Panen Padi, BKP Kementan Tagih Komitmen Bulog Serap Gabah Petani

Indonesian Govt Questioned the Bulog`s Commitment to Buy Farmers` Rice

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Panen Padi, BKP Kementan Tagih Komitmen Bulog Serap Gabah Petani
SENTRA PRODUKSI: memasuki masa panen antara lain Jatim, Jateng, NTB, Sumsel, Kalsel, dan Lampung di minggu ketiga hingga akhir Maret 2019, sementara Jawa Barat akan panen raya awal April [Foto: Humas BKP Kementan]

Jakarta [B2B] - Kepala Badan Ketahanan Pangan - Kementerian Pertanian (BKP) Agung Hendriadi mengingatkan komitmen Perum Badan Urusan Logistik [Bulog] untuk segera melakukan serap gabah petani atau Sergap, karena harga gabah kering panen [GKP] mendekati Rp4.070, harga acuan pengadaan gabah/beras untuk GKP di tingkat petani, yang memicu keprihatinan Kementerian Pertanian RI apabila petani harus merugi dan akan mempengaruhi animo petani menanam padi untuk musim tanam berikutnya.

"Bulog harus bertindak cepat, harga sudah terlanjur jatuh. Inilah saatnya Bulog bergegas menyerap gabah petani. Harga GKP mulai turun, mendekati Rp4.070 per kg. Jangan sampai petani merugi dan berteriak, itu akan mempengaruhi animo mereka menanam padi di musim berikutnya," kata Agung Hendriadi selaku Penanggung Jawab - PJ Sergap Nasional pada Senin [18/3].

Dia mengaku telah memantau langsung sentra-sentra produksi utama padi di seluruh Indonesia, yang sudah  memasuki masa panen antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat [NTB], Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Lampung di minggu ketiga hingga akhir Maret 2019, sementara Jawa Barat akan panen raya awal April.

"Kondisi ini merupakan waktu yang tepat bagi Bulog untuk menyerap hasil panen petani secara maksimal. Jika tidak segera diserap, kasihan petani kalau harganya anjlok," katanya didampingi Kasubbag Humas, Eddie Suntoro.

Upaya serap gabah oleh Bulog, diharapkan mendorong stabilisasi harga pangan pokok di tingkat petani konsumen. 

"Jangan sampai petani berteriak kalau harga jatuh. Serap segera. Kalau harga sudah terlanjur jatuh, sulit lagi mengembalikan karena kita tahu kemampuan Bulog juga terbatas," kata Agung.

Dalam upaya mempercepat serapan gabah petani, pihaknya sudah melakukan pendekatan melalui Gapoktan, baik langsung maupun melalui mitra.

"Gapoktan dan mitra sanggup menyetorkan berapa pun jumlahnya yang diperlukan Bulog, sekarang tinggal Bulog yang membuka diri dan membuktikan komitmennya menjalankan tupoksinya untuk kepentingan rakyat," tegas Agung.

Selain berperan dalam stabilisasi harga, Bulog juga berperan mengamankan stabilisasi pasokan. "Kalau harga sudah turun begini, dan Bulog tidak segera menyerap gabah petani berarti Bulog tidak melaksanakan salah satu fungsinya."