BBPP Kupang Dukung Kabupaten Belu Capai Target Musim Tanam Okmar 2018

Indonesian Govt Support Agricultural Intensification in East Nusa Tenggara

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


BBPP Kupang Dukung Kabupaten Belu Capai Target Musim Tanam Okmar 2018
RAKORTAN BELU: Pasiter Kodim 1605/Belu, Letnan Satu Inf Wagino (duduk ke-2 kiri), Kadis TPHP Belu, Maria Sabina Mau Taek (duduk ke-3 kiri) dan Kepala BBPP Kupang, Adang Warya (duduk ke-3 kanan) Foto2: Humas BBPP Kupang

LUAS TANAM padi dan jagung di Kabupaten Belu pada musim tanam Oktober 2017 - Maret 2018 ditargetkan mencapai 6.807 hektar dan 17.480 hektar sehingga dapat mendukung pemenuhan kebutuhan pangan strategis di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tanpa harus ditopang oleh suplai pangan dari provinsi lain apalagi produk impor.

Hal itu mengemuka dari rapat koordinasi upaya khusus padi dan jagung di Kabupaten Belu, Rabu (22/11) yang dibuka oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Belu, Maria Sabina Mau Taek; Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Adang Warya memaparkan kebijakan dan penajaman rencana masa tanam di NTT dan Belu; dan Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 1605/Belu, Letnan Satu Inf Wagino.

Maria Sabina mengajak semua pihak mendukung upaya pemerintah daerah mewujudkan Belu menjadi kabupaten yang bermartabat dan berdaulat pangan, dan mengimbau kepada para penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk tidak pernah bosan memberikan pelayanan, penyuluhan, dan pendampingan kepada petani dan kelompok tani (Poktan).

Adang Warya mengingatkan bahwa potensi pertanian Belu adalah jagung dan padi, dan segala upaya harus dilakukan untuk meningkatkan produktivas hasil pangan utama, untuk mencapai daulat pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani setempat.

"Posisi Belu yang berbatasan dengan Timor Leste memiliki dampak ekonomis untuk menciptakan peluang ekspor beras dan jagung ke negara tetangga tersebut, seperti ditargetkan Mentan Andi Amran Sulaiman untuk mewujudkan target dari Presiden Joko Widodo," kata Adang Warya.

Dia pun mengutip amanat Mentan Amran Sulaiman saat berkunjung ke Belu pada 14 Maret lalu, yang mengimbau petani Belu untuk memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami jagung.

"Jangan ada sejengkal lahan tidur yang tidak dimanfaatkan," kata Mentan yang saat itu didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Adang juga mengharapkan dukungan maksimal dari PPL dan bintara pembina desa (Babinsa) di komando rayon militer (Koramil) di Belu untuk mempertajam rencana musim tanam ini, karena ujung tombak keberhasilan adalah pada PPL dan Babinsa yang melakukan pendampingan dan pengawalan kepada petani, yang akan bermuara pada peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pangan strategis.

Selain rakor di Belu, BBPP Kupang juga berperan aktif pada kegiatan serupa di lima kabupaten lain di NTT: Malaka, Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan, Sumba, dan Alor.

Tampak hadir pejabat dari BBPP Kupang antara lain Kabag Umum, Muhammad Ukkas,; Kabid Program dan Evaluasi, Lebu MM; dan Kasubbag Kepegawaian dan Rumah Tangga, M Abdul Azis.

PLANTING AREA of paddy and corn in Belu district during the planting season of October 2017 - March 2018 is targeted 6,807 and 17,480 hectares, so it is expected to meet the needs of strategic food in East Nusa Tenggara province, and does not depend on supply from other provinces and imported food, according to district officials.

It was revealed of the coordination meeting in Belu district on Wednesday (November 22) was opened by the Head of Belu agriculture office, Maria Sabina Mau Taek; Director of Kupang's Livestock Training Center, Adang Warya; and Territorial Officer Section of Belu Sub-regional military Command, First Lieutenant Inf Wagino.

Sabina invites all parties to support local government efforts to make Belu a sovereign district of food, and asked the agricultural extension workers to provide services, counseling, and assistance to farmers and farmer groups.

Mr Warya reminded that Belu's agricultural potential is corn and rice, and must seek to increase the productivity of the main food products, to achieve food prosperity and improve the welfare of local farmers.

"Belu's border with East Timor has an economic impact on rice and corn export opportunities to neighbor country, as targeted by Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman  to realize the dream of President Joko Widodo," Mr Warya said.

He also quoted Minister Sulayman's statement during a visit to Belu on 14 March, which invites local farmers to utilize abandoned land to plant corn.

"Do not have an inch of abandoned land that is not utilized," said Mr. Sulaiman who was accompanied by Governor Frans Lebu Raya.

Mr Warya also expects maximum support from agricultural extension officers and village counselors in Belu to support the planting season, as the spearhead of success is those who accompany the farmers, which will lead to increased productivity and production of strategic food commodities.

The coordination meetings were also held in five other districts in East Nusa Tenggara province namely Malaka, North Central Timor, South Central Timor, Sumba and Alor.

There were officials from BBPP Kupang, among others of head of the general affairs Muhammad Ukas; head of program and evaluation, Lebu MM; and head of the employment subdivision, M Abdul Azis.