Workshop Agroekologi ASEAN, Polbangtan YoMa Diundang ke Chiang Mai, Thailand

Indonesian`s Polbangtan YoMa was Invited to Attend Regional Workshop in Thailand

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Workshop Agroekologi ASEAN, Polbangtan YoMa Diundang ke Chiang Mai, Thailand
FORUM INTERNASIONAL: Dr Epsi Euriga [kiri, inset] bersama koleganya dari mancanegara dan menjadi peserta konferensi internasional yang digelar ASEAN [Foto2: Polbangtan YoMa]

Yogyakarta [B2B] -  Tenaga Pendidik Polbangtan YoMa, Dr Epsi Euriga diundang ke Chiang Mai, Thailand pada 26 - 27 Juni 2019 untuk menghadiri ´Workshop Agroekologi dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals [SDGs] dikaitkan Ketahanan Iklim di Perguruan Tinggi ASEAN´ yang digelar oleh Organisasi Pangan Dunia [FAO] bersama Universitas Chulalongkorn dan Universitas Maejo.

Kegiatan workshop bertujuan membahas bukti atau data dan analisis dari para ahli tentang keadaan pembelajaran agroekologi, kurikulum, kebijakan penelitian dan penyuluhan, prioritas dan kegiatan lembaga pendidikan tinggi di Asia Tenggara.

Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman menyambut baik undangan dari FAO dengan Universitas Chulalongkorn dan Universitas Maejo menghadiri workshop regional bertema ´Scalling-up Agroecology in ASEAN Higher Education to Meet SDGs and to Ensure Climate Resilience´ sebagai wujud kepercayaan dan apresiasi internasional terhadap kiprah Polbangtan YoMa, perguruan tinggi politeknik pertanian di Yogyakarta - Magelang mewakili Indonesia di pertemuan internasional yang digelar badan pangan PBB tersebut.

"Polbangtan YoMa sebagai UPT pendidikan BPPSDMP Kementan mendapat kehormatan besar atas undangan FAO kepada salah satu tenaga pendidik kami, untuk mewakili Indonesia di workshop regional yang dihadiri akademisi, praktisi dan pakar internasional," kata Dr Rajiman melalui pernyataan tertulis kepada B2B pada Rabu petang [19/6].

Dia menambahkan bahwa agroekologi secara sederhana dapat diartikan sebagai sebagai ilmu lingkungan pertanian, yaitu penerapan pengetahuan-pengetahuan ekologi ke dalam desain pengelolaan pertanian. Dalam praktiknya, kini agroekologi diterjemahkan sebagai penerapan ekologi ke dalam studi, perancangan, dan pengelolaan sistem pertanian pangan.

"Agroekologi mendorong dan mendukung kemampuan menghasilkan produksi pertanian lebih tinggi dibanding pola pertanian konvensional, sebagai peluang masa depan sesuai hasil riset di lapangan yang membuktikan bahwa agroekologi mampu menjawab tantangan pertumbuhan penduduk," kata Dr Rajiman. [IJS]

Yogyakarta [B2B] - Young lecturer at the Indonesian´s Polbangtan YoMa, Dr Epsi Euriga invited to Chiang Mai, Thailand on 26 to June 27, 2019 to attend ´the Scalling-up Agroecology in ASEAN Higher Education to Meet SDGs and to Ensure Climate Resilience´ held by the Food and Agriculture Organization of the United Nations [FAO] with Maejo University and Chulalongkorn University.

Director of Polbangtan YoMa, Dr Rajiman welcomed the invitation of the FAO as international trust and appreciation for Polbangtan YoMa as the Agricultural polytechnic colleges in Yogyakarta - Magelang represent Indonesia at an international meeting held by the FAO.

"Polbangtan YoMa as an agricultural polytechnic college assisted by the Agriculture Ministry felt he had great honor from FAO who invited one of our senior lecturer, to represent Indonesia in regional workshops attended by academics, practitioners and international experts," Dr Rajiman said.

He said that agroecology can be interpreted as agricultural environmental science, is the application of ecological knowledge into agricultural management design. In practice, now agroecology is the application of ecology to the study, design and management of food agriculture systems.

"Agroecology encourages and supports agricultural production higher than conventional agriculture, as a future opportunity according to research that proves that agroecology can answer the challenges of population growth," Dr Rajiman said.