11 Jet Tempur Sukhoi Dibeli RI dengan Skema Imbal Beli US$1,14 Miliar

Indonesia to Buy $1.14 Billion Worth of Russian Jets

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


11 Jet Tempur Sukhoi Dibeli RI dengan Skema Imbal Beli US$1,14 Miliar
Pesawat jet tempur Sukhoi SU-35 (Foto: MailOnline)

INDONESIA akan membeli 11 pesawat jet tempur Sukhoi senilai $1,14 miliar dari Rusia dengan mekanisme imbal dagang berupa uang tunai dan ekspor komoditas pertanian.

Indonesia berkomitmen untuk mengekspor komoditas pertanian senilai US$570 juta selain uang tunai untuk membayar jet tempur Sukhoi SU-35, yang diperkirakan akan dimulai secara bertahap dalam dua tahun.

Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bahwa rincian jenis dan volume komoditas "masih dinegosiasikan". Sebelumnya dia sempat mengatakan ekspor komoditas pertanian tersebut adalah minyak sawit, teh, dan kopi.

Kesepakatan tersebut diperkirakan akan segera selesai antara perusahaan dagang negara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Rostec dari Rusia.

Rusia saat ini menghadapi babak baru sanksi perdagangan yang diterapkan AS.

Sementara itu, Indonesia sebagai berupaya mempromosikan produk kelapa sawitnya di tengah ancaman pemotongan konsumsi oleh negara-negara Uni Eropa. Indonesia juga mencoba untuk memodernisasi angkatan udara setelah serangkaian kecelakaan penerbangan militer.

Indonesia, yang memiliki surplus perdagangan senilai US$ 411 juta dengan Rusia pada 2016, ingin memperluas kerjasama bilateral di bidang pariwisata, pendidikan, energi, teknologi dan penerbangan seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.

INDONESIA will buy 11 Sukhoi fighter jets worth $1.14 billion from Russia in exchange for cash and Indonesian commodities, two cabinet ministers said on Tuesday.

The Southeast Asian country has pledged to ship up to $570 million worth of commodities in addition to cash to pay for the Suhkoi SU-35 fighter jets, which are expected to be delivered in stages starting in two years.

Indonesian Trade Minister Enggartiasto Lukita said in a joint statement with Defence Minister Ryamizard Ryacudu that details of the type and volume of commodities were "still being negotiated". Previously he had said the exports could include palm oil, tea, and coffee.

The deal is expected to be finalised soon between Indonesian state trading company PT Perusahaan Perdangangan Indonesia and Russian state conglomerate Rostec.

Russia is currently facing a new round of U.S.-imposed trade sanctions.

Meanwhile, Southeast Asia's largest economy is trying to promote its palm oil products amid threats of a cut in consumption by European Union countries. Indonesia is also trying to modernise its ageing air force after a string of military aviation accidents.

Indonesia, which had a $411 million trade surplus with Russia in 2016, wants to expand bilateral cooperation in tourism, education, energy, technology and aviation among others.