Profesi Petani Jadul? Ini Strategi `Rebranding` Pusdiktan BPPSDMP Kementan
Indonesian Govt Developing the Rebranding of Farmer Professions Across the Country
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Sektor pertanian selama ini dianggap hanya jadi concern pejabat pemerintah dan para pakar melalui seminar dan focus group discussion, namun Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian di Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP] menjawab stigma tersebut dengan melibatkan kalangan milenial sebagai generasi yang akan bertanggung jawab di masa depan melalui kegiatan pameran, talkshow dan brewing coffee pada ajang ´1st Millenial Indonesian Agropreneurs´ di Botani Square Mall Bogor, 18 - 21 April 2019.
Eksibisi bertajuk ´1st Millenial Indonesian Agropreneurs´ disingkat MIA yang digagas dan diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] akan memikat perhatian kaum muda untuk mengenal dan mengetahui potensi sektor pertanian sebagai peluang bisnis dan kesempatan kerja dari pameran produk hasil pertanian dan produk olahannya, talkshow dengan pelaku bisnis di antaranya pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, dan belajar menyeduh kopi [brewing coffee] a la barista, serta pengenalan pendidikan vokasi pertanian di seluruh Indonesia.
"BPPSDMP Kementan menyadari peran kalangan milenial sebagai generasi yang akan bertanggung jawab pada masa depan pertanian Indonesia, apalagi Presiden RI Joko Widodo menetapkan 2019 sebagai tahun pengembangan SDM, hal itu pula yang mendorong Pusdiktan menggelar MIA di Botani Square Mall Bogor," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Momon Rusmono kepada pers di Jakarta, Jumat [12/4] didampingi Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti.
Menurutnya, Kota Bogor dipilih lantaran dikenal sebagai pusat pendidikan dan pengembangan pertanian Indonesia, dan ke depan akan membuka peluang menggelar kegiatan MIA berikutnya di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia.
"Ajang MIA ini juga merupakan upaya rebranding profesi petani, yang selama ini dikenal sebagai pekerjaan tanpa masa depan dan berpenampilan lusuh. Itu dulu, petani hari ini lebih modern. Mekanisasi mengubah profesi petani menjadi lebih bergengsi. Kementan mengembangkan aneka mesin pertanian misalnya traktor roda empat yang dikendalikan dari jarak jauh dengan remote control," kata Momon Rusmono.
Dia pun menguraikan sejumlah keberhasilan petani muda sebagai bagian dari rebranding profesi petani melalui program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian [PWMP] dan berhasil membina 1.013 PWMP di seluruh Indonesia seperti Utami Super Broiler [USB] di Manokwari, Provinsi Papua Barat yang didukung Polbangtan YoMa dan Limao Syrup di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat hasil kolaborasi Polbangtan YoMa dan Universitas Tanjungpura Pontianak [Untan].
Agenda Utama
Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti menguraikan agenda kegiatan MIA yang didukung 30 both dari para pelaku PWMP sukses yang ditata menarik berdasarkan produknya seperti Agro Mekanika Zone (alat, mesin dan contoh hasil proses olahan pangan), Coffee plus Zone (aneka produk perkebunan, hortikultura dan lainnya), hingga Momo plus Zone (aneka produk hasil unggas daging dan telur).
Kegiatan MIA yang berlangsung empat hari, 18 - 21 April 2019, memberi peluang bagi kalangan milenial mengetahui ide dan peluang bisnis serta peluang kerja melalui Millenial Talkshow, Millenial Vlog, Cooking Specialty, MIA Awards, Millenial Meet Bussiness, Millenial Innova tentang bimbingan teknis aneka kopi dan penyeduh kopi atau barista), Music Creative dan Millenial Debate.
"Banyak kegiatan menarik yang digelar MIA 2019, akan hadir beberapa pembicara utama seperti politisi muda Wanda Hamidah dan pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, Teddy K Somantri pendiri Kopi Javanero, dan Rici Solihin, salah satu duta petani muda," kata Idha WA yang akrab disapa Santi.
Menurutnya, agenda utama lain dari MIA 2019 adalah menyeduh kopi, istilah kerennya adalah brewing coffee yang dilakukan para barista profesional termasuk mahasiswa Polbangtan Medan, yang mengembangkan pendidikan D1 untuk barista, sebagai pendidikan formal pertama di dunia untuk barista.
Tampak hadir sejumlah pejabat eselon tiga Pusdiktan antara lain Kabid Program dan Kerjasama Pendidikan, Hasan Latuconsina; Kabid Penyelenggaraan Pendidikan, Ismaya Parawansa; dan Kabid Kelembagaan dan Ketenagaan Pendidikan, Inneke Kusumawaty. [Cha2]