PWMP Beri Peluang `Tetap Berpenghasilan Bukan Penghasilan Tetap`
Indonesian Agriculture Ministry Encourages of Farmers Regeneration
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Bogor, Jabar [B2B] - Generasi milenial jangan lagi berharap menjadi pegawai, kemajuan teknologi informasi memberi banyak peluang mengembangkan potensi ekonomi, khususnya sektor pertanian yang kini menarik perhatian generasi muda setelah Kementerian Pertanian RI menawarkan program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian [PWMP] yang memberi peluang ´tetap berpenghasilan´ sementara menjadi pegawai hanya sekadar mendapat ´penghasilan tetap´.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Momon Rusmono dan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan BPPSDMP] Idha Widi Arsanti pada pembukaan ´eksibisi peluang bisnis di sektor pertanian untuk generasi milenial´ bertajuk 1st Millenial Indonesian Agropreneurs disingkat MIA di Botani Square Mall Bogor selama empat hari, 18 - 21 April 2019.
Momon Rusmono pun mengilustrasikan dirinya yang mengabdi hampir 30 tahun sebagai pegawai negeri sipil [PNS] dan kini menjabat eselon satu di Kementan hanya menikmati ´penghasilan tetap´ dan mengandalkan dana tunjangan kinerja [Tukin] dari Kementerian Keuangan RI untuk menabung, sementara generasi milenial dapat meraih pendapatan Rp30 juta per bulan padahal baru lulus kuliah atau setelah mengembangkan agribisnis melalui PWMP tiga tahun yang lalu.
"Saya adalah generasi 80-an sementara kaum milenial adalah mereka yang lahir pada dekade 80-an, yang kini memberi peluang pada Indonesia menikmati bonus demografi mulai 2020. Saya mengabdi sebagai PNS sejak 30 tahun lalu dan harus siap menerima penghasilan tetap dan bukan tetap berpenghasilan, meskipun begitu semangat saya tetap milenial," katanya memotivasi para peserta maupun pengunjung MIA 2019 yang berbondong datang ke Botani Square Mall Bogor.
Sektor pertanian memberi banyak peluang bagi generasi milenial mengembangkan potensi agribisnis, dan saat ini PWMP yang dikembangkan Pusdiktan BPPSDMP mencapai 1.018 unit produksi di seluruh Indonesia, namun sebelum mengembangkan produksi massal harus difikirkan tentang pemasaran dan penjualan agar produksi pertanian yang dikemas dengan baik dapat menarik perhatian konsumen.
"Fikirkan pemasaran dan penjualan sebelum mengembangkan agribisnis sebagai agropreneurship, manfaatkan kemajuan teknologi informasi di era 4.0 dengan mengembangkan aplikasi online atau memanfaatkan market place sehingga dapat menjangkau pasar di luar negeri, dan negara mendapat devisa dari hasil ekspor pertanian yang dikembangkan generasi milenial," kata Momon Rusmono.
PWMP Pusdiktan
Sektor pertanian pada 2010 menyerap 40 juta tenaga kerja nasional, 14 juta di antaranya generasi muda usia 15 - 34 tahun, namun saat ini minat pemuda terus mengendur lantaran citra buram pekerjaan petani seperti dilansir Badan Pusat Statistik (BPS). Hal itu disikapi Pusdiktan BPPSDMP Kementan dengan rebranding profesi petani melalui PWMP.
"PWMP yang merupakan kegiatan Pusdiktan untuk mewujudkan regenerasi petani, yang dirancang untuk mengembangkan peluang bisnis bagi pemuda dan sarjana pertanian mampu menjadi job creator di sektor pertanian khususnya subsektor agribisnis," kata Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti kepada pers usai pembukaan MIA 2019.
Program PWMP dirancang untuk menjadikan lembaga pendidikan sebagai center of agripreneur development berbasis inovasi agribisnis dengan bantuan modal usaha kepada mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polibangtan) dan sarjana pertanian dari perguruan tinggi mitra BPPSDMP dan siswa sekolah kejuruan pertanian (SMK-PP).
"Kegiatan PWMP dilaksanakan dalam empat tahap selama tiga tahun melalui tahap penyadaran di tahun pertama, tahun kedua untuk pengembangan dan tahun ketiga untuk tahap kemandirian, dan 2016 merupakan tahun pionir kegiatan PWMP di Kementan sehingga peserta tahun lalu menjadi leader program regenerasi pertanian maupun rebranding profesi petani," katanya.
Kegiatan pada tahap penyadaran meliputi penetapan tim pelaksana, sosialisasi, pendaftaran, seleksi, bimbingan teknis, dan magang. Sementara penyusunan business plan, pendampingan dan pelaksanaan usaha merupakan rangkaian tahap penumbuhan.
Di tahun kedua, PWMP masuk tahap pengembangan yang meliputi evaluasi usaha, perluasan skala usaha, penjaminan mutu produk dan temu inovasi. Pada tahap pemandirian, program PWMP bergulat pada pengembangan dan penguatan jejaring usaha dengan stakeholders seperti perbankan, investor, pemasok input dan lembaga pemasaran. [Cha]