Purworejo, Jateng [B2B] - Peningkatan produktivitas padi hingga 10,6 ton gabah kering panen [GKP] per hektar pada Demplot Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] di Desa Kalimiru membuat happy petani CSA binaan Program SIMURP setelah menerapkan tanam padi Jajar Legowo [Jarwo] plus inovasi CSA lainnya dari SIMURP.
Capaian Demplot CSA juga disambut gembira oleh Kepala Desa [Kades] Kalimiru di Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah dengan alokasi anggaran desa Rp170 juta untuk pengadaan sejumlah drone semprot.
Kades Kalimiru mengeluarkan kebijakan untuk Musim Tanam [MT] II bahwa petani Kalimiru wajib menerapkan sistem tanam Jarwo. Hingga saat ini, areal sawah di Desa Kalimiru yang telah ditanami padi dengan sistem Jarwo mencapai luasan 35 hektar, sehingga Kades menginginkan luas tanam CSA diperluas pada Musim Tanam II.
Kebijakan Kades merespons keberhasilan panen padi dari Demplot CSA di Desa Kalimiru mencapai 10,6 ton GKP/ha, dari hasil Hitung Ubinan pada 2023 oleh Badan Pusat Statistik [BPS] Purworejo.
Sistem tanam Jarwo merupakan pola tanam yang berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong. Sasarannya, memacu produktivitas seraya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Komitmen Kades Kalimiru diapresiasi oleh Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani sebagai upaya replikasi inovasi CSA yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada 24 kabupaten di 10 provinsi.
Sri Mulyani berada di Purworejo dalam rangka survei dan monitoring penerapan inovasi CSA yang digulirkan Program SIMURP sejak 2021. Tim SIMURP Kementan didampingi tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN] serta Badan Standarisasi dan Instrumen Pertanian [BSIP].
Upaya Kades dan dukungan Program CSA SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan, karena merupakan faktor penentu keberlangsungan sebuah negara.
"Saya ingatkan ketahanan pangan itu merupakan ketahanan negara. Karena sudah banyak negara yang kelaparan dan menghentikan ekspor beras," katanya.
Menurutnya, dampak yang ditimbulkan apabila ketahanan pangan terganggu berbeda dengan krisis ekonomi atau kesehatan. Saat krisis ekonomi melanda, dia meyakini kondisi Indonesia masih aman, bahkan petani masih happy.
Hal tersebut didukung oleh Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders.
"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaman serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.
Jarwo dan Drone
Direktur NPIU SIMURP, Bustanul Arifin Caya mengatakan inovasi CSA menerapkan pola tanam Jajar Legowo yang berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong.
"Tujuannya, memacu produktivitas seraya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," katanya.
Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani mengatakan komitmen Kades Kalimiru di Purworejo bagi keberlanjutan Program SIMURP baik teknis dan materil, Pemerintah Desa Kalimiru mengalokasikan anggaran APBDes sebesar Rp170 juta di antaranya untuk pengadaan sejumlah drone semprot.
Penggunaan drone semprot merupakan salah satu langkah strategis mendukung Program CSA SIMURP, untuk mengatasi tantangan perubahan iklim di sektor pertanian.
"Teknologi drone semprot tidak hanya efisien, juga ramah lingkungan, sesuai prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan," kata Sri Mulyani.
Penggunaan drone semprot, katanya lagi, juga diharapkan membantu petani mengoptimalkan penggunaan pestisida dan pupuk, mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas tanaman.
Sistem tanam Jarwo didukung pengairan Alternate Wetting and Drying [AWD] berupa pergiliran basah dan kering terbukti mampu hemat air hingga 20%. [timsimurpkementan]
Purworejo of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.