Diversifikasi Pangan, Beras Bukan Satu-satunya Sumber Karbohidrat

Indonesia Agriculture Ministry Encourages Increased Non-rice Consumption

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Diversifikasi Pangan, Beras Bukan Satu-satunya Sumber Karbohidrat
Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi (Foto: B2B/Mac)

Jakarta (B2B) - Kementerian Pertanian RI mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi sumber pangan lokal, dan mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir, bahwa beras/nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat, karena masih banyak sumber pangan lokal seperti umbian, sukun, jagung, sagu dan lainnya yang nilai gizinya setara dengan beras.

"Berdasarkan data pola konsumsi menunjukkan bahwa beras atau nasi masih mendominasi porsi menu konsumsi masyarakat hingga 60%, idealnya maksimal 50% agar masyarakat dapat hidup lebih sehat, aktif, dan produktif," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi kepada pers di Yogyakarta, belum lama ini.

Dia mengharapkan seluruh pemerintah daerah mengembangkan potensi sumber pangan lokal, khususnya peningkatan produksi bahan pangan dari sumber protein hewani, sayuran, dan buah.

Agung mengingatkan bahwa untuk memenuhi kecukupan pangan dan gizi harus didukung dengan peningkatan produksi yang bersifat eksponensial atau tidak linier, dengan berbagai upaya seperti inovasi teknologi, intensifikasi, ekstensifikasi, pendampingan, penyediaan modal usaha, dan akses pasar.

"BKP Kementan juga mengembangkan beberapa program unggulan seperti kawasan rumah pangan lestari atau KRPL, program kawasan mandiri pangan disingkat KMP, gerakan diversifikasi konsumsi pangan untuk meningkatkan produksi pangan, dan perbaikan gizi mulai dari rumah tangga," katanya.

Menurutnya, dukungan penanganan masalah pangan dan gizi, tidak hanya oleh dinas yang menangani pangan dan kesehatan, tapi juga melibatkan mitra kerja dinas baik pemerintah, swasta bahkan lembaga masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi.

Data BKP Kementan menyebutkan, hingga 1954 pemenuhan pangan pokok dari beras hanya mencapai 53,5% dari konsumsi nasional. Selebihnya dipenuhi dari ubi kayu sekitar 22,26%, jagung 18,9% dan kentang 4,99%, namun saat ini beras menjadi kebutuhan pokok sehingga konsumsi selain beras nyaris hilang.

Konsumsi beras di Indonesia ketimbang negara di kawasan Asia dari setiap penduduk di Indonesia mencapai 139,15 kg per kapita per tahun, sementara rata-rata konsumsi beras dunia hanya 60 kg. Kondisi tersebut mendorong BKP Kementan menargetkan penurunan konsumsi beras minimal 1,5 persen per kapita per tahun.

Jakarta (B2B) - Indonesian agriculture ministry encourages local governments to develop potential local food sources, and invites the public to change mindset of rice is not the main carbohydrate source, because many local food sources such as as tubers, breadfruit, corn, sago and others whose nutritional value is equivalent to rice, according to senior official.

"Based on to the consumption pattern data shows that rice still dominates public consumption to 60%, the ideal maximum of 50% for people to live healthy, active, and productive," Director General of Food Security agency, or the BKP, Agung Hendriadi told the press in Yogyakarta, recently.

He expects local governments to develop potential local food sources, especially increase of food production from animal protein, vegetables, and fruits.

Mr Hendriadi cautioned that to meet the adequacy of food and nutrition must be supported by the increase of non-linear production with various efforts such as technological innovation, intensification, extensification, mentoring, venture capital, and market access.

"The ministry also developed some excellent programs such as urban farming, food self-sufficiency program, diversification of food consumption to increase food production, and improvement of household nutrition," he said.

According to him, food and nutrition issues, not only by food and health related agencies are also government partners, private companies, and non-governmental organizations for food and nutrition security.

The ministry data mentions that until 1954 the fulfillment of staple food from rice only reached 53.5% of national consumption meanwhile cassava about 22.26%, corn 18.9%, and potatoes 4.99%, but now rice is a staple food, and besides rice is almost ignored.

Rice consumption per capita in Indonesia reaches 139.15 kg per year or higher than other countries in Asia, while the average world rice consumption is only 60 kg, and ministry targets rice consumption to fall by 1.5% per capita per year.