Masa Tanam November, BBPP Kupang Rakor dengan PPL dan Babinsa Kabupaten Malaka

Kupang`s Livestock Training Center Support Agricultural Intensification

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Masa Tanam November, BBPP Kupang Rakor dengan PPL dan Babinsa Kabupaten Malaka
Kepala BBPP Kupang, Adang Warya (berdiri) memimpin rapat koordinasi musim tanam 2017/2018 di Kabupaten Malaka (Foto: istimewa)

KEMENTERIAN Pertanian RI menyatakan terjadi pergeseran masa menanam padi, jagung, dan kedelai untuk musim tanam 2017/2018, untuk menyikapi hujan yang biasanya turun setiap Oktober namun hingga November ternyata hujan belum turun secara intens, hal itu yang mendorong Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang mengadakan rapat koordinasi dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan para komandan Koramil di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Rapat koordinasi BBPP Kupang dengan para PPL, Danramil dan Babinsa di Kabupaten Malaka untuk mempertajam rencana musim tanam pertama untuk padi, jagung, dan kedelai. Kami menyadari ujung tombak keberhasilan swasembada pangan di tangan para PPL dan Babinsa, dan rapat ini untuk menentukan rencana tanam," kata Kepala BBPP Adang Warya di Kabupaten Malaka pada Selasa (21/11).

Menurut Adang, selain rapat koordinasi di Malaka, kegiatan serupa juga dilakukan di lima kabupaten lainnya di NTT yakni Belu, Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan, Sumba, dan Alor.

Dia menambahkan, peranan PPL dan Babinsa sangat vital dalam mengawal dan mendampingi petani yang akan bermuara pada peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pangan strategis.

Bendung Benenain
Sektor pertanian merupakan unggulan Kabupaten Malaka, dan lahan sawahnya dapat dikategorikan sebagai sawah tadah hujan dan sawah irigasi, dengan potensi sawah irigasi 11.126 hektar sementara produk pertanian unggulannya adalah jagung, kacang hijau, kopra, kemiri, asam dan pisang.

Danramil 1605/04 Betun Mayor Kav. Yatman menegaskan para Babinsa sudah memahami tugas pendampingan Upsus dengan baik. Namun ada dua kendala yang menjadi persoalan utama yang dihadapi petani di Kabupaten Malaka yakni masalah pupuk dan kekurangan air irigasi.

"Selama ini para petani selalu mengeluhkan persoalan kelangkaan pupuk dan kurangnya pasokan air untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian," kata Mayor Yatman.

Dia pun mengajak Kepala BBPP Kupang, Adang Warya unruk meninjau Bendung Benenain, yang selayaknya ditingkatkan menjadi bendungan sebagai salah satu solusi mengatasi kekurangan air untuk irigasi pertanian.

"Peningkatan status bendung menjadi bendungan tentunya akan meningkatkan daya tampung air, dan akan menjadi solusi menyelesaikan masalah kekurangan air yang selama ini dialami para petani," katanya.

THE INDONESIAN Agriculture Ministry declared changes in the planting season of rice, corn and soybeans for the 2017/2018 planting season respond to the rainy season that usually every October, but until November it has not been raining intensely, it encouraged the Kupang's Livestock Training Center held a coordination meeting with agricultural extension workers and commanders of sub-regional military command, or Koramil, in Malaka district of East Nusa Tenggara province.

"Coordination meeting in Malacca District to sharpen the first planting season plan for rice, corn, and soybeans. We are aware of the success of food self-sufficiency in the hands of agricultural extension workers and village counselors," said the Director of BBPP Kupang in Malaka district on Tuesday (November 11).

According to Mr Warya other than Malacca, coordination meetings were also held in five other districts in East Nusa Tenggara province namely Belu, North Central Timor, South Central Timor, Sumba and Alor.

He said that the role of agricultural extension and village counselors which will lead to increased production of strategic food commodities.

Benenain Dam
The agricultural sector is the mainstay of Malaka district, and rice fields can be categorized as rainfed and irrigated, and potential irrigated rice fields 11,126 hectares while the leading agricultural products are corn, green beans, copra, candlenuts, acids and bananas.

The commanders of Koramil Betun, Major Kavaleri Yatman said that he have understood the mentoring task, but there are two major obstacles faced by farmers in the Malacca District, especially fertilizers and lack of irrigation water.

He also invited Mr Warya to review Benenain Dam, as one solution to overcome the lack of water for agricultural irrigation.

"Increasing the status of a dam will increase water capacity, and will be the solution to solve the problem of water shortage for agricultural land," he said.