Program Aksi, BPPSDMP Kementan Dorong Pengembangan Petani Milenial
Indonesian Govt Push Farmers Regeneration through the Agriculture Extension
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Garut, Jabar [B2B] - Tantangan sektor pertanian saat ini adalah menarik minat generasi muda ke pertanian, diperkirakan hanya 8% milenial dari 33 juta petani di seluruh Indonesia, yang menjadi tantangan BPPSDMP Kementan melakukan regenerasi pertanian melalui penyuluhan, pendidikan dan pelatihan pertanian dengan sentuhan teknologi 4.0 agar kalangan milenial tertarik kembali bertani, seperti diinstruksikan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL].
Hal itu dikemukakan oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi saat membuka rapat pimpinan [Rapim] Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] di Garut, Provinsi Jawa Barat pada Kamis [16/1] yang dihadiri Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah; Kepala Pusluhtan, Leli Nuryati; Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti; dan Kepala Puslatan, Bustanul AC.
"Ada 33 juta petani. Dari jumlah tersebut, hanya delapan persen yang tergolong milenial. Sisanya kolotnial. Ini tantangan kita semua untuk regenerasi petani, agar anak muda kembali tertarik ke pertanian, dengan meningkatkan jumlah petani milenial. Di saat yang sama, Kementan khususnya BPPSDMP ditugasi meningkatkan kesejahteraan 33 juta petani tersebut," kata Dedi Nursyamsi.
Dia pun menyebut sejumlah petani milenial yang terbukti layak menjadi panutan petani milenial di seluruh Indonesia antara lain Sandi Octa Susila dari Cianjur penggagas one stop shooping; Ulus Pirnawan dari Lembang yang mengekspor baby buncis; Rizal Fahreza dari Garut pengembang kawasan agrowisata Eptilu.
Prof Dedi Nursyamsi menyebut tentang smart automatization, big data, artificial intelligence, information communication technology dan internet of things [IOT] sebagai teknologi masa depan di era 4.0 yang sangat bermanfaat bagi pembangunan pertanian nasional, dan Kementan mendorong pelaku utama di sektor pertanian segera beralih pada pendekatan teknologi digital.
"Kebijakan Mentan SYL sesuai instruksi Presiden Jokowi adalah pembangunan SDM pertanian, yang bermuara pada pertumbuhan pertanian Indonesia. Ada tiga fokus utama yakni penyediaan pangan, kesejahteraan petani, dan peningkatan ekspor komoditas pertanian, maka BPPSDMP Kementan menjadi salah satu kunci suksesnya melalui peningkatan kualitas SDM pertanian," kata Dedi Nursyamsi dalam arahannya.
Menurutnya, SDM pertanian merupakan penggerak utama pembangunan pertanian, maka BPPSDMP harus mampu mendorong dan menghasilkan generasi muda pertanian yang maju, mandiri dan modern melalui Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian di tingkat Kecamatan [KostraTani] yang terkoneksi online ke seluruh balai penyuluhan pertanian [BPP] di tingkat kecamatan, sebagai locust pertanian ke Agriculture Operation Room [AOR] di BPP, kabupaten [Kostrada], provinsi [Kostrawil] hingga Agriculture War Room [AWR] di Kementan selaku KostraTanas sebagai penopang utama Gerakan KostraTani.
"KostraTani direspons positif oleh wakil rakyat di DPR, kalangan asuransi dan perbankan serta para pemangku kepentingan sebagai program unggulan Kementan, untuk implementasi teknologi 4.0 di sektor pertanian," kata Dedi Nursyamsi pada Rapim yang juga dihadiri sejumlah pejabat eselon tiga dan empat serta para staf terkait.
Tampak hadir pada Rapim BPPSDMP 2020 di Garut antara lain Staf Khusus Mentan: Jufry Hari dan Firdaus Hasan; Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan, I Wayan Ediana; Kabid Program dan Evaluasi Penyuluhan, Riza Fachrizal; Kabid Penyelenggaraan Pendidikan, Ismaya NR Parawansa; Kabid Program dan Kerjasama Pendidikan, Setyabudi Udayana; Kabid Program dan Kerjasama Pelatihan, Ramadani Saputra; Kabag Umum Polbangtan YoMa, Irwan Johan Sumarno; Kasubbid Materi dan Informasi Penyuluhan, Septalina Pradini; Kasubbid Pemberdayaan Kelembagaan Petani, Yoyon Haryanto; Kasubbid Program dan Evaluasi Pendidikan, Vitri Aryanti; dan Kasubbid Ketenagaan Penyuluhan, Welly Nugraha [Cha2]
Garut of West Java [B2B] - Agriculture extension, education and training programs as part of policy of Indonesian Agriculture Ministry´s under the coordination of the Directorate General of Agency for Agricultural Extension and Human Resources Development or BPPSDMP to attract young people to the agricultural sector as agropreneur. They are Y and Z generations who are interested in information technology and social media, so that agricultural extension must be more active through Facebook, Instagram, Twitter and Linkedin, according to senior Indonesian officials.