Kawal Visi Jokowi: Pusdiktan Diskusi `Petani Milenial` dengan Nasdem, PKB dan RTI

Indonesian Govt Encourages of Farmers Regeneration through the Education

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kawal Visi Jokowi: Pusdiktan Diskusi `Petani Milenial` dengan Nasdem, PKB dan RTI
PARPOL & LSM: Kabid Penyelenggaraan Pendidikan Pusdiktan, Ismaya NR Parawansa [duduk, ke-4 kiri] paparkan kebijakan pengembangan SDM Kementan dan Jones Batara Manurung dari RTI [inset] Foto2: Fika

Jakarta [B2B] - Pengembangan petani milenial dan regenerasi petani melalui kegiatan pendidikan vokasi, program penumbuhan wirausahawan muda pertanian [PWMP], kelompok santri tani milenial [KSTM], dan youth entrepreneurship and employment supports services [YESS] mengemuka pada focus group discussion [FGD] yang digelar oleh Rumah Tani Indonesia [RTI] yang diikuti oleh Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan BPPSDMP], DPP Petani Partai Nasional Demokrat [Nasdem] dan DPN Gerbang Tani - Partai Kebangkitan Bangsa [PKB] di Jakarta, Kamis [12/9].

Seluruh program ´rebranding´ profesi petani dilakukan Kementan untuk mengawal visi dan misi Presiden RI Joko Widodo dalam pembangunan SDM Indonesia, khususnya SDM pertanian menjadi ulasan utama FGD yang dihadiri oleh Kabid Penyelenggaraan Pendidikan Pusdiktan BPPSDMP, Ismaya NR Parawansa; Ketua DPP Petani Nasdem, Syaiful Bahari; Ketua DPN Gerbang Tani PKB, Idham Arsyad dan Direktur Eksekutif Nasional RTI Jones Batara Manurung pada FGD Rumah Tani Indonesia bertajuk ´Mengawal Visi Pertanian Presiden Terpilih´ di Jakarta.

"Merujuk pada arahan Presiden Jokowi bahwa periode kedua pemerintahannya fokus membangun SDM termasuk sektor pertanian, maka perbaikan sistem pendidikan pertanian khususnya revitalisasi pendidikan vokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi," kata Ismaya NR Parawansa.

Program Kementan melalui Pusdiktan BPPSDMP melalui beberapa program antara lain petani milenial, PWMP, KSTM dan YESS, yang kesemuanya fokus pada regenerasi petani sesuai instruksi dan arahan Mentan Amran Sulaiman, di bawah kendali dan pengorganisasian oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi serta Kepala Pusdiktan BPPSDMP, Idha Widi Arsanti.

"Peningkatan SDM sangat diperlukan menghadapi bonus demografi, karena itu pemerintah khususnya Kementan lebih konsentrasi pada generasi milenial sebgai tumpuan bangsa untuk kembali ke pertanian," kata Ismaya NR Parawansa.

Syaiful Bahari dari Nasdem mengatakan pandangan bahwa bertani identik dengan sawah dan padi perlu diluruskan. Kegiatan bertani itu sangat beragam, tidak hanya melulu soal tanaman padi, namun ada banyak. 

"Menanam sayuran, buah-buahan, dan tanaman pangan lainnya adalah bagian dari kegiatan bertani. Jadi ketika tanaman padi tidak mungkin diterapkan di perkotaan, jenis tanaman lainnya bisa menjadi alternatif," kata Ketua DPP Petani Partani Nasdem.

Pendapat senada dikemukakan oleh Idham Arsyad bahwa regenerasi petani dapat dimulai dari perkotaan, misalnya banyak warga misalnya di Jakarta yang sudah memanfaatkan lahan sempit dan terbengkalai untuk bertani, antara lain digunakan untuk menanam sayuran. Bahkan ada pula yang sengaja memanfaatkan pekarangan rumahnya, sehingga dapat dicontoh oleh generasi muda di lingkungan sekitar setelah hasil panen mendatangkan keuntungan bagi rumah tangganya.

Jones Batara Manurung menambahkan bahwa untuk menjalankan strategi tersebut, diperlukan program  pelatihan, program magang, kegiatan pembinaan dan bimbingan agar mereka mengetahui kemudahan dalam menciptakan dan merintis usaha yang menguntungkan, sehingga mereka pun terdorong untuk menjadi wirausahawan muda pertanian yang mampu menggerakkan dan menciptakan lapangan kerja di sektor pertanian.

"Kementan melalui BPPSDMP mendorong strategi tersebut melalui PWMP yang dirintis oleh Pusdiktan BPPSDM sejak 2016 melibatkan mahasiswa pertanian dari Polbangtan dan perguruan tinggi negeri atau PTN serta alumninya dalam empat tahap kegiatan selama tiga tahun. Tahap penyadaran di tahun pertama, tahun kedua untuk pengembangan dan tahun ketiga untuk tahap kemandirian," kata Ismaya. [Fika]

Jakarta [B2B] - Agriculture extension, education and training programs as part of policy of Indonesian Agriculture Ministry´s under the coordination of the Directorate General of Agency for Agricultural Extension and Human Resources Development or BPPSDMP to attract young people to the agricultural sector as agropreneur. They are Y and Z generations who are interested in information technology and social media, so that agricultural extension must be more active through Facebook, Instagram, Twitter and Linkedin, according to senior Indonesian official.