Koperasi di Indonesia Harus Segera `Spin Off` Sebelum Digilas Trend Global

Indonesian Cooperatives Should be Make Endogenous Economic Development: Observer

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Koperasi di Indonesia Harus Segera `Spin Off` Sebelum Digilas Trend Global

Jakarta (B2B) - Koperasi di Indonesia harus bergegas melakukan rekayasa kelembagaan dengan spin off, di sisi lain masyarakat perlahan meninggalkan koperasi lantaran bisnis sektor keuangan mengarah pada 'fee-based income' tetapi koperasi masih mengandalkan 'selisih jasa dari simpanan dan pinjaman (spread), sementara koperasi primer di mancanegara berbondong-bondong spin off seperti dilakukan Grup Koperasi Mondragon di Spanyol dan i-coop di Korea Selatan.

"Langkah spin off sudah jadi trend global, misalnya Grup Koperasi Mondragon di Spanyol punya badan hukum di sektor industri, keuangan, pendidikan, ritel dan sebagainya. Lihat i-coop di Korea yang menghubungkan produsen dan konsumen dalam jaringan bisnis mereka," kata pengamat perkoperasian Suroto, yang juga Ketua Umum Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (Akses).

Menurutnya, apabila koperasi di Indonesia tidak melakukan spin off maka kegiatan bisnis koperasi akan tertinggal jauh dari entitas bisnis lainnya, padahal perbankan dan bisnis financial technology (Fintech) sudah banyak menggerus captive market dari koperasi.

"Kalau dibiarkan berjalan linier dan biasa saja maka koperasi bisa tertinggal dari lintas bisnis modern. Pasalnya, spin off penting dilakukan untuk menjawab kebutuhan anggota koperasi, dengan ribuan anggota tentu tuntutan anggotanya akan banyak sekali," kata Suroto.

Dia mengilustrasikan tentang rapat anggota tahunan (RAT) di koperasi simpan pinjam (KSP) tentu anggota KSP tidak hanya menuntut layanan keuangan, tapi juga kebutuhan sehari-hari, "ini artinya koperasi perlu segera membangun layanan bisnis ritel. Ketika banyak anggota koperasi yang sakit, mereka membutuhkan layanan jasa kesehatan dan sebagainya."

Suroto menambahkan, integrasi bisnis koperasi akan mendorong anggota koperasi lebih aktif mendukung pengembangan koperasi, dan mendorong munculnya inovasi bisnis sehingga koperasi tidak akan mengalami kelebihan likuiditas.

Jakarta (B2B) - Cooperatives in Indonesia should rush to spin off, after the community begins to shift from cooperatives as financial business leads to 'fee-based income' but cooperatives still rely on spreads from savings and loans, while primary cooperatives abroad spin off like Mondragon Cooperative Group in Spain and i-coop in South Korea.

"Spin off has become a global trend, for example Mondragon Cooperative Group in Spain has legal entities in industry, finance, education, retail and others. For example i-coop in Korea that connects producers and consumers in their business network," said the cooperative observer Suroto, who is also Chairman Association of Socio-Economic Strategic Cadres.

According to him, if the cooperative in Indonesia is not spin off then the business will be left behind from other business entities, whereas banking and financial technology business (Fintech) has been much eroded captive market of the cooperatives.

"If it is not spin off, the cooperative can be left behind from modern business because the spin off is important to answer the needs of cooperative members, with thousands of members, the demands of cooperative members are also more and more," Suroto said.

He illustrates the annual member meetings in the savings and loan cooperatives, members not only demand financial services, but also daily needs, "that means the cooperative should immediately develop retail business services."

Suroto said that cooperative business integration will encourage cooperative members to actively support the development of cooperatives, and encourage business innovation so as not to excess liquidity.