Sumur Dangkal dan Pompanisasi Solusi PJ Upsus `Mitigasi Kekeringan` di NTT

Indonesian Officials Monitor the Impact of Drought in East Nusa Tenggara

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Sumur Dangkal dan Pompanisasi Solusi PJ Upsus `Mitigasi Kekeringan` di NTT
RAKOR UPSUS NTT: PJ Upsus NTT, Idha WA [color hijab] bersama dinas terkait NTT dan Kabid Penyelenggaraan Pendidikan Pusdiktan, Ismaya NR Parawansa [hijab hijau] Foto: Humas Pusdiktan

Kupang, NTT [B2B] - Membuat sumur dangkal dan menarik air dari sumbernya melalui pompanisasi dipilih oleh PJ Upsus Pajale Kementan untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT], Idha Widi Arsanti mengantisipasi kebutuhan air di areal persawahan NTT, yang akan dikontrol dan dikendalikan oleh Posko Kekeringan, yang akan segera dibentuk berkoordinasi dan pengendalian kondisi lapangan maupun update condition setiap hari dengan Kementan di Jakarta.

Langkah pompanisasi di bawah kendali Posko Kekeringan yang dibentuk oleh PJ Upsus mengacu pada keputusan ´Rakor Mitigasi Kekeringan´ di Jakarta, awal Juli lalu. Tujuannya, membantu petani mengantisipasi ancaman kekeringan lahan akibat kemarau, dengan menarik air dari sungai maupun sumber-sumber air di dekat lahan persawahan milik petani. 

"Pompanisasi merupakan salah satu pemanfaatan teknologi yang mampu menumbuhkan luas lahan baru dan mengkompensasi lahan kering kembali produktif. Panen yang dihasilkan juga lebih bermutu karena optik organisme pengganggu tanaman relatif lebih kecil," kata Idha WA pada rapat koordinasi Upsus Pajale NTT periode April - September di Kupang pada Kamis [15/8] yang didampingi Ismaya NR Parawansa, Kabid Penyelenggaraan Pendidikan dari Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan BPPSDMP Kementan].

Sesuai arahan Mentan Amran Sulaiman tentang langkah mitigasi kekeringan, PJ Upsus Idha WA memutuskan segera dilakukan pendirian Posko Kekeringan, permohonan bantuan benih kepada Ditjen Tanaman Pangan Kementan, penyaluran pestisida dan herbisida, pembuatan sumur dangkal dan pompa air, serta optimalisasi alat mesin pertanian [Alsintan].

"Identifikasi wilayah kekeringan di NTT merupakan langkah antisipatif terhadap masa tanam Agustus dan September atau Asep 2019 untuk menjaga pencapaian target produksi padi, jagung dan kedelai di NTT tetap optimal meski terancam kekeringan," kata Idha WA yang juga menjabat Kepala Pusdiktan BPPSDMP Kementan.

Dalam Rakor Upsus Pajale NTT di Kupang, Idha WA mengingatkan tentang pentingnya kerjasama produsen dan distributor pupuk dengan pemerintah daerah, untuk menjamin ketersediaan pupuk untuk mendukung kinerja Upsus Pajale NTT.

Rakor dihadiri oleh tim dinas pertanian dan tanaman pangan Pemprov NTT, sejumlah kepala dinas pertanian kabupaten, sejumlah PJ Upsus kabupaten, beberapa liaison officer [LO] yang ditunjuk oleh kantor dinas terkait. Hadir pula pihak dari Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika [BMKG], rekanan pupuk dari PT Pupuk Indonesia [Pupuk Gresik, Pupuk Kaltim, Petrokimia] dan distributor.

"Diharapkan dengan adanya pertemuan dengan produsen dan distributor pupuk, pupuk yang beredar dapat memenuhi 3T. Maksudnya adalah tepat waktu, tepat jenis dan tepat jumlah," kata Idha WA yang akrab disapa Santi didampingi Tim Ahli Upsus NTT, Ani Andayani.

Dalam Rakor tersebut, PJ Upsus Kementan memberi apresiasi kepada para penggiat Upsus NTT khususnya para penyuluh pertanian yang berperan aktif menggiatkan petani di masing-masing daerah, untuk bisa menambah luas tambah tanam [LTT], Pusdiktan BPPSDMP memberikan sertifikat penghargaan. [Iwa]

Kupang of East Nusa Tenggara [B2B] - The East Nusa Tenggara [NTT] province has  been warned of drought that was reported by Indonesian Meteorology, Climatology and Geophysics Agency [BMKG], respond to that Idha Widi Arsanti as the Person in Charge of increasing agricultural production for NTT [PJ Upsus Pajale] trying to identify the impact of the dry season on rice production, follow the instructions of Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman.