Gunung Kidul, DIY [B2B] - Perguruan tinggi vokasional pertanian Yogyakarta - Magelang, Polbangtan YoMa, terus berupaya menumbuhkan minat generasi muda kembali ke sektor pertanian, seperti dilakukan di Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta, menggandeng balai penyuluhan pertanian [BPP] Paliyan menggelar 'pelatihan pembuatan pestisida hayati'.

"Saat ini permasalahan utama sektor pertanian adalah menurunnya generasi muda tani untuk tetap di dunia pertanian. Polbangtan Yoma merangkul pemuda tani milenial untuk semakin mencintai sektor pertanian melalui kegiatan pelatihan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Gunung Kidul, Bambang Wisnu diwakili Koordinator BPP Paliyan saat membuka 'Pelatihan Penumbuhan dan Penguatan Petani Milenial dalam Rangka Regenerasi Petani' pada Selasa [15/10] yang diikuti 20 pemuda tani milenial selama dua hari, hingga Rabu [16/10].

Menurutnya, kegiatan pelatihan di BPP Paliyan yang didukung penyuluh pertanian setempat bertujuan meningkatkan kemampuan petani dalam teknologi pertanian terutama pengendalian organisme pengganggu tumbuhan [OPT].

Dr Rr Siti Astuti, SP MSc selaku wakil dari Polbangtan Yoma menyampaikan bahwa pelatihan yang sama dilakukan serentak di tiga kecamatan di Gunung Kidul: Playen, Paliyan dan Tepus bertujuan menumbuhkan dan menguatkan semangat petani milenial Paliyan agar semakin giat dalam memajukan pertanian lokal. 

"Petani muda Paliyan diharapkan dapat meningkatkan hasil produk pertanian di Paliyan, maka melalui pelatihan tersebut diharapkan muncul pemuda milenal yang siap memajukan pertanian Paliyan," kata Dr Rr Siti Astuti, SP MSc.

Ke depan, menurutnya, petani milenial yang telah mendapatkan pelatihan harus mampu menjadi pionir bagi pemuda tani lain guna mendobrak kemajuan pertanian di Kabupaten Gunung Kidul. 

"Materi utama pelatihan adalah upaya pengendalian OPT, maka para pemuda tani dibekali praktik pembuatan beberapa pestisida hayati untuk pengendalian OPT tanaman padi," kata Dr Rr Siti Astuti, SP MSc.

Menurutnya, petani didampingi fasilitator praktik pembuatan pestisida hayati berbahan aktif bakteri paenibacillus polymyxa. Bakteri ini sebagai pestisida pengendali penyebab penyakit blas pada tanaman padi yang saat ini sedang gencar dilakukan.

"Selain itu, pemuda tani akan dibekali materi dinamika kelompok tani, pemanfaatan pangan lokal, pengolahan hasil pertanian dan praktek pembuatan pakan ternak alternatif," katanya. [IJS]