Bogor, Jabar [B2B] - Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dari Polbangtan Bogor, tak menyangka bisnis bebek petelurnya meraih sukses melalui The Duck Farm, kelompok usaha mahasiswa tingkat dua jurusan peternakan beranggotakan tiga mahasiswa yakni Yusuf Al Qardhawi, Wafa Nur Ambia, dan Siti Maimuna.
Ketiganya memulai wirausaha di kalangan mahasiswa Polbangtan Bogor, dengan mengikuti Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian [PWMP] berupa program yang ditawarkan Kementerian Pertanian RI dengan membentuk kelompok usaha.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bicara pembangunan pertanian adalah bicara pembangunan SDM pertanian.
"Seluruh program yang dirancang Kementan berpusat pada penguatan kapasitas SDM. Setiap insan pertanian terus berkarya dan berusaha membangun pertanian Indonesia, meningkatkan produksi, memperkuat rantai nilai dan mendongkrak ekspor komoditas pertanian," katanya.
"Pertanian memiliki potensi yang luar biasa. Potensi yang bisa menghasilkan. Kita berharap generasi muda bisa menggarap sektor ini. Karena, pertanian seperti merpati yang tidak pernah ingkar janji," tambah Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa peningkatan produktivitas pertanian dilakukan melalui peningkatan kualitas, kapasitas, dan pengetahuan SDM pertanian.
"Selain itu, petani milenial juga berperan penting dalam menjaga kestabilan pangan nasional. Petani milenial wajib melek teknologi saling berkolaborasi dengan penyuluh dan insan tani lain, saling menguntungkan," katanya.
The Duck Farm adalah kelompok usaha mahasiswa tingkat dua jurusan peternakan Polbangtan Bogor yang bergerak dibidang usaha agro produksi petelur. Kelompok ini beranggotakan tiga mahasiswa/i yakni Yusuf Al Qardhawi, Wafa Nur Ambia, dan Siti Maimuna.
Kelompok The Duck Farm ini mengawali bisnis bebek pada 2022, sementara untuk permodalan, mereka menerima manfaat Hibah Kompetitif dari Program YESS PPIU Jabar yang digunakan untuk perbaikan fasilitas kandang termasuk peralatan dan penyediaan bebek petelur dengan umur 4,5 bulan.
Direktur Polbangtan Bogor, Syaifuddin Anwar mengatakan bebek petelur menjadi komoditas peternakan yang dapat dikembangkan dalam berwirausaha.
"Hal ini mempertimbangkan perawatan yang cukup mudah dan peluang untuk pasar telur yang masih terbuka lebar," katanya.
The Duck Farm mengembangkan bebek petelur dari jenis lokal, Mojosari. Saat ini populasi yang dipelihara adalah 50 ekor siap bertelur [layer] yakni 50 betina berproduksi rata-rata per hari 35 hingga 40 butir telur.
“Kami melakukan usaha ini, sebagai sarana belajar untuk kami pribadi bagaimana melakukan pemeliharaan petelur yang tepat sehingga bisa berproduksi tinggi," kata Yusuf Al Qardhawi mewakili kedua rekannya.
Menurutnya, untuk memulai belajar cara me-manage waktu yang tepat dan juga belajar mengelola dan menginvestasikan uang dengan tepat dan lebih bermanfaat.
Yusuf menambahkan, pemeliharaan yang dilakukan sama dengan pemeliharaan ternak pada umumnya, yakni memberikan pakan, air minum di pagi, siang dan sore hari memanen telur di pagi hari dan sanitasi kandang dan lingkungan kandang secara rutin serta pembuatan telur asin.
Menurut Wafa Nur Ambia “faktor tempat dan pemeliharaan adalah hal yang penting dalam beternak bebek. Sebab jika stres karena tempatnya tidak nyaman, produksi telur bebek menurun.”
"Untuk penjualan telur bebek mentah dihargai Rp 2.500 per butir sedangkan untuk telur asin dijual dengan harga Rp.4.000 per butir dipasarkan di sekitar kampus serta pasar swalayan Cigombong - Caringin," katanya.
Siti Maimuna menambahkan anak muda yang ingin beternak bebek tidak perlu risau karena manajemen budidaya bebek lebih mudah dibandingkan unggas lainnya dan permintaan pasar akan telur bebek terus meningkat. [wisda/timhumaspolbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.