Kebumen, Jateng [B2B] - Menekan penggunaan pestisida kimia lalu beralih ke produk hayati adalah tujuan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA]. Utamanya, gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan [Gerdal OPT] preventif di lokasi Demplot CSA.
Inovasi CSA diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada 24 kabupaten di 10 provinsi, di antaranya Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Penerapan Gerdal OPT ditempuh para petani CSA Kebumen, untuk mencegah serangan hama ulat penggerek batang padi pada lahan Demplot CSA di Desa Sukomulyo, Kecamatan Rowokele. Mereka didampingi penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Rowokele dan mahasiswa KKN UIN Saizu Purwokerto.
Gerdal OPT diterapkan bagi padi usia 35 hari setelah tanam [HST]. Pasalnya, padi 35 HST merupakan masa peralihan dari fase vegetatif ke generatif yang membutuhkan nutrisi tinggi. Di fase ini, biasanya petani melakukan pemupukan kedua agar padi bisa maksimal menyerap unsur hara serta mencegah ulat penggerek batang padi, yang menghambat tanaman menyerap unsur hara.
Upaya petani dan penyuluh CSA Kebumen sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa Kementan telah menetapkan arah kebijakan pembangunan dengan mengoptimalkan sumber daya alam [SDA] maupun SDM serta memanfaatkan teknologi mutakhir, mekanisasi dan korporasi hulu ke hilir.
"Fokusnya memperkuat produksi komoditas strategis seperti pada dan jagung sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo. Tekan impor. Capai swasembada pangan. Kita pernah meraihnya maka harus kembali dicapai," katanya.
Upaya tersebut, kata Mentan Amran, salah satunya, dengan mematok target produksi beras pada 2024 mencapai 35 juta ton, ketimbang produksi 2023 sebanyak 31 juta ton.
Hal tersebut didukung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian.
"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.
Gerdal OPT
Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP fokus antisipasi perubahan iklim global pada sektor pertanian.
Kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi [DI] Program SIMURP.
Project Manager SIMURP Sri Mulyani menjelaskan Program CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak.
"Pengelolaannya pada lintas empat kementerian dan lembaga yaitu Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR, dan Kemendagri," katanya.
Penyuluh CSA Kebumen, Cahyo Sulis mengatakan hingga saat ini, serangan hama ulat penggerek batang padi dapat dikendalikan dengan Gerdal OPT. Memanfaatkan pestisida hayati berupa Bacillus thuringensis [BT-Max] berbentuk tepung, yang merupakan salah satu paket fasilitasi kegiatan Demplot CSA mendukung Genta Organik.
"Penerapannya, satu sachet dilarutkan dalam satu liter air dan didiamkan selama tiga hingga 24 jam tanpa penutupan, lalu diencerkan kembali dengan 60 liter air," katanya.
Cahyo Sulis menambahkan, Poktan Rukun Tani di Desa Sukomulyo, Kecamatan Rowokele merupakan salah satu ´poktan satelit´ yang ditunjuk melaksanakan Demplot CSA.
Lima Poktan satelit dari dua desa di Kecamatan Rowokele mengikuti tiga kali pertemuan Demplot CSA mendukung Genta Organik pada Oktober dan November 2023. Sementara Demplot seluas satu hektar dilaksanakan di Poktan Rukun Tani sebagai laboratorium lapangan.
"Varietas padi yang digunakan mekongga, salah satu varietas rendah emisi GRK dan tahan serangan hama. Sistem tanamnya jajar legowo 4:1 sehingga memudahkan petani CSA dalam penyemprotan dan perawatan tanaman," katanya. [timsimurpkementan]
Kebumen of North Sumatera [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.