Inovasi Alumni 1983, STPP Malang Luncurkan `Hidrofarm` Pengatur Air Tanaman

Alumni of Indonesian Agriculture College Develop Innovation of Hydrofarm

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Inovasi Alumni 1983, STPP Malang Luncurkan `Hidrofarm` Pengatur Air Tanaman

Malang, Jatim (B2B) - Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Malang - STPP Malang meluncurkan hidrofarm, inovasi teknologi yang dapat mendeteksi dan melakukan pengaturan air pada tanaman, karya alumni 1983 yang bermanfaat menjadi ´entry point´ pengembangan teaching factory, yang menjadi syarat utama pengembangan STPP Malang menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polibangtan).

Ketua STPP Malang, Surachman Suwardi yang diwakili Budianto MP mengapresiasi karya Wahono, alumni 1983 mendukung pengembangan STPP Malang menjadi salah satu Polibangtan di bawah kendali Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian RI, sehingga hidrofarm dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa.

"Karya inovasi luar biasa alumni STPP Malang, meskipun belum berubah menjadi Polibangtan sudah melakukan sesuatu yang luar biasa untuk almamaternya, dan menjadi sarana pendukung program studi pembangunan pertanian berkelanjutan Polibangtan yakni pertanian perkotaan. Begitu diluncurkan maka ada media pembelajaran untuk teaching factory, inilah bukti hubungan batin alumni dengan almamater," kata Surachman Suwardi seperti dikutip Budianto dalam kata sambutannya pada peluncuran hidrofarm di Malang, Sabtu (7/4).

Wahono menambahkan bahwa hidrofarm adalah teknologi yang dapat mendeteksi atau melakukan pengaturan air pada tanaman secara otomatis. "Hidrofarm akan mendeteksi otomatis apabila tanaman kekurangan air, dan dapat diterapkan pada lahan kering, lahan kritis dan rawa.

Budianto mengutip Surachman yang menyatakan harapannya agar STPP Malang dikembangkan sebagai ´kampus inovasi teknologi´ dan mengajak seluruh civitas academica untuk mendukung inovasi teknologi bagi kemajuan pertanian nasional.

"Mahasiswa STPP Malang disiapkan menjadi petani dan wirausahawan muda yang berfikir maju, terdidik dan terlatih untuk mendukung swasembada pangan," kata Surachman.

Kementerian Pertanian RI tengah menyiapkan pengembangan 10 Polibangtan di seluruh Indonesia, bertumpu pada ilmu pertanian terapan yang mengadopsi konsep ´teaching factory´ berorientasi produksi dan bisnis, sehingga menghasilkan lulusan vokasi terampil.

Malang of East Java (B2B) -  Malang´s Agriculture Extension College or STPP Malang launches hydrofarm, technological innovations that can detect and manage water on plants, innovation of Alumni 1983 will be useful to support the development of teaching factory, which became the requirement of the development of STPP Malang became a polytechnic of agricultural development or Polibangtan.

The Rector of STPP Malang, Surachman Suwardi represented by Budianto MP appreciated Wahono´s work, alumni of 1983 supported the development of STPP Malang became one of Polibangtan under the control of the Directorate General of Agency for Agricultural Extension and Human Resources Development or BPPSDMP at the Agriculture Ministry.

"The remarkable innovation of alumni, has done something extraordinary for his alma mater, and become supporting facilities of sustainable agriculture development study program such as urban agriculture. Once launched, there is a learning media for teaching factory, this is proof of the inner relationship of alumni with alma mater," said Mr Suwardi as quoted by Mr Budianto in his speech at the launch of hydrofarm here Saturday (April7).

Wahono said that hydrofarm is a technology that can detect or regulate water in plants automatically. "Hydrofarm will detect automatically when the plant is less water, and can be applied to dry land, critical land and swamp."

Mr Budianto quoted Mr Suwardi who expressed his hope that STPP Malang was developed as a ´campus of technological innovation´ and invited all civitas academica to support technological innovation for the advancement of national agriculture.

"STPP Malang students are prepared to be young farmers and entrepreneurs who think ahead, educated and trained to support food self-sufficiency," he said.