Ditjen PSP Kementan Dorong Lahan #Serasi Ikut Asuransi Pertanian

Indonesian Farm Insurance Prevents Farmers of Losing Money due to Drought

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Ditjen PSP Kementan Dorong Lahan #Serasi Ikut Asuransi Pertanian
Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy terus mengajak petani untuk memanfaatkan asuransi pertanian yang disubsidi pemerintah untuk meringankan petani [Foto: Humas Ditjen PSP]

Jakarta [B2B] - Kementerian Pertanian RI terus mengembangkan program asuransi pertanian bagi melalui asuransi usaha tani padi (AUTP), termasuk petani di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan dan petani yang mengolah lahan rawa melalui Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani [#Serasi] untuk memanfaatkan AUTP yang preminya disubsidi pemerintah.

“Bayar preminya hanya Rp 36 ribu per hektar per musim tanam karena disubsidi pemerintah Rp144. Kalau petani sudah menjadi peserta AUTP, kelak dapat mengajukan klaim kerugian apabila sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tumbuhan atau OPT. Besar klaim Rp6 juta per hektar per musim tanam,” kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian [PSP] Kementan, Sarwo Edhy di Jakarta, Rabu [20/11].

Menurut Sarwo Edhy, Kementan mengharapkan seluruh petani dapat memanfaatkan Program AUTP ini, sehingga petani bisa bekerja dengan tenang dan tidur nyenyak meskipun lahan sawahnya terdampak banjir, kekeringan atau serangan hama. 

“Petani yang telah menjadi pesetta AUTP dapat mengajukan klaim ke PT Jasindo dengan ganti rugi Rp6 juta per hektar per musim tanam," katanya.

Di tempat terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengimbau agar digitalisasi program asuransi pertanian ini ditingkatkan. Melalui layanan berbasis online melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP), diharapkan semua petani mudah mendapatkan informasi dan ikut mendaftar.

"Era sekarang adalah era digital. Semua bisa dilakuka lewat digital. Perkembangan IT sudah melampaui batas kemampuan mata manusia. Harus mau belajar dan terus belajar. Belajar dari hal-hal bagus yang ada di sekitar," kata Mentan Syahrul.

Menurut Sarwo Edhy, Kementan menargetkan bisa mengembangkan AUTP sebanyak 1 juta ha/tahun. Namun, hingga saat ini realisasi dari program AUTP rata-rata baru sekitar 80% per tahun. 

“Karena itu, kami minta petani memanfaatkan AUTP yang harga preminya sangat murah ini,” tambahnya.

Dikatakannya, AUTP merupakan cara Kementan untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT. 

"Kami harapkan semua petani padi bisa mendaftar sebagai anggota AUTP. Karena harga preminya murah dan sangat bermanfaat," ujarnya.

AUTP saat ini, tak hanya diperuntukkan bagi petani yang lahan sawahnya berada di kawasan rawan bencana dan serangan OPT. Akan tetapi, AUTP juga dikembangkan untuk petani yang lahan sawahnya aman dari bencana. Sebab, yang namanya bencana atau serangan OPT itu tak bisa diduga.

Data Kementan menyebutkan, jumlah petani peserta AUTP dari tahun ke tahun terus meningkat. Tercatat,  dari target  1 juta ha, realisasi AUTP pada tahun 2018 tercapai 806.199,64 ha, atau 80,62%. Sementara itu klaim kerugian yang diajukan petani mencapai 12.194 ha atau sebesar 1,51%.

AUTP yang dikembangkan Kementan sampai saat ini tak menemui banyak kendala. Pembayaran klaim yang dilakukan PT Jasindo sampai saat ini berjalan lancar. Guna mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi, Kementan bersama PT Jasindo menerbitkan layanan berbasis online melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).

Selain AUTP, Kementan juga menerbitkan asuransi ternak sapi/kerbau dengan nilai premi asuransinya Rp 40 ribu/ekor/tahun. Bagi petani yang ikut serta dalam asuransi ternak sapi/kerbau bisa mengajukan klaim ke PT Jasindo apabila ternaknya mati atau hilang sebesar Rp 10 juta. 

“Asuransi ternak sapi/kerbau ini juga kami subsidi sebesar Rp 160 ribu/ekor/tahun,” kata Sarwo Edhy.

Jakarta [B2B] - Indonesian government targets a million hectares of land owned by rice farmers will be registered in the agricultural insurance program, the process was facilitated by the Agriculture Ministry through the Directorate General of Agricultural Infrastructure and Facilities or Ditjen PSP supported by insurance company Jasindo.