Bantuan Alsintan, Sukoharjo Kembali Dapat 44 Unit untuk Dikelola UPJA dan KUB

Indonesian Govt Push Optimization of Agricultural Machinery by UPJA`s Rental Unit

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Bantuan Alsintan, Sukoharjo Kembali Dapat 44 Unit untuk Dikelola UPJA dan KUB
UJI COBA ALSINTAN: Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy terbiasa menguji langsung kemampuan Alsintan di lapangan sebelum diserahkan kepada petani di seluruh Indonesia melalui Poktan dan Gapoktan [Foto: Humas Ditjen PSP}

Jakarta [B2B] - Kementerian Pertanian RI komitmen dengan upaya modernisasi pertanian, dengan menggelontorkan alat mesin pertanian [Alsintan] melalui kelompok tani [Poktan] dan gabungan kelompok tani [Gapoktan] di seluruh Indonesia, dan tahun ini Pemkab Sukoharjo di Provinsi Jawa Tengah kembali menerima 44 unit Alsintan terdiri atas 28 unit traktor roda dua [TR2], delapan unit traktor roda empat [TR4] dan delapan unit pompa air.

"Alsintan tersebut sebisa mungkin harus bermanfaat, untuk memberi nilai tambah pada petani. Jangan sampai Alsintan hanya disimpan di rumah atau dijual, karena itu harus dioptimalkan agar tepat sasaran," kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian - Kementerian Pertanian RI [PSP Kementan] Sarwo Edhy di Jakarta, Rabu [23/10].

Menurutnya, apabila alsintan bisa dikelola dengan baik akan memberi penghasilan tambahan bagi Poktan atau Gapoktan. Terlebih Poktan atau Gapoktan didorong membentuk usaha pelayanan jasa alsintan [UPJA], koperasi dan kelompok usaha bersama [KUB] untuk mengembangkan potensi Alsintan bantuan pemerintah.

"Hal itu sudah dilakukan kelompok mahasiswa di Sumatera Selatan yang mengelola Alsintan dengan mendirikan KUB. Kurun tiga bulan, hasil dari sewa alsintan sudah mencapai Rp170 juta," kata Sarwo Edhy.

Peran UPJA dan KUB
Sarwo juga mengatakan, Alsintan yang dikelola UPJA di sejumlah daerah sudah banyak yang berhasil. UPJA terbukti bisa memberikan nilai tambah kepada Poktan atau Gapoktan.

“Setiap tahun Sukoharjo selalu mendapat alokasi bantuan Alsintan dari Kementan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Netty Harjianti.

Menurutnya, Alsintan tersebut langsung didistribusikan pada petani melalui Poktan maupun Gapoktan di wilayah Sukoharjo. Penyaluran sendiri dilakukan secara proporsional disesuaikan dengan luasan lahan pertanian di setiap wilayah.

Selain itu, ada juga yang berdasarkan pengajuan atau proposal dari Poktan maupun Gapoktan. Sebagian Alsintan tersebut sudah didistribusikan pada Poktan maupun Gapoktan dalam acara tanam padi di Desa Sapen, Mojolaban, beberapa waktu lalu oleh Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya.

“Saat ini, meski masih musim kemarau, petani di sejumlah wilayah tetap tanam padi karena bisa mencari alternatif sumber air. Hal itulah yang harus dilakukan petani saat irigasi teknis seperti Dam Colo sedang ditutup,” katanya.

Untuk standing crop atau posisi tanam hingga akhir September, ujar Netty, tercatat seluas 11.934 hektar, terdiri atas tanaman padi seluas 10.914 hektar, palawija 711 hektar, hortikultura 148 hektar, dan perkebunan 167 hektar.

Sementara untuk Oktober, katanya, potensi sawah beririgasi masih terdapat lahan seluas 1.535 hektar yang bisa ditanami dengan catatan petani bisa mencari sumber air alternatif.

“Kami sudah mengajukan bantuan pengembangan sumber air ke Kementerian Pertanian, namun karena keterbatasan anggaran, belum semua kebutuhan terpenuhi,” kata Netty. [Sur]

Jakarta [B2B] - Indonesian government held the  mechanization-based corporate agriculture program to increase utilization of agricultural machinery to farmer groups through the Agricultural Machinery Rental Businesses [UPJA] which aims to optimize utilization of 350,000 units of agricultural machinery assistance of the Agriculture Ministry to farmers through the farmer groups and UPJA.