SDM Berkualitas, Kementan Teken Kesepakatan dengan Sumba Tengah
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Sabtu, 28 Mei 2022
KERJASAMA KEMENTAN: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [kiri] menyerahkan cenderamata pada Bupati Sumba Tengah, Paulus SK Limu usai menandatangani Nota Kesepakatan Kementan dan Pemkab Sumba Tengah

Sumba Tengah, NTT [B2B] - Kementerian Pertanian RI menandatangani Nota Kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten [Pemkab] Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT]. Tujuannya, neningkatkan SDM pertanian Sumba Tengah menjadi profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausahawan milenial.

Nota Kesepakatan tersebut sejalan Komitmen Pemerintah di bawah komando Presiden RI Joko Widodo untuk meningkatkan kesejahteraan di daerah tertinggal bukan semata wacana. Terbukti  Program Food Estate (FE) di Sumba Tengah, NTT,  pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI berupaya  mengatasi persoalan kemiskinan.

"Program Food Estate di Sumba Tengah sangat berhasil, karena mampu mengatasi kemiskinan yang dialami warga di daerah tersebut," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Nota Kesepakatan diteken oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi dan Bupati Paulus SK Limu di Waibakul, ibukota Sumba Tengah pada Jumat [27/5].

"Kami sepakat untuk meningkatkan kualitas SDM melalui penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan pertanian. Tak hanya itu, akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi pertanian, dukungan sarana dan prasarana dalam rangka pengembangan SDM pertanian sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri," kata Dedi Nursyamsi dan Paulus SK Limu.

Kabadan mengajak seluruh insan pertanian di Sumba Tengah untuk memanfaatkan potensi alam yang dilimpahkan oleh Tuhan.

"NTT itu surganya petani, peternak dan nelayan, dan akan sia-sia apabila tidak dimanfaatkan dan diolah dengan baik. Hari ini kita berkumpul disini, ada bupati, wakil bupati, kepala UPTD, camat, lurah, petani, Gapoktan dan penyuluh untuk apalagi, kalau bukan untuk memajukan sektor pertanian," kata Dedi.

Dia mengajak mulai saat ini insan-insan pertanian Sumba Tengah melakukan transformasi sektor pertanian dari tradisional menjadi modern. Semula hanya fokus di hulu, kini harus fokus pula di hilir, mulai dari paska panen dan pengolahan, tak kalah penting adalah akses pemasaran.

Kalau ini bisa terjadi, saya yakin tak hanya ekspor ke luar Sumba, juga mampu ekspor ke mancanegara," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, Kementan menetapkan Sumba Tengah sebagai kawasan food estate, yang merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam satu kawasan.

Food Estate
Luas kawasan Food Estate Sumba Tengah, sekitar 11 ribu hektar, terdiri atas lahan yang telah ditanami padi seluas 5.400 hektar sementara 5.600 hektar ditanami jagung dan palawija. Sesuai tipikal lahan untuk persawahan dan sebagian lahan kering,  dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman jagung dan peternakan.

"Hasil yang diperoleh sangat luar biasa. Program Food Estate di Sumba Tengah sangat berhasil. Keberhasilannya akan mengurangi jumlah warga miskin di salah satu kabupaten di Pulau Sumba, sehingga warga miskin menjadi berkurang," kata Mentan Syahrul.

Keberhasilan tersebut pun dibeberkan oleh Bupati Paulus SK Limu. Di tahun pertama, produktivitas mencapai 5,4 ton, tahun kedua yakni 2021 mencapai enam ton.

"Capaian luar biasa, mengingat hampir seluruh petani di Sumba Tengah tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Rata-rata mereka tidak lulus SD," katanya.

Bupati Paulus tiada henti mengucap syukur pada Tuhan YME dan mengapresiasi pemerintah pusat yang turun langsung ke lokasi Food Estate Sumba Tengah.

"Bantuan 300 Alsintan, benih dan sarana prasarana lainnya tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh SDM pertanian yang mumpuni. Hadirnya BPPSDMP Kementan melalui pendampingan penyuluh, mahasiswa Polbangtan dan kegiatan pelatihan mampu mengubah pola pikir dan kebiasaan petani. Tak dapat dipungkiri, hal itu menjadi pendongkrak peningkatan produktivitas di Sumba khususnya Sumba Tengah," tambah Paulus.

Menanggapi hal ini, Dedi Nursyamsi mengakui bahwa Food Estate Sumba Tengah tidak akan berhasil tanpa dukungan pemerintah daerah.

"Sinergi tak akan berhasil bila tidak didukung pemimpin daerah, yang mencintai sektor pertanian, berarti mencintai rakyatnya. Kenapa? Sektor pertanian berkaitan dengan pangan, dengan hajat hidup dan keberlangsungan hidup rakyat. Mencintai pertanian berarti mencintai rakyatnya, dapat dipastikan pemimpin daerah seperti ini sangat dicintai oleh rakyatnya," sanjung Dedi Nursyamsi pada Bupati Paulus SK Limu.

Dia berharap kabupaten-kabupaten yang memiliki warga miskin terbanyak di NTT untuk dapat mengaplikasikan program Food Estate Sumba Tengah dalam upaya mengatasi kemiskinan.

"Kalau mau kaya atau tidak miskin, ya bertani. Alam NTT sangat potensial untuk pengembangan usaha pertanian yang mampu membuat petani menjadi kaya dan keluar dari lilitan kemiskinan. Pemerintah akan siap membantu memberikan bantuan pendidikan bagi petani dan bantuan peralatan mesin pertanian untuk pengembangan usaha pertanian," kata Dedi di kantor Bupati Sumba Tengah. [YESS]


Sumba of East Nusa Tenggara [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.

TERKAIT - RELATED