Mentan: Swasembada Pangan Butuh Birokrat Gesit dan Tangguh

Indonesia`s Food Self-sufficiency Requires Tough Bureaucrats: Minister

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mentan: Swasembada Pangan Butuh Birokrat Gesit dan Tangguh
Mentan Andi Amran Sulaiman meneken SK pengangkatan kedelapan pejabat baru disaksikan pejabat yang baru dilantik, antara lain Ketua STPP Malang, Fathan A Rasyid (kanan) Foto: B2B/Gusmiati Waris

Jakarta (B2B) - Lebih 250 juta rakyat harus dipenuhi kebutuhan pangannya dari negeri sendiri, bukan dari produk impor, karena itu Kementerian Pertanian RI membutuhkan birokrat tangguh dan gesit dan pekerja keras untuk mempertahankan swasembada pangan strategis yang telah dicapai, dan menggapai harapan seluruh rakyat untuk memenuhi kebutuhan pangan yang tersedia setiap saat, sehat dan harganya terjangkau.

Benang merah tentang kebutuhan dasar setiap manusia itu dikemukakan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Jumat (24/11) pada pelantikan pejabat eselon dua di kementeriannya, dengan mengangkat delapan pejabat setingkat pimpinan tinggi pratama.

"Swasembada pangan membutuhkan birokrat gesit, tangguh, dan pantang menyerah untuk meningkatkan produksi pangan dan mencapai target ekspor hasil pertanian ke mancanegara," kata Mentan.

Amran Sulaiman mengingatkan bahwa 2018 dan 2019 merupakan momentum krusial pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan dari pemanfaatan lahan pasang surut, rawa lebak, dan lahan kering.

Dia meminta kedelapan pejabat yang baru dilantik untuk segera melakukan konsolidasi internal, dengan menetapkan aksi percepatan kegiatan mewujudkan pendampingan penyuluhan, peningkatan produksi, dan pengendalian harga, didukung peningkatan pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan yang sedang dilaksanakan.

Mentan memaparkan kinerja Kementan 2015 - 2017 pada realisasi produksi padi tahun ini 81,5 juta ton atau naik 15,1%, jagung naik 36,9% menjadi 26 juta ton, aneka cabai naik 1,5% ke 1,90 juta ton, bawang merah meningkat 15,3% menjadi 1,42 juta ton, "dan surplus produksi telah dimanfaatkan untuk ekspor ke negara-negara tetangga."

Pejabat Baru
1. Fathan A Rasyid: Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).
2. Siti Munifah: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapuslutan) BPPSDM Pertanian
3. Suprodjo Wibowo: Sekretaris Inspektorat Jenderal.
4. Sugiono MP: Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH).
5. Mohammad Takdir Mulyadi: Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan
6. Bustanul Arifin Caya: Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ditjen PSP.
7. Tri Susetyo: Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan, Ditjen Tanaman Pangan.
8. Kresno Suharto: Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan - BPPSDM Pertanian.

"Pelantikan dilakukan sebagai upaya peningkatan kinerja. Selain itu, selama tiga bulan akan ada evaluasi berdasarkan capaian dan target yang mereka lakukan," kata Mentan.

Jakarta (B2B) - Over 250 million Indonesians must be filled with their own food needs from their own country, not from imported products, therefore the agriculture ministry needs tough, agile and hard-working bureaucrats, to lead the achievement of staple food self-sufficiency and maintain positive performance over the last three years of Joko Widodo administration, according to the minister.

It was said by Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman here on Friday (November 24) at the inauguration of the second echelon official in his ministry.

"Food self-sufficiency requires bureaucrats nimble, tough, and never give up to work hard to increase food production, and achieve export target of Indonesian agricultural products to foreign countries," Minister Sulaiman said.

Mr Sulaiman warned that 2018 and 2019 is a crucial momentum of food security achievement, and food independence from tidal land use, swamps, and dry land.

He asked the ministry officials who were inaugurated to immediately conduct internal consolidation, establishing agricultural cultivation and extension, increased production, and price controls supported by program and activity monitoring.

Minister Sulaiman exposed ministry performance in 2015 - 2017 for the realization of rice production this year 81.5 million tons or up 15.1%, corn production increased 36.9% to 26 million tons, production of various chilies increased 1.5% to 1.90 million tons, shallot production increased 15.3% to 1.42 million tons, "and the food production surplus is used for export to foreign countries."

New Bureaucrats
1. Fathan A Rasyid: Rector of Malang's Agricultural Extension College on the Indonesia's Agricultural Extension and Development of Agricultural Human Resources, or BPPSDMP.
2. Siti Munifah: Director of the ministry's Agricultural Training Center of BPPSDMP.
3. Suprodjo Wibowo: Secretary of Inspectorate General.
4. Sugiono MP: Director of Livestock Seed and Production of
Directorate General of Livestock and Animal Health.
5. Mohammad Takdir Mulyadi: Director of Processing and Marketing of Food Crops at the Directorate General of Food Crops.
6. Bustanul Arifin Caya: Director of Agricultural Machinery Procurement at the Directorate General of Infrastructure and Agricultural Facilities.
7. Tri Susetyo: Director of the Center for Handling Plant Pest Organisms at the Directorate General of Food Crops.
8. Kresno Suharto: Director of Ketindan Agriculture Training Center of  BPPSDMP.

"Reorganization is an effort to improve performance, and will be evaluated next three months based on target realization," Minister Sulaiman said.