mencapai 1,1 juta hektar per bulan, atau naik dua kali lipat dari tahun sebelum dilaksanakan program upaya khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale) yang hanya mencapai 500.000 hektar per bulan.
Sementara hasil panen padi Desember mencapai 6 juta ton gabah kering giling setara 3 juta ton beras. Produksi ini mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras nasional 2,6 juta ton dan berarti surplus 0,4 juta ton.
"Peningkatan luas tanam musim kering Juli hingga September meningkat dua kali lipat merupakan dampak dari Program Upsus Pajale Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman," kata Momon.
Kementan telah menyelesaikan rehabilitasi jaringan irigasi tersier 3,4 juta hektar atau 113%, pembangunan 2.278 unit embung/dam parit/long storage, perluasan dan optimasi lahan 1,08 juta hektar, pengembangan lahan rawa 367.000 hektar, mekanisasi dengan bantuan alsintan traktor, pompa, rice transplanter, combine harvester 284.436 unit naik 2.175 persendaritahun 2014.
Sleman of Yogyakarta (B2B) - Indonesian government supports rice harvest in Yogyakarta province to ensure national rice stocks are sufficient to meet domestic demand as did by the Director General of Human Resources Agriculture of agriculture ministry, Momon Rusmono here on Thursday (January 11) with farmers in Prambanan subdistrict of Sleman district do rice harvest 100 hectares of rice fields.
Mr Rusmono said rice harvest activities in Yogyakarta to ensure conditions on agricultural land especially rice fields, and to inform the public about rice harvest despite high rainfall from November to January 2018.
Rusmono´s statement is justified by local farmers as stated by Lipur while expecting the government not to import rice, because the policy will harm farmers in Yogyakarta and across the country.
Rice productivity in Madureja village of Prambanan subdistrict is 9.4 ton per hectares of dry grain. The rice harvest area currently around 15 from the total agricultural land of 29 hectares.
Mr Rusmono said that today´s rice harvest shows us that rice production in Yogyakarta is safe. "Tomorrow morning we will rice harvest in Kulonprogo district, so rice import is not yet necessary, because rice harvest is still going on in other provinces including Yogyakarta."
According to him, the synergy of central and local government such as in Yogyakarta to guarantee rice stock and increase rice production. For example, to anticipate the impact of the rainy and dry seasons, the government helps farmers by providing water pumps, tractor machines, superior seeds, irrigation rehabilitation and others.
"Farmers are accompanied by agricultural extension workers to monitor the development of rice crops. The ministry with local government guides and guards farmers to increase rice production to ensure the production runs smoothly," said Mr Rusmono who was accompanied by Director of Agriculture Training Center, Gunawan Yulianto.
Rice Planting Area
Ministry data mentions the national rice cultivation area in July - September 2017 reached 1.1 million hectares per month, or doubled from previous years which only 500,000 hectares per month.
While the December 2017 rice harvest production reaches 6 million tons of unhulled unhulled rice equivalent to 3 million tons of rice, which is predicted to meet national consumption demand of about 2.6 million tons or a surplus of 0.4 million tons per month.
"The planting area in the dry season from July to September increased twice as impact of the policy of Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman," Mr Rusmono said.
The agriculture ministry has completed the rehabilitation of tertiary irrigation networks of 3.4 million hectares or 113%, development of 2,278 rainwater collection units, expansion and optimization of 1.08 million hectares of agricultural land, development of 367,000 ha of swamp land, mechanization with agricultural machinery, water pumps, rice transplanters and combine harvester.