Kompetensi IB, Mahasiswa STPP Magelang Praktik Lapangan di Rembang

Indonesian`s Agricultural Students Taining Artificial Insemination

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kompetensi IB, Mahasiswa STPP Magelang Praktik Lapangan di Rembang
Para mahasiswa terlebih dahulu thawing dan memasukkan gun ke posisi servik cincin empat kemudian dicek oleh inseminator apakah gun telah benar masuk atau menyamping (Foto2: Humas STPP Magelang)

Jakarta (B2B) - 78 orang mahasiswa tingkat tiga Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian - STPP Magelang jurusan penyuluhan peternakan (Jurluhtan) pada pertengahan Februari 2018 mengikuti praktik lapangan inseminasi buatan (IB) di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, yang digelar setelah mereka mengikuti pelatihan di kampus STPP Magelang pada 25 Januari hingga 7 Februari 2018.

"Ppraktik lapangan bertujuan mengukur keterampilan mahasiswa tingkat tiga melakukan inseminasi buatan setelah mengikuti pelatihan berupa teori,  praktik, dan diskusi di kampus STPP Magelang pada akhir Januari sampai awal Februari 2018," kata Kabag Administrasi Umum STPP Magelang, Irwan Johan Sumarno melalui pernyataan tertulis.

Dia menambahkan, Rembang dipilih karena merupakan salah satu kabupaten dengan akseptor terbanyak jenis sapi peranakan ongole (PO) di Jateng. 

Dinas Peternakan  Rembang saat ini didukung 40 inseminator di 37 pos pelayanan IB. Tiap satu inseminator didampingi dua sampai tiga mahasiswa sesuai dengan wilayah kerjanya.

"STPP Magelang  telah memiliki kerjasama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Rembang , sehingga pelaksanaan praktik lapangan bidang inseminasi buatan  setiap tahunnya ditempatkan di daerah tersebut," kata Irwan JS.

Teknis pelaksanaan kegiatan,  para mahasiswa terlebih dahulu melakukan thawing dan memasukkan gun ke posisi servik cincin empat kemudian dicek oleh inseminator apakah gun telah benar masuk atau menyamping, setelah itu,  jika posisi gun sudah benar semen beku ditembakkan oleh mahasiswa. 

Peningkatan kompetensi kelulusan dalam bidang Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu alternatif dalam memberi bekal keterampilan bagi para mahasiswa, dimana peluang kesempatan kerja masih cukup luas dengan jumlah akseptor ternak inseminasi buatan yang sangat banyak. 

Irwan JS mengungkapkan respons positif dari para peternak Rembang terhadap kegiatan praktik IB, sehingga mahasiswa lebih giat dan semangat dalam melaksanakan tugas kuliah praktik.

Jakarta (B2B) - 78 students from the third grade of Magelang´s Agriculture College or STPP Magelang faculty of agricultural extension in mid-February 2018 conducted artificial insemination field practice in Rembang district of Central Java province, after they attended campus training on 25 January to 7 February 2018.

Field practitioners aim to improve their skills of artificial insemination after training in the form of theory, practice, and discussion on campus in late January to early February 2018," said Head of General Affairs of STPP Magelang, Irwan Johan Sumarno through a written statement recently.

He added, Rembang was chosen because it is one of the districts with the most acceptor ongole cattle species in Central Java.

The Rembang livestock office is currently supported by 40 inseminators in 37 service posts. Each inseminator is accompanied by two to three students according to their working area.

"The STPP Magelang has been working with the district government for a long time so that field practices are held annually in Rembang," Mr Suwarno said.

Technical implementation, the students first do thawing and insert the gun into the cervical position of the four rings, then checked by the inseminator whether the gun has been properly entered or sideways, after that, if the gun position is correct the frozen semen is fired by the students.

Competence test for artificial insemination is one of alternative skill for students, with job opportunities still wide enough to support Indonesia´s self-sufficiency in cattle.

Mr Sumarno said the Rembang breeders respond positively to artificial insemination practices, which encourages students to be more energetic and enthusiastic about carrying out practical lectures.