Sinergi Ditjen PSP - Perteta, Kementan Maksimalkan Alsintan berbasis PKBM

Indonesian Govt Push the Optimization of Agricultural Machinery

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Sinergi Ditjen PSP - Perteta, Kementan Maksimalkan Alsintan berbasis PKBM
UJI COBA: Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy menguji coba Alsintan panen perdana padi gogo di Tanah Laut, Kalsel belum lama ini. [Foto2: Humas Ditjen PSP]

Depok, Jabar [B2B] - Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia [Perteta] dilibatkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian - Kementerian Pertanian RI [Ditjen PSP] mendukung pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi [PKBM] untuk optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian [Alsintan] melalui usaha pelayanan jasa Alsintan [UPJA] dengan mengadakan kegiatan percontohan di lima lokasi yang ditetapkan berdasarkan SK Dirjen PSP No 07.1/2019.

Kelima lokasi percontohan tersebar di lima kabupaten pada lima provinsi yakni Ogan Komering Ilir [OKI] di Sumatera Selatan, Sukoharjo [Jawa Tengah], Tuban [Jawa Timur], Barito Kuala [Kalimantan Selatan] dan Konawe Selatan [Sulawesi Tenggara].

Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy mengatakan kegiatan percontohan PKBM didasari pada peran bantuan Alsintan bertujuan meringankan beban petani, yang dikelola kelompok tani [Poktan/Gapoktan] secara bisnis melalui UPJA untuk mendorong kemandirian permodalan untuk membiayai kegiatan usaha tani sekaligus merawat Alsintan, namun faktanya di lapangan masih ditemui bantuan Alsintan yang dikelola ´individu´ tanpa melalui UPJA.

"Permasalahannya, belum semua bantuan Alsintan  dimanfaatkan secara optimal oleh Poktan meskipun sejak awal Kementan mengarahkan keterlibatan UPJA  yang dibentuk oleh Poktan dan Gapoktan. Namun kenyataannya, di lapangan masih banyak bantuan Alsintan yang dikelola secara individu, atau tidak melalui UPJA. Dalam arti bantuan alsintan tidak dikelola secara bisnis," kata Dirjen Sarwo Edhy kepada pers di Depok, Jabar belum lama ini.

Melalui kegiatan model pengembangan PKBM, dia berharap semua bantuan sarana dan prasarana yang diberikan Kementan dapat dikelola oleh Poktan/Gapoktan secara profesional dengan lebih memberdayakan anggotanya, terutama para pemuda tani. 

"Untuk itu, peran sinergitas Perteta dengan Ditjen PSP Kementan dalam pengawalan dan pengawasan kegiatan tersebut menjadi sangat penting," katanya.

Menurutnya, model pengembangan PKBM sudah ada percontohannya di lima lokasi yang telah ditetapkan dalam SK Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian No 07.1/kpts/OT.050/8/01/2019 pada lima kabupaten di lima provinsi.

"Saya harapkan tidak hanya menjadi contoh di daerah tersebut, namun juga menjadi contoh bagi daerah lainnya, sehingga keberhasilan kegiatan tersebut dapat diterapkan oleh Poktan dan Gapoktan di daerah lain secara cepat dan swadaya," kata Dirjen PSP Sarwo Edhy.

Model PKBM tentunya akan memberdayakan kaum milenial dalam pembangunan pertanian kedepan, sehingga bantuan Alsintan lebih 500.000 unit dari berbagai tipe dan ukuran untuk prapanen dan pascapanen akan lebih optimal mendukung pembangunan pertanian nasional.

"Saya minta para pendamping di daerah berinteraksi dengan kelompok tani dan seluruh masyarakat tani di tiap daerah, terutama para pemuda tani secara intensif dan melaporkannya pada kami, sehingga dapat merespon kondisi lapangan melalui penyempurnaan kebijakan teknis dan penganggaran," kata Sarwo Edhy. [Sur]

Depok of West Java [B2B] - Indonesian Agricultural Engineering Association [Perteta] involved by the Directorate General of Agricultural Infrastructure and Facilities at the Indonesia Agriculture Ministry [Ditjen PSP] to support the development of Mechanized Based Corporations [PKBM] to optimize the use of agricultural machinery [Alsintan] through Alsintan´s service business [UPJA] by holding pilot activities in five locations.

The five pilot locations are spread across five districts in five provinces namely Ogan Komering Ilir [OKI] in South Sumatra, Sukoharjo [Central Java], Tuban [East Java], Barito Kuala [South Borneo] and Konawe Selatan [Southeast Sulawesi].

The DG of PSP Sarwo Edhy said the pilot project activities were based on the function of agricultural machinery managed by farmer groups to support farming in business through UPJA to support farming business costs as well as maintenance of agricultural machinery.

"The problem is that not all Alsintan's assistance has been used optimally by farmer groups, although the ministry has instructed from the beginning to involve UPJA. But in reality, there are still many agricultural machines that are managed individually, not through the UPJA," he said.

Through the PKBM development model activities, he hopes that all aid facilities and infrastructure from the ministry are managed professionally by empowering members of farmer groups, especially young farmers.

"For this reason, the role of the first synergy with the ministry to guard and supervise these activities is very important," he said.