Karawang, Jabar [B2B] - Pengembangan produk hilir hasil panen pertanian tiada henti diserukan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada para petani di seluruh Indonesia, tak terkecuali bagi petani pada lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] yang melaksanakan arahan orang nomor satu di Kementerian Pertanian RI tersebut.
Implementasi arahan Mentan Syahrul dilaksanakan oleh Kelompok Wanita Tani [KWT] Durian Tani dan Kelompok Tani [Poktan] di lokasi Demonstration Plot [Demplot] Scalling Up dari Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] di Desa Karyasari, Kecamatan Rengasdengklok, Provinsi Jawa Barat.
Produk olahan yang merupakan hilirisasi hasil panen CSA ditampilkan Kementan bersama SIMURP pada Hari Temu Lapang Petani atau Farmer Field Day [FFD] lokasi CSA di Desa Karyasari, Rengasdengklok pada Rabu [2/8]. Produk yang ditampilkan antara lain terasi, beras berlabel Putka dari singkatan petani utara Karawang, rengginang, jajanan snack dan lainnya.
Kinerja KWT dan Poktan lokasi Demplot CSA diapresiasi Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura [TPH] Rahmat Hidayat mewakili Kepala Dinas TPH Pemprov Jabar, Asep Hazar yang hadir pada kegiatan FFD tersebut didampingi Project Manager SIMURP, Sri Mulyani beserta Forkopimda dan Muspika setempat.
Upaya petani CSA sejalan arahan Mentan Syahrul bagi petani dan penyuluh dari lokasi kegiatan SIMURP pada 24 kabupaten dari 10 provinsi berperan aktif mengembangkan produk olahan pertanian sebagai upaya hilirisasi CSA.
"Tingkatkan kualitas produk hilir inovasi petani CSA agar disukai konsumen. Jangan cepat puas, terus berinovasi," katanya saat mengunjugi Stand SIMURP pada Pekan Nasional Petani dan Nelayan [Penas] ke XVI 2023 di Kota Padang, Sabtu [10/6].
"Kita harus berterimakasih kepada petani, karena pertanian menjadi bantalan ekonomi dalam menghadapi pandemi," katanya.
Ke depan, kata Mentan Syahrul, dunia akan dihadapkan pada ancaman krisis pangan global, diperkirakan 30% produktivitas pertanian diprediksi akan terus menurun.
“Kita harus siap mengantisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global” katanya lagi.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan produk-produk pertanian akan mampu memberikan nilai tambah jika kita mampu mengolah produk-produk pertanian menjadi produk turunan.
"Oleh karena itu, jangan terfokus di hulu. Jangan fokus di on farm atau budidaya saja. Juga fokus pada pascapanen, pengolahan, pengemasan, pemasaran hingga perdagangan, karena di hilir atàu olahan akan diperoleh nilai tambah," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, nilai produk olahan jauh lebih besar ketimbang produkk hulu. Contohnya, jika petani menjual padi hanya jual gabah laku harga 4.000 tetapi kalau gabah diproses menjadi beras maka harganya lebih tinggi.
"Daging sapi misal jika kita jual Rp 130.000/kg kemudian kita olah menjadi produk turunan seperti abon, bakso dan sosis sudah pasti nilai tambahnya meningkat," katanya lagi.
Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya mengubah mindset petani dan masyarakat tani mulai berorientasi bisnis bukan sekadar berproduksi memenuhi kebutuhan pangan.
Kegiatan FFD dipimpin Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mewakili Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya mengapresiasi produk olahan Poktan dan KWT lokasi Demplot Scalling Up di Desa Karyasari, Kecamatan Rengasdengklok, Jawa Barat.
Sri Mulyani menaruh perhatian khusus pada produk hilirisasi tersebut seraya mendorong petani setempat untuk meningkatkan kualitas produk olahan hasil pertanian agar bernilai tambah, sehingga dapat mengubah mindset petani dan KWT agar mengedepankan orientasi bisnis. [timsimurpkementan]
Karawang of West Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.