Jajaran Kementan Optimis Tatap Masa Depan Pertanian Nasional
Indonesian Govt Ensure Achieve Food Self-sufficiency
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
KEGIATAN halal bihalal pada hari kerja pertama setelah cuti bersama Idul Fitri 1438 H diwarnai semangat optimistis seluruh jajaran di Kementerian Pertanian RI (Kementan) setelah kinerja mereka diapresiasi oleh rakyat dan Presiden Joko Widodo.
Kepala mereka tegak menatap masa depan pertanian Indonesia, dan itu terlihat pada antusiasme PNS melakukan swafoto alias selfie dengan sang bos, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, bahkan ada seorang ibu yang 'pe-de' membawa anaknya foto bareng dengan pak menteri.
Mereka semua bekerja keras bahu-membahu mendukung peningkatan produksi pertanian, indikator utama adalah masyarakat tidak kesulitan memenuhi kebutuhan pangan selama Ramadan dan Lebaran. Harga sembako relatif stabil dan terjangkau sehingga tidak terjadi kegaduhan lantaran harga bahan pokok melambung. Semoga begitu seterusnya .... setelah Lebaran .....
Mentan dalam kata sambutannya mengapresiasi PNS Kementan, yang tiada henti dia telepon dan dijuluki sebagai 'Simatupang' sebagai 'singkatan dari siang malam tunggu panggilan..."
Amran Sulaiman kemudian membuktikan siapa yang menjadi sosok 'Simatupang' dengan menyebut beberapa nama berikut kontribusinya terhadap negara, termasuk menyebut Sekjen Kementan, Hari Priono, yang dia nilai mampu mengimbangi kinerjanya sebagai anggota kabinet Presiden RI Joko Widodo.
"Kecepatan kami 300 km per jam. Lalu diingatkan ... nabrak regulasi ... Oke jalan terus tetap waspada jangan melanggar hukum, karena setiap program di kementerian terikat regulasi yang harus disikapi dengan baik melalui koordinasi dengan lembaga penegak hukum," kata Mentan.
Apresiasi Netizen dan Presiden
Sebelumnya diberitakan tentang apresiasi netizen dari Lampung yang mencuit di Twitter pada Rabu (21/6) atau H-4 menjelang Idul Fitri 1 Syawal 1438 H menyatakan: "Selamat ya pak menteri pertanian Bpk Ir Andi Amran Sulaiman. Baru X ini menjelang Lebaran Idul Fitri tidak ada kegaduhan harga sembako. Sip."
Sehari kemudian pada sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka (22/6) Presiden RI Joko Widodo menyampaikan apresiasi serupa kepada menteri terkait khususnya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, yang dinilai berhasil mendukung suplai dan pengendalian harga bahan pokok dan cenderung baik selama masa menjelang Lebaran.
“Saya ingin memberikan apresiasi kepada menteri terkait, dengan pola yang sudah ada ini perlu dipertahankan dan disempurnakan lagi. Jadi menteri pertanian, menteri perdagangan dan Kapolri yang telah bekerja keras untuk stabilisasi harga kebutuhan pokok,” kata Presiden Jokowi.
Apresiasi dari rakyat dan kepala negara tersebut merupakan pengakuan atas kerja keras Kementerian Pertanian RI selama tiga tahun terakhir, setelah negeri ini sekian lama terbelenggu pangan impor seperti beras, cabai, bawang merah dan jagung, tapi sejak 2016 berangsur menekan kuota impor hingga mencapai titik nol pada tahun ini.
Kabinet Kerja di bawah kendali Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam tiga tahun terakhir bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Begitu pula Kementerian Pertanian setelah berpuluh tahun kerap menerapkan kebijakan yang sifatnya 'terlambat' untuk memenuhi kebutuhan petani mulai dari bibit, pupuk, dan alat mesin pertanian (Alsintan) yang tidak sesuai dengan kebutuhan petani baik jumlah maupun spesifikasi alat.
"Mentan Amran Sulaiman mengubah kebijakan anggaran pembangunan di kementerian, rasio semula 70 berbanding 30 dibalik menjadi 30% untuk kebutuhan internal dan 70% untuk mendukung kebutuhan petani," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi melalui pernyataan tertulis kepada B2B belum lama ini.
THE FIRST working day after Islam's most important holiday with optimism by the civil servants in Indonesian agriculture ministry Indonesia after their performance was hailed by the people and President Joko Widodo.
They are ready to support the development of national agriculture, it is seen in the enthusiasm they do selfie photos with the boss, Minister Andi Amran Sulaiman.
They all work hard to support increased agricultural production, a key indicator that people can buy basic commodities at affordable prices, so there is no commotion as food prices rise.
Minister Sulayman in his speech appreciated all civil servants in the ministry, and gave nickname as 'Simatupang' to those who always he called by phone from morning until noon and night.
Mr Sulaiman then proved who he called as 'Simatupang' by mentioning his name and contribution to the country, include of the secretary-general of ministry Hari Priono, who was considered capable of support his performance as a minister appointed by President Joko Widodo.
"My working speed is 300 km per hour. I am happy to be reminded to not violate the regulations, for each program in the Ministry attached regulation should be addressed through proper coordination with relevant parties." he said.
Hailed by People and President
Previously reported about the appreciation of citizens of Lampung via Twitter on Wednesday (June 21) who said: "Congratulation to the agriculture minister Mr Eng Andi Amran Sulaiman. It was just now ahead of Eid the prices of staple goods does not burden the community. So nice," said netizen from Lampung province through social media on Wednesday (June 21) ahead of the the Eid al-Fitr Syawal 1, 1438 H.
At the plenary cabinet meeting at the Merdeka Palace (June 22), Indonesian President Joko Widodo praised the Trade Minister Enggartiasto Lukita, Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman and National Police Chief Gen Tito Karnavian, who successfully supported the supply of staple goods and controlled the price during Ramadan and ahead of the Eid.
"I appreciate the ministers and the police chief, the hard work must be continued and improved. So the agriculture minister, trade minister and police chief have worked hard to stabilize the staple goods prices," President Widodo said.
Appreciation of the people and head of state as recognition on the performance of agriculture ministry in the last three years, after Indonesia depends on imported food such as rice, chilli, onion and corn, but since 2016 Indonesia has gradually pressed import quota until zero in 2017.
The Working Cabinet of Joko Widodo administration for three years has worked hard to improve the people's welfare. Likewise, the agriculture ministry after decades has often applied policies that are 'late' to meet the needs of farmers such as seeds, fertilizers and agricultural machinery that are inconsistent with the needs of farmers, quantities and specifications.
"Minister Sulaiman changed the state budget policy for the ministry, from a ratio of 70 to 30 reversed to 30% for internal needs and 70% for farmers' needs," said spokesman of the agriculture ministry, Agung Hendriadi
through written statement to the B2B recently.