Jakarta [B2B] - Sekitar 85 penyuluh pertanian dari dinas pertanian/ketahanan pangan dan 20 penyuluh dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Balitbangtan [BPTP] mengikuti bimbingan teknis [Bimtek] pra uji kompetensi di Jakarta, Rabu [14/8], sebelum 105 penyuluh dari seluruh Indonesia tersebut mengikuti uji kompetensi berbasis Computer Assisted Test [CAT] di kantor pusat Badan Kepegawaian Negara [BKN] pada Kamis [15/8].

Kegiatan Bimtek bertajuk ´Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian´ digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian [BPPSDMP Kementan] bertujuan meningkatkan militansi penyuluh yang berorientasi pada kesejahteraan petani, pengetahuan dan wawasan luas, kompetensi dan karakter yang fleksibel sehingga mampu menjawab tantangan pembangunan saat ini.

"Pelaksanaan uji kompetensi wajib diikuti oleh pejabat fungsional rumpun ilmu hayat pertanian atau RIHP untuk kenaikan jenjang jabatan, inpassing, alih kelompok, sekaligus merupakan pertama kalinya pengangkatan jabatan fungsional penyuluh dari formasi CPNS," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Prof [R] Dedi Nursyamsi kepada pers usai membuka kegiatan Bimtek di kantor pusat Kementan, kawasan Ragunan Jakarta Selatan, Rabu [14/8].

Dedi Nursyamsi menambahkan, Bimtek yang diberikan mencakup materi kompetensi teknis, manajerial dan sosial kultural. Tak kalah penting adalah pembekalan tentang mekanisme dan tata cara mengoperasikan komputer dan pelaksanaan ujian, dari tim penguji pusat, yang bertindak sebagai pengawas pelaksanaan uji CAT dari kantor pusat BKN.

"Mereka adalah penyuluh andal yang melaksanakan tugas penyuluh pertanian dan telah memenuhi persyaratan administrasi, namun tidak semuanya memahami pengoperasian komputer di era 4.0 sehingga waktu uji kompetensi selama 90 menit tidak terbuang percuma hanya karena sebagian dari mereka tidak memahami uji CAT berbasis komputer," katanya didampingi Leli Nuryati selaku Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP Kementan].

PP No 11/2017
Sebagaimana diketahui jenjang jabatan fungsional terbagi atas dua kategori: (1) keterampilan: pemula, terampil, mahir dan penyelia; dan (2) keahlian: ahli pertama, ahli muda, ahli madya dan ahli utama.

Sebagian materi uji kompetensi CAT terkait persoalan teknis dan sosial yang dihadapi penyuluh di lapangan dan selebihnya terkait materi RIHP, dan Kementan memilih metode CAT karena lebih efektif dan efisien.

"BPPSDMP Kementan menyadari sekaligus memahami kekhawatiran penyuluh menghadapi uji CAT, karena substansi soal ujian adalah hal teknis yang biasa mereka temui di lapangan," kata Kepala Pusluhtan BPPSDMP Kementan, Leli Nuryati didampingi Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan BPPSDMP, I Wayan Ediana.

Leli Nuryati menambahkan uji kompetensi CAT untuk meningkatkan  kemampuan penyuluh pertanian dalam mengorganisasi tugas, mengaktualisasikan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan, kemampuan dialogis dua arah, membangun kemitraan dan jejaring serta mengorganisasikan petani dalam peningkatan kapasitasnya dapat terus meningkat selain profesionalismenya.